PERSIAPAN RUQYAH
A. Persiapan diri :
- Memiliki referensi yang cukup tentang Penobatan, Ruqyah, Jin dan Tazkiyah Nafs (pensucian Jiwa)
- Banyak istighfar & taqorrub kepada Allah swt
- Do’a2 & Dzikir2 perlindungan perlu dilakukan juga oleh keluarga
- Upayakan selalu dalam keadaan berwudhu’
- Sebaiknya taqorrub dengan amal-amal sholih dan isti’anah kepada ALLAH swt sebelum memulai peruqyahan
- Tawakkal, menyerahkan hasil sepenuhnya kepada Allah SWT
1. Persiapan yang diruqyah :
§ Musnahkan/tutup pintu-pintu masuk Syaithan / jin : benda-benda kemusyrikan : Jimat, ‘penangkal’, penglaris, pusaka-pusaka. Ilmu tenaga dalam (berikut atribut/panji-panji nya), jiwa yang penakut, pemarah, sering sedih, terlalu senang canda (sering tertawa-tawa), gambar bernyawa & patung, lambang kekufuran, dzikir-dzikir / wirid-wirid yang tidak diajarkan Nabi.
§ Benda-benda tersebut dibakar : bacakan ayat kursi, dibakar, dirusak, dibuang ke tempat yang tdk dijangkau orang (sehingga tdk ditemukan lagi)
§ Bila blm sempat dilakukan, maka harus sudah ada sikap penolakkan dan siap memusnahkan.
§ Bila merokok, niatkan berhenti dari merokok (setelah diruqyah biaanya sudah tidak “nikmat” lagi cita rasa rokoknya.
§ Berwudhu sebaik-baiknya
§ Tertutup auratnya.
§ Hendaknya seorang wanita bersama muhrimnya jika yang meruqyah laki-laki.
A. Persiapan lingkungan tempat meruqyah :
- Bersih dari benda-benda kemusyrikan, gambar, patung, alat-alat musik dan lambang-lambang kekufuran atau kemaksiyatan. Termasuk yang ada pada perlengkapan rumah : meja, kursi, perhiasan dsb.
- Bila rumah tsb ada benda2 kemusyrikan atau hal-hal yang harus dimusnahkan atau banyak tikus/ular maka lakukan peruqyahan utk rumah tersebut terlebih dahulu cara : Bacakan ruqyah di air dlm jumlah yang cukup banyak, cipratkan/semprotkan ke sarang-sarang tikus/ular, semua sudut rumah kecuali kamar mandi/wc.
A. Mengawali peruqyahan :
- Dengan do’a-do'a pertolongan, seperti :
يَـا حَيُّ يَـا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ
“Yaa hayyu yaa qoyyuum birohmatika astaghiits” :
Wahai Yang Maha Hidup dan Berdiri sendiri, dengan rahmatMu aku memohon pertolongan
اللّهُمَّ أَعِنَّا عَلى ذِكْرِكَ وَ شُكْرِكَ وَ حُسْنِ عِبَادَتِكَ
Allahumma a’innaa ‘alaa dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibaadatika. ,
“Ya ALLAH bantulah kami dalam mengingatMu, bersyukur kepadaMu dan beribadah yang baik kepadaMu”.
A. Sering-seringlah meminta perlindungan kepada ALLAH swt dengan dzikir berikut :
اللّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُبِكَ مِنْ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ شَيْئًا أَعْلَمُهُ وَ أَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لاَ أَعِلَمُهُ
“YA ALLAH aku berlindung kepadaMu dari menyekutukanMu dengan sesuatu yang aku ketahui dan aku memohon ampun dari (menyekutukanMu dengan sesuatu) yang aku tidak ketahui”
A. Bacaan
Beberapa ayat yang sering digunakan dalam meruqyah diantaranya :
1. Al Fatihah
2. Al Baqarah 1-5,102, 163-164, 255, 258-286
3. Al Imran 1-10, 18-19
4. Al A’raf 54-56, 117-122
5. Yunus 81-82
6. Thaha 69
7. Al Mu’minun 33-36
8. Ash Shoffat 1 – 10
9. Al Ahqaf 29-32
10. Ar-Rahman 33-36
11. Al Hasyr 21-24
12. Al Jin 1-9
13. Al Ikhlas
14. Al Falaq
15. An Naas
A. Teknik penanganan Reaksi
اللّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُبِكَ مِنْ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ شَيْئًا أَعْلَمُهُ وَ أَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لاَ أَعِلَمُهُ
REAKSI KETIKA DIRUQYAH
Baik dalam peruqyahan massal atau individual
dapat terjadi beberapa reaksi-reaksi sebagai berikut : |
Reaksi aktif :
|
1.Gerak fisik. Gerakkan tangan, kepala, raut muka, mata berkedip cepat.
