Siapakah Wali Qutb Saat ini ?? Dimanakah ia ??
Syaikhul
Akbar Ibnu Araby dalam kitab Futuhatul Makkiyah membuat klasifikasi tingkatan
wali dan kedudukannya. Jumlah mereka sangat banyak, ada yang terbatas dan yang
tidak terbatas. Sedikitnya terdapat 9 tingkatan, secara garis besar dapat
diringkas sebagai berikut :
1.
AlAqtab
berasal dari kata tunggal Al Qutub yang memiliki arti penghulu. Dari sini dapat
kita simpulkan bahwa Al Aqtab adalah derajat kewalian yang tertinggi. Jumlah
wali yang memiliki derajat tersebut hanya terbatas seorang saja untuk setiap
waktunya. Seperti Abu Yazid Al Busthami dan Ahmad Ibnu Harun Rasyid Assity. Di
antara mereka ada yang memiliki posisi di bidang pemerintahan, meskipun
tingkatan taqarrubnya juga mencapai derajat tinggi, seperti para Khulafa? Ur
Rasyidin, Al Hasan Ibnu Ali, Muawiyah Ibnu Yazid, Umar Ibnu Abdul Aziz dan Al
Mutawakkil.
2.
Al Aimmah
berasal dari kata tunggal imam yang memiliki arti pemimpin. Setiap waktunya
hanya ada dua orang saja yang dapat mencapai derajat Al Aimmah.
Keistimewaannya, ada di antara mereka yang pandangannya hanya tertuju ke alam
malakut saja, ada pula yang pandangannya hanya tertuju di alam malaikat saja.
3.
Al Autad
berasal dari kata tunggal Al Watad yang memiliki arti pasak. Yang memperoleh
derajat Al Autad hanya ada empat orang saja setiap waktunya. Kami menemukan
seorang di antara mereka dikota Fez di Morocco. Mereka tinggal di utara, di
timur, di barat dan di selatan bumi, mereka bagaikan penjaga di setiap pelosok
bumi. hanya dengan ilmu bisa mengenal. kalau tidak musuh yang nyata dapat
menyamar.
4.
Al Abdal
berasal dari kata Badal yang memiliki arti menggantikan. Yang memperoleh
derajat Al Abdal itu hanya ada tujuh orang dalam setiap waktunya. Setiap wali
Abdal ditugaskan oleh Allah untuk menjaga suatu wilayah di bumi ini. Dikatakan
di bumi ini memiliki tujuh daerah. Setiap daerah dijaga oleh seorang wali
Abdal. Jika wali Abdal itu meninggalkan tempatnya, maka ia akan digantikan oleh
yang lain. Ada seorang yang bernama Abdul Majid Bin Salamah pernah bertanya
pada seorang wali Abdal yang bernama Muaz Bin Asyrash, praktek apa yang
dikerjakannya sampai ia menjadi wali Abdal? Jawab Mu’adz Bin Asyrash: “Para
wali Abdal mendapatkan derajat tersebut dengan empat kebiasaan, yaitu sering
lapar, gemar beribadah di malam hari, suka diam dan mengasingkan diri”.
5.
An Nuqaba?
berasal dari kata tunggal Naqib yang memiliki arti kepala kaum. Jumlah wali
Nuqaba? dalam setiap waktunya hanya ada dua belas orang. Wali Nuqaba? itu
diberi karamah mengerti sedalam-dalamnya tentang hukum-hukum syariat. Dan
mereka juga diberi pengetahuan tentang rahasia yang tersembunyi di hati
seseorang. Selanjutnya mereka pun mampu untuk meramal tentang karakter dan
nasib seorang melalui bekas jejak kaki seseorang yang ada di tanah. Sebenarnya
hal ini tidaklah aneh. Kalau anggota jejak dari Mesir bisa mengungkap rahasia
seorang setelah melihat bekas jejaknya. Apakah Allah tidak mampu membuka
rahasia seseorang kepada seorang waliNya?
6.
An Nujaba?
berasal dari kata tunggal Najib yang memiliki arti bangsa yang mulia. Wali
Nujaba? pada umumnya selalu disukai orang. Dimana saja mereka mendapatkan
sambutan orang banyak. Kebanyakan para wali tingkatan ini tidak merasakan diri
mereka adalah para wali Allah. Yang dapat mengetahui bahwa mereka adalah wali
Allah hanyalah seorang wali yang lebih tinggi derajatnya. Setiap zaman jumlah
mereka hanya tidak lebih dari delapan orang.
7.
Al Hawariyun
berasal dari kata tunggal Hawariy yang memiliki arti penolong. Jumlah wali
Hawariy ini hanya ada satu orang saja di setiap zamannya. Jika seorang wali
Hawariy meninggal, maka kedudukannya akan di-ganti orang lain. Di zaman Nabi
hanya sahabat Zubair bin Awwam saja yang mendapatkan derajat wali Hawariy
seperti yang dikatakan oleh sabda Nabi: “Setiap Nabi memiliki Hawariy.
Hawariyku adalah Zubair ibnul Awwam “.
Meskipun pada waktu itu Nabi memiliki cukup banyak sahabat yang setia dan selalu berjuang di sisi beliau. Tetapi beliau saw berkata demikian, karena ia tahu hanya Zubair saja yang meraih derajat wali Hawariy. Kelebihan seorang wali Hawariy biasanya seorang yang berani dan pandai berhujjah.
Meskipun pada waktu itu Nabi memiliki cukup banyak sahabat yang setia dan selalu berjuang di sisi beliau. Tetapi beliau saw berkata demikian, karena ia tahu hanya Zubair saja yang meraih derajat wali Hawariy. Kelebihan seorang wali Hawariy biasanya seorang yang berani dan pandai berhujjah.
8.
