Thursday, 26 September 2019

WASIAT IMAM AL-GHAZALI

WASIAT IMAM AL-GHAZALI



Imam Ghozali terbangun pada dini hari dan sebagaimana biasanya melakukan shalat dan kemudian beliau bertanya pada adiknya, “Hari apakah sekarang ini?”
Adiknya pun menjawab, “Hari senin.”
Beliau kemudian memintanya untuk mengambilkan sajadah putihnya, beliau menciumnya, menebarkannya dan kemudian berbaring diatasnya sambil berkata lirih, “Ya Allah, hamba mematuhi perintahMu,”… dan beliau pun menghembuskan nafas terakhirnya. (14 Jumadil Akhir tahun 505 H )
Di bawah bantalnya mereka menemukan bait-bait berikut, ditulis oleh Al-Ghazali ra. barangkali pada malam sebelumnya. :
“Katakan pada para sahabatku, ketika mereka melihatku mati.
Menangis untukku dan berduka bagiku.
Janganlah mengira bahwa jasad yang kau lihat ini adalah aku.
Dengan nama Allah, kukatakan padamu, ini bukanlah aku.
Aku adalah jiwa, sedangkan ini hanyalah seonggok daging
Ini hanyalah rumah dan pakaian ku sementara waktu.
Aku adalah harta karun, jimat yang tersembunyi.
Dibentuk oleh debu, yang menjadi singgasanaku.
Aku adalah mutiara, yang telah meninggalkan rumahnya.
Aku adalah burung, dan badan ini hanyalah sangkar ku.
Dan kini aku lanjut terbang dan badan ini kutinggal sbg kenangan.
Puji Tuhan, yang telah membebaskan aku
Dan menyiapkan aku tempat di surga tertinggi,
Hingga hari ini , aku sebelumnya mati, meskipun hidup diantara mu.
Kini aku hidup dalam kebenaran, dan pakaian kubur ku telah ditanggalkan.
Kini aku berbicara dengan para malaikat diatas,
Tanpa hijab, aku bertemu muka dengan Tuhanku.
Aku melihat Lauh Mahfuz, dan didalamnya ku membaca
Apa yang telah, sedang dan akan terjadi.
Biarlah rumahku runtuh, baringkan sangkarku di tanah,
Buanglah sang jimat, itu hanyalah sebuah kenang2an, tidak lebih.
Sampingkan jubahku, itu hanyalah baju luar ku,
Letakkan semua itu dalam kubur, biarkanlah terlupakan
Aku telah melanjutkan perjalananku dan kalian semua tertinggal.
Rumah kalian bukanlah tempat ku lagi.
Janganlah berpikir bahwa mati adalah kematian, tidak, itu adalah kehidupan,
Kehidupan yang melampaui semua mimpi kita disini,
Di kehidupan ini, kita diberikan tidur,
Kematian adalah tidur, tidur yang diperpanjang
Janganlah takut ketika mati itu mendekat,
Itu hanyalah keberangkatan menuju rumah yang terberkati ini
Ingatlah akan ampunan dan cinta Tuhanmu,
Bersyukurlah pada KaruniaNya dan datanglah tanpa takut.
Aku yang sekarang ini, kau pun dapat menjadi
Karena aku tahu kau dan aku adalah sama
Jiwa-jiwa yang datang dari Tuhannya
Badan badan yang berasal sama
Baik atapun jahat, semua adalah milik kita
Aku sampaikan pada kalian sekarang pesan yang menggembirakan
Semoga kedamaian dan kegembiraan Allah menjadi milikmu selamanya.”