|
2. Gerakkan2 jurus beladiri dsb.
|
3.Suara/ucapan. Teriakkan, menangis, suara kesakitan, marah dsb.
|
4.Batuk-batuk keras seperti ada sesuatu yang ingin dikeluarkan
|
5.Bersendawa (jawa : antob) terus-menerus, bersin-bersin
|
Dsb………………..
|
Langkah yang dilakukan : Lakukan Ruqyah lebih intensif secara individual, ajaklah (jin) utk bicara, didakwahi, diajak bertaubat, perintahkan agar keluar.
|
Reaksi pasif :
|
1.Pusing/kepala berat, leher sakit, suara mengganggu di telinga
|
2.Panas badan sebagian atau keseluruhan
|
3.Dingin tiba-tiba sebagian badan atau keseluruhan
|
4. Ada rasa seperti angin di sekitar tubuh
|
5. Kesemutan berat pada tangan atau kaki
|
6. Sesak dada, berdebar-debar, terasa mual
|
7.Terasa bergetar, berdenyut (jawa : kedutan), ada yang berjalan di beberapa bagian dalam tubuh.
|
8.Ingin teriak, ingin menangis
|
9.Tiba-tiba ingin buang air besar/kecil
|
10.Mengantuk berat, gelisah
|
Dsb………………….
|
Langkah yang dilakukan :
|
Tanyakanlah kepada ybs tentang apa yang dirasakannya selama proses peruqyahan. Sarankan agar banyak-banyak istighfar dengan suara pelan sementara peruqyahan dilanjutkan kembali.
|
Setelah peruqyahan dirasa cukup, tanyakanlah kembali bagaimana keadaannya/yang dirasakannya.
|
Tanpa reaksi :
|
- Tidak ada yang dirasakannya dari hal-hal tersebut di atas.
|
- Tetapi gangguan/Keluhan yang dirasakan tetap ada.
|
Langkah yang dilakukan :
|
Sarankan agar dengan sungguh-sungguh memusnahkan, meghilangkan, meninggalkan sebab-sebab gangguan sebagaimana tersebut diatas.
|
Sarankan agar melaksanakan dengan sungguh-sungguh‘resep peRuqyahan’
|
Melanjutkan peruqyahan ketika sudah dirasa cukup waktu bahwa ybs melaksanakan saran-saran di atas.
|
- Berontak/meronta-ronta/teriak/ menangis cara : dipegangi jika perlu diikat dengan kain sehingga tidak melukai, jin tsb ditanya, didakwahi, diperintah keluar.
- Bila tidak mau menjawab / melawan cara : berikan perlakuan fisik, tekan daerah-daerah sensitif (titik-titik accupuntur) seperti : titik/gundukan antara ibu jari dan terlunjuk tangan, titik tengah2 antara bahu (pundak) dengan puting susu, titik sekitar pusar 3 jari di atas atau di bawahnya. Tekan kira2 seberat tekanan 3 s/d 5 kg sambil dibacakan ayat2 siksa (seperti Ad Dukhon <44> : 43 – 50 , As Shoffat <37> : 1 – 10) berulang-ulang.
- Diam/tidak mau berkomunikasi, cara : tanyakan pasien tersebut bagian mana yang terasa sakit / berat / pusing / panas / getar dsb, maka pusatkan peruqyahan di tempat tsb (letakkan tangan dan lakukan pencabutan seolah-olah ada yang melekat di tempat tersebut) lalu tanyakan keadaannya setelah peruqyahan tsb.