Ar Rajbiyun
berasal dari kata tunggal Rajab. Wali Rajbiyun itu adanya hanya di bulan Rajab
saja. Mulai awal Rajab hingga akhir bulan mereka itu ada. Selanjutnya kondisi
mereka kembali normal seperti semula. Setiap waktu, jumlah mereka hanya ada
empat puluh orang saja. Para wali Rajbiyun ini terpecah di berbagai wilayah. Di
antara mereka ada yang saling mengenal, tapi kebanyakan tidak. Disebutkan bahwa
ada sebagian orang dari Wali Rajbiyun yang dapat melihat hati orang-orang Syiah
melalui kasyaf. Ada dua orang Syiah yang mengaku sebagai Ahlu Sunnah dihadapan
seorang wali Rajbiyun. Lalu keduanya diusir, karena wali Rajbiyun itu melihat
keduanya berupa dua ekor babi, sebab keduanya membenci Abu Bakar, Umar dan
sahabat-sahabat lain. Ke-duanya hanya mencintai Ali dan sejumlah sahabatnya.
Ketika keduanya bertanya padanya, maka si wali tersebut berkata: “Aku lihat
kamu berdua berupa dua ekor babi, karena kamu menganut mazhab Syiah dan
membenci para sahabat Nabi”. Ketika berita itu disadari kebenarannya oleh
keduanya, maka keduanya mengaku benar dan cepat memohon ampun kepada Allah.
Demikianlah secebis kisah kasyaf seorang wali Rajbiyun. Pada umumnya, di bulan
Rajab, sejak awal harinya, para wali Rajbiyun menderita sakit, sehingga mereka
tidak dapat menggerakkan anggota tubuhnya. Selama bulan Rajab, mereka
senantiasa mendapat berbagai pengetahuan secara kasyaf, kemudian mereka
memberitahukannya kepada orang lain. Anehnya penderitaan mereka hanya bertahan
di bulan Rajab. Setelah bulan Rajab berakhir, maka kesehatan mereka kembali
seperti semula.
9. Al Khatamiyun
berasal dari kata Khatam yang memiliki arti penutup atau penghabisan. Maksudnya
derajat Al Khatamiyun adalah sebagai penutup para wali. Jumlah mereka hanya
seorang. Tidak ada derajat kewalian umat Muhammad yang lebih tinggi dari
tingkatan ini. Jenis wali ini hanya akan ada di akhir masa, yaitu ketika Nabi
Isa as.datang kembali.
Di antaranya, ada para Wali yang
hatinya seperti Nabi Adam as. Jumlah mereka hanya tiga ratus orang. Sabda Nabi
saw: “Mereka berhati seperti hati Adam as”. Mereka diberi penghargaan
tersendiri oleh Allah. Syeikh Muhyidin berkata: “Jumlah wali jenis ini bukan
hanya tiga ratus orang saja dikalangan umatnya, tetapi ada juga kalangan
umat-umat lain. Tentang keberadaan mereka hanya dapat diketahui secara kasyaf.
Setiap waktunya dunia tidak pernah kosong dari keberadaan mereka. Mereka
memiliki budi pekerti Ilahi, mereka sangat dekat disisi Allah. Doa mereka selalu
diterima oleh Allah. Mereka senang dengan doa: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya
kami suka menganiaya diri kami. Jika Engkau tidak berkenan memberi ampunan dan
kasih sayang kepada kami, pasti kami akan termasuk orang-orang yang rugi “.
Di antara mereka ada pula yang
berhati seperti hati Nuh as. Jumlah mereka hanya empat puluh orang di setiap
zamannya. Hati mereka seperti hatinya Nabi Nuh as. Beliau adalah Nabi dan Rasul
pertama. Mereka suka berdoa, seperti doa Nuh as yang artinya: “Tuhan, ampunilah
aku dan kedua orang tuaku dan siapa saja dari orang beriman, lelaki atau wanita
yang masuk ke dalam rumahku dan jangan Engkau tambahkan bagi orang-orang yang
berbuat aniaya kecuali kebinasaan” . Tingkatan wali dari jenis ini sulit diraih
orang, sebab fitur khusus mereka sangat keras dalam menegakkan agama, seperti
sifat Nabi Nuh as. Mereka selalu memperhatikan sabda Nabi saw yang artinya:
“Barangsiapa yang beribadah selama empat puluh hari dengan penuh ikhlas, maka
akan terpancar ilmu hakikat dari lubuk hatinya ke lidahnya”. Di antaranya pula
ada yang berhati seperti hati Ibrahim. Jumlah wali jenis ini hanya ada tujuh
orang dalam setiap zamamnya. Rasulullah saw pernah menceritakan tentang mereka
dalam salah satu sabdanya. Mereka suka dengan doa Nabi Ibrahim as yang artinya:
“Tuhanku, berikan kepadaku kebijaksanaan, dan ikutkan aku ke orang-orang
saleh”. Mereka diberi keistimewaan yang luar biasa, hati mereka dibersihkan
dari rasa ragu, rasa dengki dan rasa buruk sangka terhadap Khalik maupun
makhluk, mereka dilindungi dari segala perbuatan buruk.
Syeikh Muhyiddin mengatakan: “Aku
pernah menemui salah seorang dari jenis wali tersebut, aku kagum dengan
kemuliaan budi pekertinya, luas pengetahuannya dan kesucian hatinya, sampai aku
beranggapan bahwa kese-nangan surga telah dipercepat baginya”.
Di antaranya pula ada yang berhati
seperti hati Malaikat Jibril. Jumlah wali jenis ini hanya ada lima orang saja
dalam setiap zamannya. Rasulullah saw pernah menyebut tentang mereka dalam
salah satu sabdanya. Mereka diberi kekuatan seperti yang diberikan kepada
malaikat Jibril yang amat kuat. Di hari kiamat, mereka akan dikumpulkan dengan
malaikat Jibril. Dan malaikat Jibril senantiasa membantu rohani mereka,
sehingga mereka selalu terpimpin.
Diantaranya pula ada yang berhati
seperti hati Malaikat Mikail as. Jumlah mereka hanya ada tiga orang saja dalam
setiap waktunya. Keistimewaan mereka suka berlemah-lembut terhadap semua orang,
dan mereka diberi kekuatan seperti Malaikat Mikail.