Tuesday, 24 September 2019

KEUTAMAAN MANDI SEBELUM SHUBUH

KEUTAMAAN MANDI SEBELUM SUBUH

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan bunyi kokok ayam jantan di waktu malam, sebagai penanda kebaikan, dgn datangnya Malaikat dan kita dianjurkan berdoa. Ini bagian dari keistimewaan ayam.
Al-Hafidz Ibn Hajar mengatakan,
وللديك خصيصة ليست لغيره من معرفة الوقت الليلي فإنه يقسط أصواته فيها تقسيطا لا يكاد يتفاوت ويوالي صياحه قبل الفجر وبعده لا يكاد يخطئ سواء أطال الليل أم قصر ومن ثم أفتى بعض الشافعية باعتماد الديك المجرب في الوقت
Ayam jantan memiliki keistimewaan yg tidak dimiliki binatang lain, yaitu mengetahui perubahan waktu di malam hari. Dia berkokok di waktu yg tepat dan tidak pernah ketinggalan. Dia berkokok sebelum subuh dan sesudah subuh, hampir tidak pernah meleset. Baik malamnya panjang atau pendek. Karena itulah, sebagian syafiiyah mefatwakan untuk mengacu kepada ayam jantan yg sudah terbukti, dalam menentukan waktu. (Fathul Bari, 6/353).
Sabda beliau, ‘ayam mengingatkan (orang) untuk shalat’ bukan maksudnya dia bersuara, ‘shalat..shalat..’ atau ‘waktunya shalat…’ namun maknanya bahwa kebiasaan ayam berkokok ketika terbit fajar dan ketika tergelincir matahari. Fitrah yg Allah berikan kepadanya. (kitab Fathul Bari, 6/353).
Doa Ketika Dengar Ayam Berkokok
Kokok ayam adalah suara yg paling disukai Allah Swt. Suara kokok ayam menandai turunnya malaikat membawa rahmat-Nya. Ketika berkokok, konon ayam mengucapkan, “Lâ ilâha illallâh”. Karenanya doa ini dianjurkan untuk dibaca saat ayam berkokok.
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ
Lâ ilâha illallâh. Allâhumma innî as’aluka min fadhlika.
Artinya, “Tiada tuhan yang disembah selain Allah. Hai Tuhanku, aku meminta kepada-Mu sebagian dari kemurahan-Mu,” (Lihat Sayid Utsman bin Yahya, kitab Maslakul Akhyar, Cetakan Al-‘Aidrus, Jakarta).
-------
Sedang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam setiap pagi hari memanjatkan doa untuk umatnya.
اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا
“Ya Allah berikanlah berkah kepada umatku di pagi hari mereka.” (HR. Tirmidzi).
Artinya, pagi bukan saatnya untuk berleyeh2, apalagi kembali pulas mendengkur. Oleh sebab itu, mesti ada niat dan ikhtiyar kuat dlm diri agar kita tdk termasuk umat Islam yg kehilangan berkah, justru di awal suatu hari bermula.
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Pagi hari bagi seseorang itu seperti waktu muda dan akhir harinya seperti waktu tuanya.”
------
Manfaat Mandi Sebelum Subuh
Keistimewaan mandi fajar yaitu mandi pada pagi hari sebelum adzan subuh yg banyak sekali orang tidak mengetahuinya. Sebenarnya banyak sekali kelakuan di saat2 tertentu dalam islam, namun kita tidak mengetahui bahwa itu banyak khasiat dan manfaatnya bagi kita. Diantaranya ialah Mandi diwaktu terbit fajar (sekitar pukul 4 pagi) waktu istimewa.
Para Nabi dan Rasul adalah manusia mulia yg senantiasa menghidupkan waktu sepertiga malam sampai fajar. Untuk itu mereka adalah manusia yg paling sehat dibanding umatnya. Keteladanan ini diikuti para tabiin, tabiut tabiin dan salafush shalih. Mereka meraih kesehatan dengan banyak mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala, dan Insya Allah termasuk kebiasaan mandi dikala fajar.
Syaikh Dr. Abdul Hamid Dayyat dari Universitas Kairo, Mesir menjelaskan maanfat kesehatan yg diperoleh orang dgn bangun pagi banyak sekali. Diantaranya, gas O3 diudara sangat melimpah saat fajar, kemudian berkurang sedikit demi sedikit, hinnga habis ketika matahari terbenam. Gas O3 mempunyai pengaruh yg positif pada urat saraf, mengaktifkan kerja otak dan tulang. Ketika seseorang menghirup udara fajar yg dinamakan udara pagi, dia merasakan kenikmatan dan kesegaran tiada taranya diwaktu manapun, baik siang atau malam.
Bagi kalian yg senantiasa melakukan mandi fajar dgn kontinyu/istiqamah/rutin, akan mendapatkan beberapa faedahnya antara lain :
1.Tidak terkena penyakit Ain (sakit, demam,pilek dan lain sebagainya).
2.Tidak akan terkena sihir, guna2, santet baik dari Jin maupun ulah manusia.
3.Badan akan sehat selalu.
4.Wajahnya bercahaya.
5.Doanya mudah dikabulkan Allah SWT.
6.Sukar di do’akan jahat oleh orang lain (seperti di sumpahi, maka akan berbalik kepada yg menyumpahinya).
7.Mengawetkan daya tahan mata, tidak mudah rabun.
8.Belum lagi khasiat lainnya
(Keistimewaan mandi fajar ini saya kutip dari kitab Al-Fawaa-id Fish-shilaati Wal-Awaad-id, karya : Al-Allamah Asy-Syekh Syihabuddin Ahmad bin Abdul Lathif Asy-Syarajy Al-Yamany)
--------
Hasil penelitian yg dirilis oleh situs informasi dan konsultasi kesehatan, www.doktersehat.com, menyatakan ada 3 waktu yg seharusnya dihindari kebiasaan seseorang untuk mandi, Berbahaya!! Bahkan bisa menyebabkan kematian mendadak. Simak penjelasannya di bawah ini.
1. Jangan Mandi 30 Menit Setelah Shalat Ashar
Pada waktu tersebut kondisi darah dalam tubuh sedang panas, sehingga jika kita memaksakan diri untuk mandi, maka bisa mengakibatkan rasa lelah dan letih yg berlebihan.
2. Jangan Mandi Setelah Maghrib
Pada waktu maghrib antara pukul 18.00 – 19.00 juga dilarang, dikarenakan kondisi jantung kita pada waktu itu sangat melemah. Selain itu, mandi pada waktu tersebut juga meningkatkan resiko penyakit paru-paru basah.
3. Jangan Mandi Setelah Waktu Isya Sampai Jam 12 Malam
Setelah waktu isya, merupakan waktu dimana jantung kita butuh beristirahat. Mandi pada saat itu akan menyebabkan kerusakan jantung permanen jika kita lakukan secara terus menerus. Selain itu, mandi pada waktu setelah isya bisa mengakibatkan penyakit reumatik.
Jika anda memang tak memiliki waktu yg tepat untuk mandi, berikut ini adalah waktu alternatif yg dianjurkan untuk mandi.
Waktu yg direkomendasikan ini sudah pasti mengandung manfaat untuk tubuh.
1. Mandi di Waktu Subuh atau Sebelum Subuh
Mandi sebelum subuh sangat dianjurkan, karena mengandung ozon dalam air lebih tinggi sehingga membuat badan lebih segar dan lebih awet muda. Rasululah selalu melakukan mandi sebelum subuh, karena mandi di waktu ini akan menguatkan daya tahan tubuh.
2. Mandi di Waktu Ashar
Mandi pada waktu ashar atau sekitar pukul 15.00 akan membuat tubuh anda lebih segar. Selain itu, mandi pada waktu ashar juga mampu meningkatkan kekebalan tubuh sehingga tidak akan mudah terkena penyakit. Demikian, silahkan di share ke yang lain agar bermanfaat.
Manfaat Mandi Di Sepertiga Akhir Malam
Mandi di sepertiga akhir malam sebelum memulai rangkaian qiyamullail. Jika ditinjau dari kesehatan dan penelitian kesehatan ternyata memiliki manfaat yg sangat besar. Mandi yang biasa kita lakukan pada pagi hari memang memiliki pengaruh besar untuk memulai aktifitas setelah tubuh menyisakan lelah setelah berjam2 tidur di malam hari. Rasa kantuk tentunya tak mudah hilang hanya dgn berwudlu atau cuci muka. Tubuh akan terasa segar dan bersemangat untuk memulai aktivitas setelah mendapat siraman air dingin menyegarkan.
Semoga Bermanfaat. Amin...
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ...