A. Bantu dengan Air Ruqyah. Selama membaca bacaan ruqyah bila memungkinkan secara bersamaan buat air ruqyah, cara : dekatkan mulut ke permukaan air dan atau letakkan salah satu telapak/jari tangan masuk ke dalam air.
B. Yang paling perlu diingat bahwa target utama dalam Peruqyahan ini adalah :mengembalikan saudara-saudara kita tersebut dari kekeliruan Aqidah, ibadah serta akhlaqnya.
سُبْحَـانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّـا يَصِفُوْنَ وَ سَلاَمٌ عَلى الْمُرْسَلِيْنَ و الْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِبْنَ
Jaga keikhlasan & kebersihan amal kita secara syar’i serta sabar, Semoga kita selalu dimudahkan oleh ALLAH.
TANDA-TANDA ORANG TERKENA GANGGUAN
JIN
Gejala pada waktu tidur :
1.Susah tidur malam, yaitu tidak bisa tidur
kecuali setelah lama/bersusah payah
2.Susah bangun,
sehingga tidak bisa melakukan ibadah yang diinginkan
3.Selalu Cemas dan sering terbangun pada waktu malam
4.Mimpi buruk melihat sesuatu yang mengancamnya, ingin berteriak
minta pertolongan tetapi tidak bisa
5.Mimpi melihat
binatang seperti : kucing, anjing, tikus, onta, kuda, monyet, serigala, harimau
dll
6.Bunyi gigi geraham beradu pada saat tidur
7.Tertawa,
menangis, teriak, mengomel pada saat tidur
8. Merintih pada saat tidur
9. Mimpi seolah-olah jatuh dari tempat yang sangat tinggi
10.Berdiri dan berjalan dalam keadaan tidur dan tanpa kesadaran
11.Mimpi berada dalam lingkungan pemakaman, didalam kuburan, tempat
sampah atau jalan yang mengerikan
12.Mimpi melihat orang aneh seperti tinggi sekali, pendek sekali,
putih sekali, hitam sekali
13.Mimpi sangat menyeramkan/melihat hantu
14. Mimpi bertemu dengan orang yang sama berkali-kali dan ingin
bertemu dengan orang yang dimimpikan
15.Mimpi seakan tertindih benda yang sangat berat ( Tidihan-bhs
Jawa) dan sulit untuk melepaskan
16.Mendengkur sangat keras
17.Mimpi melihat/bertemu dengan keluarga yang sudah mati, melihat mayat
18.Mimpi berada dalam abad lampau
19.Mimpi terjadi peristiwa dan keesokan harinya terjadi peristiwa
yang sama dalam mimpi
Gejala – gejala Pada waktu terjaga
1. Sering was –
was/ketakutan
2. Suka marah–marah dan emosi tidak terkendali
3. Dorongan kuat untuk bermaksiat
4. Lesu dan malas sekali untuk beribadah
5. Sulit sekali
untuk khusu’ dalam sholat ( susah mengingat rokaat yang sudah kerjakan )
6. Suka sekali menghayal, melamun, mengurung diri
7. Selalu pusing
dan merasa sakit pada kedua mata, telinga, hidung, gigi, tenggorokan atau
lambung
8. Selalu berpaling dari dzikrullah, meninggalkan / meremehkan untuk
menegakkan/melakukan sholat dan ketaatan yang lainnya
9.Pikiran selalu linglung, selalu sedih tanpa sebab, jantung
deg-degkan tanpa sebab,kesurupan
10.Merasa ada yang mengikuti, mengejar ingin membunuh / mengancam, merasa
akan kedatangan orang, merasa akan
dilamar seseorang, merasa ada yang mengajak bicara, mendengar bisikan agar
melakukan sesuatu ( membunuh, memperkosa /bersetubuh dengan anggota keluarga,
memukul, bunuh diri dengan meloncat sungai/gedung bertingkat/melintasi rel
kereta api diwaktu kereta api lewat)
11.Sering mendengar orang memanggil namanya
12.Sering mencium bau-bauan : wangi ( kembang / bunga, menyan/dupa,
busuk, anyir,dll )
13.Melihat benda–benda seolah–olah bergerak, berputar, terbalik,
miring
14.Melakukan tindakan – tindakan yang aneh/konyol tanpa disadari
15.tiba-tiba dapat meramal/membaca pikiran orang lain/mengetahui apa
yang akan terjadi
16.Cemas dan Paranoid (takut yang berlebihan)
17.Melihat penampakan makhluk halus atau merasakan keberadaan mekhluk
halus
18.Rasa sakit pada salah satu anggota badan namun setelah periksa ke
dokter tidak terdapat penyakit secara medis/dokter tidak sanggup mengobatinya
Tanda-tanda
diatas adalah sebagian dari tanda gangguan jin. Masih banyak lagi tanda tanda
yang belum tercantum.