Di antaranya pula ada yang berhati
seperti hati Malaikat Israfil. Jumlah mereka hanya ada satu orang saja dalam
setiap zamannnya. Nabi saw pernah menyebut tentang mereka dalam salah satu
sabdanya. Menurut pengamatan kami, Syeikh Abu Yazid Al Bustami termasuk salah
seorang dari jenis wali ini. Termasuk juga Isa as. Syeikh Al Muhyiddin
mengatakan: “Diantara tokoh-tokoh sufi ada yang diberi hati seperti hati Yesus,
posisi mereka sangat tinggi di sisi Allah”.
Di antaranya pula ada yang diberi
hati seperti hati Nabi Daud. Jumlah mereka di setiap waktunya hanya terbatas
beberapa orang saja. Mereka diberi berbagai keistimewaan, posisi tinggi di
dunia dan ketebalan iman.
10.
Di
antaranya pula ada yang diberi pangkat Rijalul Ghaib atau
manusia-manusia misterius. Jumlah wali jenis ini hanya sepuluh orang di setiap
masanya. Mereka orang-orang yang selalu khusyu?, Mereka tidak berbicara kecuali
dengan perlahan atau berbisik, karena mereka merasa bahwa Allah selalu
mengawasi mereka. Mereka sangat misterius, sehingga keberadaan mereka tidak
banyak dikenal kecuali oleh ahlinya. Mereka selalu rendah hati, malu dan mereka
tidak banyak mementingkan kesenangan dunia. Bisa dikata segala tindak tanduk
mereka selalu misteri.
Di antaranya pula ada yang selalu
menegakkan agama Allah. Jumlah mereka hanya delapan belas orang di setiap
masanya. Fitur khusus mereka adalah selalu menegakkan hukum-hukum Allah. Dan
mereka bersikap keras terhadap segala penyimpangan.
Syeikh Abu Madyan termasuk salah
seorang di antara mereka. Ia berkata kepada murid-muridnya: “Tampilkan ke
manusia tanda redha kamu sebagaimana kamu menampilkan rasa ketidaksenangan
kamu, dan perlihatkan kepada manusia segala nikmat yang diberikan Allah, baik
yang zahiriyah maupun batiniyah seperti yang dianjurkan Allah dalam firmanNya
berikut:
“Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaknya engkau menyebut-nyebutnya sebagai tanda bersyukur”.
“Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaknya engkau menyebut-nyebutnya sebagai tanda bersyukur”.
11.
Di
antaranya pula ada wali yang dikenal dengan nama Rijalul Quwwatul
Ilahiyah artinya orang-orang yang diberi kekuatan oleh Tuhan. Jumlah
mereka hanya delapan orang saja di setiap zamannya. Wali jenis ini memiliki
keistimewaan, yaitu sangat tegas terhadap orang-orang kafir dan terhadap
orang-orang yang suka menghargai agama. Sedikit pun mereka tidak takut oleh
kritikan orang. Di kota Fez ada seorang yang bernama Abu Abdullah Ad Daqqaq. Ia
dikenal sebagai seorang wali dari jenis Rijalul Quwwatul Ilahiyah.
Di antaranya pula ada jenis wali
yang sifatnya keras dan tegas. Jumlah mereka hanya ada 5 orang disetiap
zamannya. Meskipun karakter mereka tegas, tetapi sikap mereka lemah lembut
terhadap orang-orang yang suka berbuat kebajikan.
12.
Di
antaranya pula ada jenis wali yang dikenal dengan nama Rijalul Hanani Wal
Athfil Illahi artinya mereka yang diberi rasa kasih sayang Allah.
Jumlah mereka hanya ada lima belas orang di setiap zamannya. Mereka selalu
bersikap kasih sayang terhadap manusia baik terhadap yang kafir maupun yang
mukmin. Mereka melihat manusia dengan pandangan kasih sayang, karena hati
mereka dipenuhi rasa insaniyah yang penuh rahmat.
13.
Di
antaranya pula ada yang termasuk Rijalul haibah Wal Jalali. Jumlah
mereka hanya empat orang di setiap masanya. Jenis wali tingkatan ini dikenal
sebagai orang-orang yang hebat dan mengagumkan, meskipun sifat mereka lemah
lembut, tetapi orang-orang yang menemukan mereka akan tunduk. Mereka tidak
dikenal di bumi, tapi mereka adalah orang-orang yang dikenal di langit. Di
antara mereka ada yang memiliki hati seperti Nabi Muhammad saw, ada pula yang
memiliki hati seperti Syuaib, Nabi Salleh dan Rasul itu. Sayyid Muhyiddin
mengatakan: “Aku pernah menemui wali kaum ini di kota Damaskus”.
14.
Di
antaranya pula ada yang termasuk Rijalul Fathi. Artinya
rahasia-rahasia Allah selalu terbuka untuk mereka. Jumlah mereka hanya ada 24
orang di setiap masanya. Jumlah mereka sama dengan jumlah jam, yaitu 24 orang.
Meskipun demikian, mereka tidak pernah berkumpul di satu tempat dalam jumlah
sebanyak itu. Adanya mereka menyebabkan terbukanya pintu-pintu pengetahuan,
baik yang nyata maupun yang rahasia.
15.
Di
antaranya pula ada yang termasuk dalam kelompok Rijalul Ma’ Arij Al’ Ula.
Jumlah mereka hanya tujuh orang di setiap masanya. Mereka termasuk wali-wali
tingkatan tinggi, hampir setiap saatnya mereka naik ke alam malakut, mereka
adalah orang-orang pilihan.
16.
Di
antaranya pula ada yang termasuk Rijalu Tahtil Asfal, yaitu
mereka yang berada di alam terbawah di bumi. Jumlah mereka tidak lebih dari 21
orang di setiap masanya. Fitur khusus wali ini, hati mereka selalu hadir di
depan Allah.
17.
Di
antaranya pula ada yang termasuk Rijalul Imdadil Ilahi Wal Kauni,
yaitu mereka yang selalu mendapat karunia Ilahi. Jumlah mereka tidak lebih dari
tiga orang di setiap masanya. Mereka selalu mendapat pertolongan Allah untuk
menolong manusia sesamanya. Sikap mereka dikenal lemah lembut dan berhati
penyayang. Mereka senantiasa menyalurkan anugerah-anugerah Allah kepada manusia.