Cara mengenali gangguan Jin dari Wajah orang tersebut. Benar, kita dapat mengenali gangguan jin pada orang tersebut dari wajah nya, tanpa kita melihat jin itu sendiri. bagaimana bisa? Sebenarnya
gangguan jin sama dengan gangguan medis. sakit medis yang kita alami sering kali
dapat kita kenali tandanya dari kondsi fisik kita, warna kulit, lidah, kuku
jari dan raut muka kita dan iris mata kita. Jika anda pernah membaca diagnosa
penyakit dalam akupuntur, anda pasti paham hal ini. Demikianlah, halnya dengan
gangguan jin.jika jin telah ada dalam diri kita maka akan nampak tandanya di
wajah kita. Dengan banyak mengamati, kita akan mudah mengenalinya.
Perbedaan
Antara Kerasukan dan Sihir,
Oleh : Syaikh Abu Nashr Muhammad Al-Imam
Setiap orang yang kena sihir, maka dia telah dirasuki
dan tidak sebaliknya. Sebelum menyebutkan perbedaan-perbedaaan antara sihir dan
kerasukan, saya akan menyebutkan persamaan antara keduanya, sebagai berikut :
1.Orang yang
kerasukan dan terkena sihir keduanya disebabkan karena penguasaan syaitan pada
keduanya.
2.Orang yang
kerasukan dan terkena sihir keduanya merasakan adanya gangguan jin secara umum.
3.Orang yang
tertimpa kerasukan dan sihir tidak memiliki obat yang lebih bermanfaat kecuali
ruqyah yang syar'i. Ruqyah syar'i ini merupakan pengobatan yang paling manjur
guna menangkal gangguan jin dan setan.
4.Sihir dan
kerasukan bisa menimpa manusia secara umum, dan dapat memberi pengaruh pada
akal, hati, badan, harta, keluarga dan teman-temannya baik dalam perkara dunia
maupun agamanya.
5.Kadang-kadang
kerasukan dan sihir itu hanyalah persangkaan dan khayalan yang tidak ada
wujudnya. Sebagian manusia hanya berprasangka bahwa dia kerasukan atau terkena
sihir.
Semua
perkara tersebut diatas dapat dialami oleh kedua jenis gangguan yaitu sihir dan
kerasukan. Adapun perbedaan antara kerasukan dan sihir, diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Kerasukan
terjadi karena penguasaan jin terhadap tubuh manusia yang merupakan ulah jin
itu sendiri. Adapun sihir terjadi karena kesepakatan antara tukang sihir yang
merupakan syaitan manusia bersama pelayannya, yaitu syaitan dari kalangan jin
untuk menimpakan sihir kepada seorang manusia yang diinginkan oleh si tukang
sihir. Jika seseorang terkena sihir, maka ini terjadi dengan kehendak Allah
Subhaanahu wata’aala.
2.
Kebanyakan sihir itu datangnya dari manusia yang ingin melakukan perlawanan
antara sebagian mereka dengan sebagian yang lain karena adanya permusuhan di
antara mereka. Sedangkan kerasukan seringkali terjadi karena jin tersebut ingin
melakukan balas dendam, rasa cinta yang dalam, atau hanya ingin mempermainkan
orang tersebut atas keinginan jin itu sendiri.
3. Sihir
terkadang datang dari tukang sihir itu sendiri atau atas permintaan seseorang
agar tukang sihir tersebut menimpakan sihir pada orang lain dan permintaan ini
dikabulkan oleh tukang sihir.
4.
Kebanyakan orang yang tertimpa kerasukan adalah orang yang lalai atau pelaku
maksiat, sedangkan kebanyakan yang terkena sihir adalah orang-orang shaleh.
Oleh karenanya, Rasulullah SAW, pun tidak selamat dari sihir . (1)
5. Jin yang
diutus oleh tukang sihir kepada seorang manusia, jika si tukang sihir itu
meminta agar jin tersebut keluar dari tubuh manusia, maka terkadang dia akan
keluar karena dia adalah pelayan tukang sihir. Namun terkadang pula dia enggan
untuk keluar karena membangkang kepada tukang sihir. Berbeda jika jin itu
sendiri yang merasuki manusia, tukang sihir itu tidak berkuasa untuk
menyuruhnya keluar, maka hati-hatilah dari kecondongan (hati) kepada tukang
sihir untuk mengeluarkan jin dari orang yang terkena sihir sebagaimana yang
telah kami jelaskan dalam risalah kami ” I'laamu Al Haairi Bi Hukmi Halli As
Sihri A'laa Yadi As Saahir” yang menjelaskan tentang sejauh mana makar
tukang sihir dan syaitan terhadap orang yang datang kepada mereka.
6. Terkadang
jin yang menjadi pelayan tukang sihir itu ingin keluar dari tubuh orang yang
terkena sihir, tetapi ia dicegah oleh tukang sihirnya dan mengancam akan
membunuh atau yang lainnya. Sehingga jin itu pun tidak bisa keluar kecuali jika
Allah SWT.. menghendaki. Adapun jin yang masuk dengan cara merasuki manusia,
jika dia ingin keluar, maka dia akan keluar dengan izin Allah SWT.
7. Tingkat gangguan jin terhadap manusia yang dirasuki
atau disihir itu berbeda-beda. Jin yang menjadi pelayan tukang sihir melakukan
tugas-tugas sesuai dengan tuntutan tukang sihir walaupun terkadang apa yang dia
lakukan itu sangat menyakitkan dan membahayakan seperti membunuh, membuatnya
buta, atau lumpuh sehingga tidak bisa berjalan atau mengurungnya di rumah.
Sedangkan syaitan yang masuk untuk merasuki manusia, berat dan ringannya rasa
sakit yang dirasakan orang yang kerasukan adalah dari kehendak jin itu sendiri.
Terkadang dia merasakan sakit yang berat dan terkadang juga ringan. Semua ini
terjadi dengan izin Allah Subhaanahu wata’aala.
Catatan Kaki
(1)Tentang tersihirnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wasallam, yang dilakukan oleh Labid bin A'Sham diriwayatkan dari hadits-hadits
yang shahih, diantaranya diriwayatkan Imam Muslim dari hadits Aisyah radhiallahu
anha. Namun perlu diketahui bahwa sihir tersebut tidak mempengaruhi akal
beliau, dan tidak pula berpengaruh pada wahyu yang diturunkan kepadanya, namun
hanya mempengaruhi fisik beliau, dimana beliau tidak mampu mendekati istrinya
dalam kurun enam bulan lamanya. Lihat bahasan lengkap hal ini dalam kitab
“meluruskan pemahaman tentang hadits sihir”, karya Abu Karimah Askari bin
Jamal. (Pen).
sumber: darussalaf. or. id,
CARA PRAKTIS
MENETRALISIR JIMAT ATAU PUSAKA
Salah satu
sumber gangguan jin adalah jimat, rajah, pusaka dan benda-benda sejenis itu.
Berdasarkan pengalaman ruqyah selama ini, adanya gangguan jin yang bersumber
dari benda-benda tersebut sangat sering ditemui oleh peruqyah. Jika benda-benda
tersebut adalah sumber gangguan jin nya maka akan sangat berpengaruh terhadap
proses ruqyah. Kadang pasien sering kambuh, kadang ruqyah berulang-ulang tapi
gangguan tidak kunjung membaik, dan lain-lain. Oleh karena itu dalam proses
ruqyah memusnahkan jimat adalah keharusan untuk mendapatkan hasil yang
maksimal.
Bagaimana
jika keluarga menentang dan tidak bersedia menghancurkan benda tersebut? Adakah
cara memusnahkan kekuatan jin tersebut tanpa harus memusnahkan jimat/atau
pusakanya? Jawabnya ADA.