Pokoknya, adanya mereka menunjukkan berpanjangannya kasih sayang Allah kepada
makhlukNya.
18.
Di
antaranya pula ada yang termasuk Ilahiyun Rahmaniyun, yaitu
manusia-manusia yang diberi rasa kasih sayang yang luar biasa. Jumlah mereka
ini hanya tiga orang di setiap masanya. Sifat mereka seperti wali-wali Abdal,
meskipun mereka tidak termasuk didalamnya. Favorit mereka suka mempelajari
firman-firman Allah.
19.
Di
antaranya pula ada yang termasuk Rijalul Istithaalah, yaitu
manusia-manusia yang selalu mendapat pertolongan Allah. Jumlah mereka hanya
seorang dalam setiap waktunya. Yang termasuk kelompok ini adalah Syeikh Abdul
Qadir Jailani. Mereka selalu menolong manusia dan mereka sangat ditakuti.
20.
Di
antaranya pula ada yang termasuk Rijalul Ghina Billah, yaitu orang-orang
yang tidak membutuhkan kepada manusia sedikit pun. Jumlah mereka hanya dua
orang di setiap masanya. Mereka selalu mendapat siraman rohani dari alam
malakut, sehingga kelompok ini tidak membutuhkan kepada bantuan siapa pun,
selain bantuan Allah.
21.
Di
antaranya pula ada yang termasuk Rijalu ’Ainut Tahkim Waz Zawaid.
Jumlah mereka hanya sepuluh orang di setiap zamannya. Mereka senantiasa
meningkatkan keyakinannya terhadap masalah-masalah yang gaib. Seluruh hidup
mereka terlihat aktif di semua aktivitas ibadah.
22.
Di
antaranya pula ada yang termasuk Rijalul Isytiqaq, yaitu mereka
yang selalu rindu kepada Allah. Jumlah mereka hanya lima orang di setiap
zamannya. Favorit mereka hanya memperbanyak shalat di siang hari dan di malam
hari.
23.
Di
antaranya, ada yang termasuk Al Mulamatiyah. Mereka tergolong
dari wali derajat yang tinggi, pimpinan tertingginya adalah Nabi Muhammad saw.
Mereka sangat berhati-hati dalam melaksanakan syariat Islam. Segala sesuatu
mereka tempatkan di tempatnya yang tepat. Tindak tanduk mereka selalu didasari
rasa takut dan hormat kepada Allah. Tentu saja keberadaan mereka sangat
diperlukan, meskipun mereka tidak terbatas. Ada kalanya jumlah mereka
meningkat, tetapi ada kalanya pula jumlah mereka berkurang.
24.
Di
antaranya, ada pula yang termasuk Al fuqara?. Jumlah mereka ada kalanya
meningkat dan ada kalanya berkurang. Fitur khusus mereka ini selalu merendahkan
diri. Mereka merasa rendah di hadapan Allah.
25.
Di
antaranya, ada pula yang termasuk dalam kelompok As Sufiyyah. Jumlah mereka
tidak terbatas. Ada kalanya tumbuh dan terkadang pula berkurang. Mereka dikenal
sebagai wali yang sangat luhur budi pekertinya. Mereka selalu menghias diri
mereka dengan kebajikan-kebajikan yang sesuai dengan ketinggian budi pekerti
mereka.
26.
Di
antaranya, ada pula yang termasuk Al ‘Ibaad. Mereka dikenal sebagai orang-orang
yang suka beribadah. Pokoknya, ibadah merupakan kegiatan mereka sehari-hari,
mereka suka mengasingkan diri di gunung-gunung, di lembah-lembah dan di
pantai-pantai. Di antara mereka ada yang mau bekerja, tetapi kebanyakan dari
mereka meninggalkan semua kegiatan duniawi. Puasa sepanjang masa dan beribadah
di malam hari merupakan syiar mereka. Sebab, menurut mereka dunia ini adalah
tempat untuk menyuburkan amal-amal di akhirat.
Abu Muslim Al Khaulani adalah di antara wali tingkatan ini. Biasanya jika ia merasa letih ketika beribadah di malam hari, maka ia memukul kedua kakinya seraya berkata: “Kamu berdua lebih cepat dipukul dari binatang ternakanku”.
Abu Muslim Al Khaulani adalah di antara wali tingkatan ini. Biasanya jika ia merasa letih ketika beribadah di malam hari, maka ia memukul kedua kakinya seraya berkata: “Kamu berdua lebih cepat dipukul dari binatang ternakanku”.
27.
Di
antaranya, ada pula yang termasuk Az Zuhaad. Mereka termasuk orang-orang yang
suka meninggalkan kesenangan duniawi. Mereka memiliki harta, tetapi mereka
tidak pernah menikmatinya sedikit, sebab, seluruh hartanya mereka nafkahkan
pada jalan Allah. Sayyid Muhyiddin mengatakan: “Di antara pamanku ada yang tergolong
dari wali tingkatan ini”. Disebutkan bahwa Syeikh Abdullah At Tunisi, seorang
ahli ibadah di masanya, ia dikenal sebagai salah seorang wali Az Zuhad. Pada
suatu hari, penguasa kota Tilmasan menghampiri tempat Syeikh Abdullah seraya
berkata kepadanya: “Wahai Syeikh Abdullah, apakah aku bisa shalat dengan
pakaian kebesaranku ini?” Mendengar pertanyaan itu, Syeikh Abdullah tertawa.