Perbedaan Antara Kerasukan dan Sihir,
Setiap orang yang kena sihir, maka dia telah dirasuki dan tidak sebaliknya. Sebelum menyebutkan perbedaan-perbedaaan antara sihir dan kerasukan, saya akan menyebutkan persamaan antara keduanya, sebagai berikut :
Catatan Kaki
Apakah jimat itu ? Mohon maaf, saya membuat
definisi sedikit berbeda ttg jimat ini, untuk memudahkan membedakan apakah
benda yang kita miliki benda biasa ataukah jimat.
Status jimat ada di dua sisi
:
1. Proses
pembuatannya. Benda yang dipakai sebagai jimat sering kali dibuat dengan proses
ritual tertentu atau diperoleh dengan cara dan ritual tertentu. Maka jika kita
memiliki benda sejenis ini, maka benda tersebut adalah jimat meski pembuatnya
bukan lah kita.
2. Hati
si pemegang benda tersebut. Maksudnya? Jimat adalah benda yang kita anggap,
yakni, kita perlakukan melebihi dari fungsi dasarnya. Saya lebih suka
menggunakan definisi ini, untuk memudahkan membedakan benda biasa ataukah
jimat. Definisi ini penting karena sesungguhnya memegang, memiliki dan meyakini
jimat adalah termasuk kesyirikan. Maka kejelasan kondisi batin kita terhadap
benda tersebut sangat diperlukan dan memastikan apakah kita sedang memegang
benda biasa ataukah jimat.
Contoh : Pisau, fungsi dasar
pisau adalah untuk memotong, mengiris, atau membela diri jika diperlukan dengan
pertarungan fisik. Jika batin kita menganggap bahwa pisau tidak lebih dari ini,
tidak ada perlakuan khusus, maka pisau tersebut adalah benda biasa. Tapi
jika pisau tersebut kita yakini membawa keselamatan, ketenangan batin,
diperlakukan lebih dengan dimandikan air kembang misalnya, maka pisau tersebut
adalah jimat meski pisau tersebut tidak ada jin nya. Jadi, jimat bukan
semata-mata ada jin-nya atau tidak, tapi jimat adalah yang kita perlakukan dan
kita yakini lebih dari fungsi asalnya.
Contoh lain.
Kaligrafi. Fungsi dasar
kaligrafi adalah hiasan saja. Jika kita menganggap kaligrafi tidak lebih dari
hiasan maka statusnya adalah hiasan. Tapi jika kita meyakini kaligrafi dapat
memberikan keselamatan, ketenangan, maka kaligrafi yang kita pasang didinding
tersebut adalah jimat. Maka kejujuran batin kita lah yang bisa membedakan
apakah benda tersebut jimat atau bukan.
Dua definisi diatas saling
melengkapi. Jimat perlu dimusnahkan karena 2 definisi diatas. Alasan perlu
dimusnahkannya jimat adalah :
1. Berdasarkan
definisi kedua diatas, Jimat adalah sumber kesyirikan yang menyebabkan
musnahnya iman dan amal kita. Selama kita meyakini, menganggap atau
memperlakukan benda melebihi fungsi aslinya maka kita perlu segera mawas diri
dan berfikir agar tidak terjerumus pada kesyirikan yang nyata.
2. Berdasarkan
definisi pertama, jimat adalah tempat kekuatan, tempat ‘tinggal’ jin. Oleh
karena itu selama benda tersebut tidak dimusnahkan maka jin tersebut akan tetap
berada di dalam jimat tersebut.
Jadi ada 2 alasan penting
mengapa jimat perlu dihancurkan yaitu menyelamatkan aqidah kita dan memusnahkan
kekuatan jin yang sedang mengganggu kita dan keluarga kita.
Selain alasan tersebut,
sebagian besar pasien yang pernah menggunakan jimat, sikep (bhs jawa), atau
pusaka dirumahnya merasakan hal-hal berikut ini :
1. Suasana
rumah ‘panas’
2. Sering
terjadi perselisihan
3. Keluarga
tidak harmonis
4. Anak-anak
atau penghuni rumah sakit-sakitan
5. Mudah
marah dan keras terhadap orang tua
6. Malas
beribadah
7. Tidak
betah dirumah
8. Sering
muncul penampakan jin
9. Gangguan
jin dapat terjadi meski orang tersebut sudah tidak tinggal serumah lagi dengan
benda jimat / pusaka tersebut.
Bagaimana cara memusnahkan
jimat ?
1. Cara
terideal adalah dengan membakarnya atau memusnahkannya. Sebelum membakar
bacalah doa perlindungan seperti al ikhalas, al falaq, annas dg tartil setelah
itu bakarlah jimat/pusaka tersebut hingga tidak berbentuk atau hancur. Lalu
buanglah,atau dikubur juga boleh.
2. Kadang
kendala menghancurkan jimat adalah ketidakpahaman keluarga atau orang tua kita.
Terutama jika benda tersebut adalah warisan dari leluhur dan orang tua kita
ingin menjaganya. Jika hal ini terjadi, ada 2 sisi yang harus diperhatikan :
3. Pemahaman
keluarga. Ini adalah problem terbesar, keluarga harus dipahamkan meski pelan2,
karena tujuan menghancurkan jimat bukan semata-mata untuk melemahkan kekuatan
jin tetapi untuk menyelamatkan orang-orang yang kita cintai dari jurang
kesyirikan. Niat kita adalah mengajak pada keselamatan dunia akhirat.
4. Proses ruqyah. Dalam kondisi darurat (gangguan
jin telah nyata-nyata terjadi dan telah nyata sumber gangguan jin pada si sakit
adalah jimat/pusakatersebut) maka jimat tersebut memang harus dimusnahkan,
tetapi bagaimana jika keluarga menentang dan tidak bersedia menghancurkan benda
tersebut? Adakah cara memusnahkan kekuatan jin tersebut tanpa harus memusnahkan
jimat/pusakanya?
Ada. Tapi cara ini adalah
langkah di satu sisi saja yakni menghilangkan kekuatan jinnya. Tapi pembentengan keluarga dengan pemahaman yang benar secara bertahap tetap harus
dilakukan agar tidak ada jimat dan pusaka lagi di rumah kita dikemudian hari.
Cara menghancurkan kekuatan
jin dalam jimat/ atau pusaka tanpa harus memusnahkan jimat/pusaka tersebut :
1. Ambilah
air, lalu bacakan ayat2 al qur’an, setidaknya : Ayat Qursy, Al Ikhlas, AL
Falaq, Annas, bisa ditambahkan al Zalzalah. Baca tartil berulang-ulang, dan
dekatkan bibir pada air selama membaca.
2. Rebuslah
air tersebut hingga mendidih. Lalu angkat dari kompor jika telah mendidih
beberapa saat.
3. Sesaat
setelah diangkat dari kompor, segera Masukan jimat tersebut kedalam air
mendidih tersebut, hingga terendam seluruhnya. Setelah dingin ambil dan
keringkan jimat tersebut. insyaAlloh kekuatan jin dalam jimat atau pusaka
tersebut telah hilang. Jika tidak memungkinkan untuk direndam, cukup siramkan
saja tapi airnya mengenai seluruh permukaan jimat/pusaka tersebut.
insyaAlloh sudah mencukupi untuk memusnahkan kekuatan jin nya. Setelah itu mudah-mudah
ruqyah yang dilakukan akan lebih mudah.
Mengapa
jimat atau pusaka tersebut tidak dikembalikan atau diberikan kepada orang lain
saja?
Tujuan kita
adalah menyelamatkan aqidah kita dari kesyirikan, jika kita memberikan jimat
atu pusaka
tersebut pada orang lain maka kita telah menyebabkan orang lain
terjerumus dalam kesyirikan. Dengan memusnahkan jimat tersebut, semoga Alloh
menyelamatkan aqidah kita, memberikan keberkahan kepada kita dan keluarga kita.
Amin.