Tanya si penguasa: “Mengapa engkau tertawa, wahai Syeikh? Jawab Syeikh
Abdullah: “Aku tertawa karena lucunya pertanyaanmu tadi, sebab meng-apa engkau
bertanya kepadaku seperti itu, padahal pakaianmu dan makananmu dari harta yang
haram?” Mendengar jawaban Syaikh Abdullah seperti itu, maka si penguasa
menangis dan menyatakan taubatnya kepada Syaikh, selanjutnya ia meninggalkan kekuasaannya
demi untuk mengabdikan diri kepada Syeikh Abdullah, sehingga beliau berkata:
“Mintalah doa kepada Yahya Bin Yafan, sesungguhnya ia adalah seorang penguasa
dan seorang anggota zuhud, andaikata aku diuji sepertinya, mungkin aku tidak
dapat melaksanakannya”.
28.
Di
antaranya, ada pula yang termasuk Rijalul Maa? I. Mereka adalah para wali yang
senantiasa beribadah di pinggir-pinggir laut dan sungai. Mereka tidak banyak
dikenal, karena mereka suka mengasingkan diri. Disebutkan, bahwa Syeikh Abu
Saud Asy Syibly pernah berada di pinggir sungai Dajlah di Baghdad. Ketika
hatinya bergerak: “Apakah ada di antara hamba-hamba Allah yang beribadah di
dalam air?” Tiba-tiba ada seorang yang muncul dari dalam air seraya berkata:
“Ada, wahai Abu Saud. Di antara hamba-hamba Allah ada juga yang beribadah di
dalam air dan aku termasuk di antara mereka. Aku berasal dari negeri Takrit,
aku sengaja keluar, karena beberapa hari mendatang akan terjadi musibah di
negeri Baghdad “. Kemudian ia menghilang ke dalam air. Kata Abu Saud: “Ternyata
tidak lebih dari lima belas hari musibah memang terjadi.”
29.
Di
antaranya, ada pula yang termasuk Al afrad. Mereka termasuk wali-wali
berkedudukan tinggi. Di antara mereka adalah Syeikh Muhammad Al-Awani, sahabat
karib Syeikh Abdul Qodir Al Jailani. Mereka ini jarang dikenal manusia publik,
karena posisi mereka terlalu tinggi. Jumlah mereka tidak terbatas. Ada kalanya
jumlah mereka meningkat dan ada kalanya pula berkurang.
30.
Di
antaranya, ada pula yang termasuk Al umana? artinya orang-orang yang dapat
diberikan kepercayaan. Di antara mereka adalah Abu Ubaidah Ibnul Jarrah,
seperti yang disebutkan oleh Nabi saw: “Abu Ubaidah adalah orang yang paling
dapat dipercaya di antara umat ini”. Jumlah mereka tidak terbatas. Mereka
jarang dikenal manusia, karena mereka tidak pernah menonjol ditengah
masyarakat.
31.
Di
antaranya, ada pula yang termasuk Al Qurra?. Mereka anggota membaca Al Quran.
Menurut sebuah hadis, wali-wali ini termasuk orang-orang yang dekat dengan
Allah, karena mereka anggota Al Quran. Dan mereka harus dimuliakan. Syeikh
Sahal Bin Abdullah At Tusturi termasuk diantara mereka.
32.
Di
antaranya, ada pula yang termasuk Al Ahbab, yaitu orang-orang yang dikasihi.
Jumlah mereka tidak terbatas, adakalanya meningkat, adakalanya pula berkurang.
Mereka mencapai tingkatan ini disebabkan mereka melakukan segala ibadah dan
takarrub karena cinta kepada Allah. Ibadah yang didasari cinta, lebih baik dari
ibadah yang berharap pahala dan surga. Maka sebagai imbalan baik untuk mereka,
mereka mendapat kasih sayang Allah yang luar biasa.
33.
Di
antaranya, ada pula yang termasuk Al Muhaddathun, yaitu orang-orang yang selalu
diberi ilham oleh Allah. Menurut hadits Nabi, ada sebagian dari umatku yang
diberi ilham dari Allah. Maka Umar Bin Al Khattab termasuk salah satu dari mereka.
Sayyid Muhyiddin Ibnu Arabi ra berkata: “Dizaman kami ada pula wali-wali Al
Muhaddathun, di antaranya adalah Abul Abbas Al Khasyab dan Abu Zakariya Al
Baha-i”.
Para wali yang tergolong dalam kaum ini senantiasa mendapat bisikan-bisikan rohani dari penduduk alam malakut, misalnya dari Jibril, Mikail, Israfil dan Izrail, sebab rohani mereka sudah dapat menembus alam arwah atau alam malakut.
Para wali yang tergolong dalam kaum ini senantiasa mendapat bisikan-bisikan rohani dari penduduk alam malakut, misalnya dari Jibril, Mikail, Israfil dan Izrail, sebab rohani mereka sudah dapat menembus alam arwah atau alam malakut.
34.
Di
antaranya, ada pula yang termasuk Al Akhilla?. Mereka adalah orang-orang yang
dicintai Allah, sebab segala ibadah yang mereka lakukan selalu didasari cinta
kepada Allah. Jumlah mereka tidak terbatas, adakalanya meningkat dan adakalanya
berkurang.
35.
Di
antaranya, ada pula yang termasuk As Samra?. Kata As Samra? adalah berkulit
hitam manis. Jumlah mereka tidak terbatas. Mereka termasuk orang-orang yang
senantiasa berdialog dengan Allah, sebab hati mereka selalu dipenuhi rasa
ketuhanan yang tiada taranya.
36.
Di
antaranya, ada pula yang termasuk Al Wirathah, yaitu mereka yang mendapat
warisan dari Allah. Mereka adalah para ulama, pewaris para Nabi. Kelompok ini
termasuk orang-orang yang gemar beribadah sampai melebihi dari batas
kemampuannya. Mereka suka mengasingkan diri di tempat-tempat terpencil demi
untuk memenuhi kecintaannya kepada Allah.
37.
PANGKAT WALI ALLAH
1.Qutub Atau Ghauts (1 abad 1 Orang)
Al Aqtab berasal dari kata tunggal
Al Qutub yang memiliki arti penghulu. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa Al
Aqtab adalah pangkat kewalian yang tertinggi. Jumlah wali yang memiliki pangkat
tersebut hanya terbatas seorang saja untuk setiap waktunya.
2. Aimmah (1 Abad 2 orang)
Al Aimmah berasal dari kata tunggal
imam yang memiliki arti pemimpin. Setiap waktunya hanya ada dua orang saja yang
dapat mencapai pangkat Al Aimmah. Keistimewaannya, ada di antara mereka yang
pandangannya hanya tertuju ke alam malakut saja, ada pula yang pandangannya
hanya tertuju di alam malaikat saja.
3. Autad (1 Abad 4 Orang di 4 penjuru Mata Angin)
Al Autad berasal dari kata tunggal
Al Watad yang memiliki arti pasak. Yang memperoleh pangkat Al Autad hanya ada
empat orang saja setiap waktunya. Mereka tinggal di utara, di timur, di barat
dan di selatan bumi, mereka bagaikan penjaga di setiap pelosok bumi.
4. Abdal (1 Abad 7 Orang tidak akan bertambah & berkurang Bila ada wali Abdal yg Wafat Alloh menggantinya dengan mengangkat Wali abdal Yg Lain (Abdal = Pengganti) Wali Abdal juga ada yang Waliyahnya (Wanita).
Al Abdal berasal dari kata Badal yang memiliki arti menggantikan. Yang memperoleh pangkat Al Abdal itu hanya ada tujuh orang dalam setiap waktunya. Setiap wali Abdal ditugaskan oleh Allah untuk menjaga suatu wilayah di bumi ini. Dikatakan di bumi ini memiliki tujuh daerah. Setiap daerah dijaga oleh seorang wali Abdal. Jika wali Abdal itu meninggalkan tempatnya, maka ia akan digantikan oleh yang lain. Ada seorang yang bernama Abdul Majid Bin Salamah pernah bertanya pada seorang wali Abdal yang bernama Muaz Bin Asyrash, praktek apa yang dikerjakannya sampai ia menjadi wali Abdal? Jawab Mu’adz Bin Asyrash: “Para wali Abdal mendapatkan derajat tersebut dengan empat kebiasaan, yaitu sering lapar, gemar beribadah di malam hari, suka diam dan mengasingkan diri”.
5. Nuqoba ‘(Naqib) (1 Abad 12 orang di wakilkan Alloh Masing-masing pada setiap Bulan).
An Nuqaba ‘berasal dari kata tunggal
Naqib yang memiliki arti kepala kaum. Jumlah wali Nuqaba ‘dalam setiap waktunya
hanya ada dua belas orang. Wali Nuqaba ‘itu diberi karamah mengerti
sedalam-dalamnya tentang hukum-hukum syariat. Dan mereka juga diberi
pengetahuan tentang rahasia yang tersembunyi di hati seseorang. Selanjutnya
mereka pun mampu untuk meramal tentang karakter dan nasib seorang melalui bekas
jejak kaki seseorang yang ada di tanah. Sebenarnya hal ini tidaklah aneh. Kalau
anggota jejak dari Mesir mampu mengungkap rahasia seorang setelah melihat bekas
jejaknya. Apakah Allah tidak mampu membuka rahasia seseorang kepada seorang
waliNya?
6. Nujaba ‘(1 Abad 8 Orang)
An Nujaba ‘berasal dari kata tunggal
Najib yang memiliki arti bangsa yang mulia. Wali Nujaba ‘pada umumnya selalu
disukai orang. Dimana saja mereka mendapatkan sambutan orang banyak. Kebanyakan
para wali tingkatan ini tidak merasakan diri mereka adalah para wali Allah.
Yang dapat mengetahui bahwa mereka adalah wali Allah hanyalah seorang wali yang
lebih tinggi derajatnya. Setiap zaman jumlah mereka hanya tidak lebih dari
delapan orang.
7. Hawariyyun (1 Abad 1 Orang) Wali Hawariyyun di beri kelebihan Oleh Alloh dalam hal keberanian, Pedang (Zihad) di dalam menegakkan Agama Islam Di muka bumi. Al Hawariyun berasal dari kata tunggal Hawariy yang memiliki arti penolong. Jumlah wali Hawariy ini hanya ada satu orang saja di setiap zamannya. Jika seorang wali Hawariy meninggal, maka kedudukannya akan diganti orang lain. Di zaman Nabi hanya sahabat Zubair bin Awwam saja yang mendapatkan derajat wali Hawariy seperti yang dikatakan oleh Rasululloh: “Setiap Nabi memiliki Hawariy. Hawariyku adalah Zubair ibnul Awwam “. Meskipun pada waktu itu Nabi memiliki cukup banyak sahabat yang setia dan selalu berjuang di sisi beliau. Karena beliau tahu hanya Zubair saja yang meraih pangkat wali Hawariy. Kelebihan seorang wali Hawariy biasanya seorang yang berani dan pandai berhujjah.
8. Rojabiyyun (1 Abad 40 Orang Yg tidak akan bertambah & Berkurang Bila ada salah satu Wali Rojabiyyun yg meninggal Alloh kembali mengangkat Wali rojabiyyun yg lainnya, Dan Alloh mengangkatnya menjadi wali Khusus di bulan Rajab dari Awal bulan sampai Akhir Bulan oleh karena itu Namanya Rojabiyyun. Ar Rajbiyun berasal dari kata tunggal Rajab. Wali Rajbiyun itu adanya hanya di bulan Rajab saja. Mulai awal Rajab hingga akhir bulan mereka itu ada. Selanjutnya kondisi mereka kembali normal seperti semula. Setiap waktu, jumlah mereka hanya ada empat puluh orang saja. Para wali Rajbiyun ini terbagi di berbagai wilayah. Di antara mereka ada yang saling mengenal dan ada yang tidak saling mengenal.
Pada umumnya, di bulan Rajab, sejak awal harinya, para wali Rajbiyun menderita sakit, sehingga mereka tidak dapat menggerakkan anggota tubuhnya. Selama bulan Rajab, mereka senantiasa mendapat berbagai pengetahuan secara kasyaf, kemudian mereka memberitahukannya kepada orang lain. Anehnya penderitaan mereka hanya bertahan di bulan Rajab. Setelah bulan Rajab berakhir, maka kesehatan mereka kembali seperti semula.