Kisah ini bermula dari seorang bapak yang berasal dari Yogyakarta ( Jawa Tengah ) bernama Rahardjo ( 50 thn ) yang sering dimintai tolong oleh rekan rekannya jika ada yang sakit atau kesurupan dan menyebarlah berita tentang pak Rahardjo yang dianggap memiliki linuwih atau kelebihan, walaupun beliau tidak pernah membuka praktek “ pengobatan “ karena beliau juga adalah seorang karyawan swasta di perusahaan pengembang / perumahaan yang terkenal di negeri ini. Pak Rahardjo adalah seorang mualaf yang beristrikan seorang muslimah yang sangat berbahagia karena keislaman sang suami namun bertahun tahun, sang suami terlihat sebagai muslim tidak sebagaimana mestinya yaitu tidak menjalankan syariat sholat yang merupakan bagian dari rukun islam. Sejatinya hal inipun membuat sedih pak Rahardjo sendiri karena setelah Allah SWT memberi hidayah beliaupun ingin menjadi muslim yang baik dan menjalankan sholat, namun saat akan sholat beliau tidak sanggup menahan rasa sakit dan panas yang luar biasa yang mendera tubuh beliau dan sang istri menyarankan beliau untuk mencoba ruqyah syar’i karena selama ini belum pernah ada yang bisa menyembuhkan beliau bahkan beliau bercerita kepada kami seringkali beliau menyembuhkan orang yang kesurupan lalu jin di tubuh orang tersebut memohon maaf kepada beliau sembari mencium tangan beliau. Hingga takdir mempertemukan kami dengan pak Rahardjo yang datang ke klinik kami.
Setelah bercerita tentang hal di atas ruqyah pun dimulai dan lantunan ayat-ayat suci Al Quran terus dibacakan, singkat cerita ruqyahpun selesai dengan reaksi yang tidak se ekstrim yang terbayang di benak kami, akan tetapi kami masih merasakan ruqyah ini belum tuntas dan kami meminta nomor telepon beliau. Keesokkan hari kami sengaja menelepon beliau untuk memantau kondisi beliau. Dugaan kami ternyata tidak meleset, pasca ruqyah beliau merasakan panas hebat disekujur tubuhnya dan dengan sigap kami meminta beliau untuk datang kembali sore ini ke klinik kami dan beliau pun berjanji akan datang untuk menuntaskan semua “keluhan” ini.
Sore itu menjadi sejarah yang teristimewa bagi kami. Pak Rahardjo datang dengan wajah yang seperti menahan sakit. Kali ini kami meruqyah dengan singkat, karena kami akan membekam/hijamah beliau, dalam sebuah hadist bahwa syaithon mengalir bersama peredaran darah manusia, kemudian bekam pun dimulai dan tepat bersamaan kop terakhir menempel di tubuh, pak Rahardjo bangkit duduk (kami bekam dalam kondisi berbaring sebelumnya) sambil menangis dan seperti menahan sakit dan dengan bulu kuduk merinding kami ucapkan salam, Assalamualaikum dan tidak ada jawaban dari salam kami. Lalu kami bertanya “ siapa anda, bukan muslim?!” Dengan suara yang berubah menjadi sangat tua (seperti umur 90 tahun) pak Rahardjo menjawab “ Iya, saya nasrani, nama saya Mbah Mangun“. Dengan lembut kami berdialog agar beliau mau masuk kedalam agama islam dan alhamdulillah Allah Azza Wa Jalla memberikan hidayah kepada Mbah Mangun untuk menerima Islam dan ingin memperdalam agama Islam bersama Jin-jin muslim lainnya. Sejurus kemudian pak Rahardjo sadar dan setelah kami beri teh manis hangat kami bertanya “ siapa mbah mangun itu pak Rahardjo?” pak Rahardjo malah balik bertanya kami tahu darimana, kemudian pak Rahardjo menjelaskan bahwa mbah mangun adalah nama kakeknya yang meninggal di jepang di awal tahun perang dunia kedua, sebagai romusha ( pekerja paksa ) yang dibawa dari pulau Jawa ke negeri Jepang dan beliau sama sekali belum pernah bertemu dengan mbah mangun karena beliau meninggal di negri Jepang. Alhamdulillah Allah SWT memberi kemudahan dalam proses ruqyah kami ini. Sampai sekarang silahturahmi antara beliau dan kami masih terjalin bahkan orang orang yang datang meminta pertolongan kepada beliau, beliau arahkan ke kami untuk di ruqyah, terakhir beliau meminta kami mengambil jimat yang tertanam 1 m di depan orang yang terkena sihir dan dengan ijin Allah SWT berhasil menghancurkannya.
No comments:
Post a Comment