9. Khotam (penutup Wali) (1 Alam dunia hanya 1 orang) Yaitu Isa AS
ketika turun kembali ke dunia Alloh Angkat menjadi Wali Khotam (Penutup).
Al Khatamiyun berasal dari kata Khatam yang memiliki arti penutup atau penghabisan. Maksudnya pangkat AlKhatamiyun adalah sebagai penutup para wali. Jumlah mereka hanya seorang. Tidak ada pangkat kewalian umat Muhammad yang lebih tinggi dari tingkatan ini. Jenis wali ini hanya akan ada di akhir masa, yaitu ketika Nabi Isa as.datang kembali.
Al Khatamiyun berasal dari kata Khatam yang memiliki arti penutup atau penghabisan. Maksudnya pangkat AlKhatamiyun adalah sebagai penutup para wali. Jumlah mereka hanya seorang. Tidak ada pangkat kewalian umat Muhammad yang lebih tinggi dari tingkatan ini. Jenis wali ini hanya akan ada di akhir masa, yaitu ketika Nabi Isa as.datang kembali.
10. Qolbu Adam A.S (1 Abad 300 orang)
11. Qolbu Nuh A.S (1 Abad 40 Orang)
12. Qolbu Ibrohim A.S (1 Abad 7 Orang)
13. Qolbu Jibril A.S (1 Abad 5 Orang)
14. Qolbu Mikail AS (1 Abad 3 Orang tidak kurang dan tidak lebih Alloh selau
mengangkat wali lainnya Bila ada salah satu dari Wali qolbu Mikail Yg Wafat)
15.Qolbu Isrofil A.S (1 Abad 1 Orang)
16. Rizalul ‘Alamul Anfas (1 Abad 313 Orang)
17. Rizalul Ghoib (1 Abad 10 orang tidak bertambah dan berkurang)
tiap2 Wali Rizalul Ghoib ada yg
Wafat seketika juga Alloh mengangkat Wali Rizalul Ghoib Yg lain, Wali Rizalul
Ghoib adalah Wali yang di sembunyikan oleh Alloh dari penglihatannya Makhluq2
Bumi dan Langit tiap2 wali Rizalul Ghoib tidak dapat mengetahui Wali Rizalul
Ghoib yang lainnya, dan ada juga Wali dengan pangkat Rijalul Ghoib dari kaum
Jin Mu’min, Semua Wali Rizalul Ghoib tidak mengambil sesuatu dari Rizqi Alam
nyata ini tetapi mereka mengambil atau menggunakan Rizqi dari Alam Ghaib.
18. Adz-Dzohirun (1 Abad 18 orang)
19. Rizalul Quwwatul Ilahiyyah (1 Abad 8 Orang)
Di antaranya pula ada wali yang
dikenal dengan nama Rijalul Quwwatul Ilahiyah artinya orang-orang yang diberi
kekuatan oleh Tuhan. Jumlah mereka hanya delapan orang saja di setiap zaman.
Wali jenis ini memiliki keistimewaan, yaitu sangat tegas terhadap orang-orang
kafir dan terhadap orang-orang yang suka mengecilkan agama. Sedikit pun mereka
tidak takut oleh kritikan orang. Di kota Fez ada seorang yang bernama Abu
Abdullah Ad Daqqaq. Ia dikenal sebagai seorang wali dari jenis Rijalul Quwwatul
Ilahiyah. Di antaranya pula ada jenis wali yang sifatnya keras dan tegas.
Jumlah mereka hanya ada 5 orang disetiap zaman. Meskipun karakter mereka tegas,
tetapi sikap mereka lemah lembut terhadap orang-orang yang suka berbuat
kebajikan.
20. Khomsatur Rizal (1 Abad 5 orang)
21. Rizalul Hanan ( 1 Abad 15 Orang )
Ada jenis wali yang dikenal dengan
nama Rijalul Hanani Wal Athfil Illahi artinya mereka yang diberi rasa kasih
sayang Allah. Jumlah mereka hanya ada lima belas orang di setiap zamannya.
Mereka selalu bersikap kasih sayang terhadap manusia baik terhadap yang kafir
maupun yang mukmin. Mereka melihat manusia dengan pandangan kasih sayang,
kerana hati mereka dipenuhi rasa insaniyah yang penuh rahmat.
22. Rizalul Haybati Wal Jalal ( 1 Abad 4 Orang )
23. Rizalul Fath ( 1 Abad 24 Orang ) Alloh mewakilkannya di tiap Sa’ah (Jam) Wali Rizalul Fath tersebar di
seluruh Dunia 2 Orang di Yaman, 6 orang di Negara Barat, 4 orang di negara timur,
dan sisanya di semua Jihat (Arah Mata
Angin )
23. Rizalul Ma’arijil ‘Ula ( 1 Abad 7 Orang )
24. Rizalut Tahtil Asfal ( 1 Abad 21 orang )
25. Rizalul Imdad ( 1 Abad 3 Orang )
Di antaranya pula ada yang termasuk
dalam golongan Rijalul Imdadil Ilahi Wal Kauni, yaitu mereka yang selalu
mendapat kurniaan Ilahi. Jumlah mereka tidak lebih dari tiga orang di setiap
abad. Mereka selalu mendapat pertolongan Allah untuk menolong manusia
sesamanya. Sikap mereka dikenal lemah lembut dan berhati penyayang. Mereka
senantiasa menyalurkan anugerah-anugerah Allah kepada manusia. Adanya mereka
menunjukkan berpanjangannya kasih sayang Allah kepada makhlukNya.
26. Ilahiyyun Ruhamaniyyun ( 1 Abad 3 Orang ) Pangkat ini menyerupai Pangkatnya Wali
Abdal. Di antaranya pula ada yang termasuk dalam golongan Ilahiyun Rahmaniyyun,
yaitu manusia-manusia yang diberi rasa kasih sayang yang luar biasa. Jumlah
mereka ini hanya tiga orang di setiap masa. Sifat mereka seperti wali-wali
Abdal, meskipun mereka tidak termasuk didalamnya. Kegemaran mereka suka
mengkaji firman-firman Allah.
27. Rozulun Wahidun ( 1 Abad 1 Orang )
28. Rozulun Wahidun Markabun Mumtaz ( 1 Abad 1 Orang )
Wali dengan Maqom Rozulun Wahidun
Markab ini di lahirkan antara Manusia dan Golongan Ruhanny (Bukan Murni Manusia),
Beliau tidak mengetahui Siapa Ayahnya dari golongan Manusia , Wali dengan
Pangkat ini Tubuhnya terdiri dari 2 jenis yg berbeda, Pangkat Wali ini ada juga
yang menyebut ” Rozulun Barzakh ” Ibunya Dari Wali Pangkat ini dari Golongan
Ruhanny Air INNALLOHA ‘ALA KULLI SAY IN QODIRUN ” Sesungguhnya Alloh S.W.T atas
segala sesuatu Kuasa.
29. Syakhsun Ghorib ( di dunia hanya ada 1 orang )
30. Saqit Arofrof Ibni Saqitil ‘Arsy ( 1 Abad 1 Orang )
31. Rizalul Ghina ( 1 Abad 2 Orang )
sesuai Nama Maqomnya (Pangkatnya)
Rizalul Ghina ” Wali ini Sangat kaya baik kaya Ilmu Agama, Kaya Ma’rifatnya
kepada Alloh maupun Kaya Harta yg di jalankan di jalan Alloh, Pangkat Wali ini
juga ada Waliahnya (Wanita).
31. Syakhsun Wahidun ( 1 Abad 1 Orang )
32. Rizalun Ainit Tahkimi waz Zawaid ( 1 Abad 10 Orang )
33. Budala’ ( 1 Abad 12 orang )
Budala’ Jama’ nya ( Jama’ Sigoh
Muntahal Jumu’) dari Abdal tapi bukan Pangkat Wali Abdal
34. Rizalul Istiyaq ( 1 Abad 5 Orang )
35. Sittata Anfas ( 1 Abad 6 Orang )
salah satu wali dari pangkat ini
adalah Putranya Raja Harun Ar-Royid yaitu Syeikh Al-’Alim Al-’Allamah Ahmad
As-Sibty
36. Rizalul Ma’ ( 1 Abad 124 Orang )
Wali dengan Pangkat Ini beribadahnya
di dalam Air di riwayatkan oleh Syeikh Abi Su’ud Ibni Syabil ” Pada suatu
ketika aku berada di pinggir sungai tikrit di Bagdad dan aku termenung dan
terbersit dalam hatiku “Apakah ada hamba2 Alloh yang beribadah di sungai2 atau
di Lautan” Belum sampai perkataan hatiku tiba2 dari dalam sungai muncullah
seseorang yang berkata “akulah salah satu hamba Alloh yang di tugaskan untuk
beribadah di dalam Air”, Maka akupun mengucapkan salam padanya lalu Dia pun
membalas salam aku tiba2 orang tersebut hilang dari pandanganku.
37. Dakhilul Hizab ( 1 Abad 4 Orang )
Wali dengan Pangkat Dakhilul Hizab
sesuai nama Pangkatnya , Wali ini tidak dapat di ketahui Kewaliannya oleh para
wali yg lain sekalipun sekelas Qutbil Aqtob Seperti Syeikh Abdul Qodir Jailani,
Karena Wali ini ada di dalam Hizab nya Alloh, Namanya tidak tertera di Lauhil
Mahfudz sebagai barisan para Aulia, Namun Nur Ilahiyyahnya dapat terlihat oleh
para Aulia Seperti di riwayatkan dalam kitab Nitajul Arwah bahwa suatu ketika
Syeikh Abdul Qodir Jailani Melaksanakan Towaf di Baitulloh Mekkah Mukarromah
tiba2 Syeikh melihat seorang wanita dengan Nur Ilahiyyahnya yang begitu terang
benderang sehingga Syeikh Abdul qodir Al-Jailani Mukasyafah ke Lauhil Mahfudz
dilihat di lauhil mahfudz nama Wanita ini tidak ada di barisan para Wali2
Alloh, Lalu Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani bermunajat kepada Alloh untuk
mengetahui siapa Wanita ini dan apa yang menjadi Amalnya sehingga Nur
Ilahiyyahnya terpancar begitu dahsyat , Kemudian Alloh memerintahkan Malaikat
Jibril A.S untuk memberitahukan kepada Syeikh bahwa wanita tersebut adalah
seorang Waliyyah dengan Maqom/ Pangkat Dakhilul Hizab ” Berada di Dalam
Hizabnya Alloh “, Kisah ini mengisyaratkan kepada kita semua agar senantiasa
Ber Husnudzon (Berbaik Sangka) kepada semua Makhluq nya Alloh, Sebetulnya Masih
ada lagi Maqom-maqom Para Aulia yang tidak diketahui oleh kita, Karena Alloh
S.W.T menurunkan para Aulia di bumi ini dalam 1 Abad 124000 Orang, yang
mempunyai tugasnya Masing-masing sesuai
Pangkatnya atau Maqomnya.
Firman Allah dalam Surat Al-Imron ayat 169:
وَ
لَا تَحۡسَبَنَّ الَّذِیۡنَ قُتِلُوۡا فِیۡ سَبِیۡلِ اللّٰہِ اَمۡوَاتًا ؕ بَلۡ
اَحۡیَآءٌ عِنۡدَ رَبِّہِمۡ یُرۡزَقُوۡنَ ﴿۱۶۹﴾ۙ”
Terjemahnya :
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang
yang gugur di jalan Alloh itu ‘MATI’ bahkan mereka itu ‘HIDUP’ di sisi Tuhannya
dengan mendapat rizqi”.
HIDUP Yaitu hidup dalam alam yang
lain yang bukan alam kita ini, di mana mereka mendapat keni’matan di sisi
Alloh, Dan hanya Alloh sajalah yang mengetahui bagaimana keadaan HIDUP nya itu.
No comments:
Post a Comment