Wednesday, 18 September 2019

NASEHAT HADROTUS SYEKH HASYIM ASY'ARI DALAM MEMILIH GURU PANUTAN

Nasehat Hadrotussyekh Hasyim Asy'ari Dalam Memilih Guru/Panutan.



Menyampaikan keharusan untuk berhati-hati dalam mengambil ilmu (agama).
Tidak boleh mengambilnya dari orang yang bukan ahlinya.
Ibnu Asakir meriwayatkan bahwa Imam Malik ra berkata,
“Jangan mengambil ilmu dari pelaku bid’ah.
Jangan mengambilnya dari orang yang tidak diketahui siapa gurunya.
Dan jangan mengambilnya dari orang yang berdusta tentang ucapan manusia, kendati tidak berdusta tentang ucapan Rasulullah SAW.”
Ibnu Sirin rahimahullah menceritakan:
هذَا اْلعِلْمُ دِيْنٌ, فَانْظُرُوْا عَمَّنْ تَأْخُذُوْنَ دِيْنَكُمْ
Artinya: “Ilmu (hadis) ini adalah agama. Jadi, telitilah dari siapa kamu mengambil agamamu.”
Ad Dailami meriwayatkan dari Ibnu Umar ra secara marfu’ yang menyatakan:
اْلعِلْمُ دِيْـنٌ , وَالصَّلاَةُ دِيْـنٌ , فَانْظُرُوْا عَمَّنْ تَأْخُذُوْنَ هذَا اْلعِلْمَ , وكَيْفَ تُصَلُّوْنَ هذِهِ فَإِنَّكُمْ تُسْأَلُوْنَ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ , فَلاَ تَرووهُ اِلاَّ عَمَّنْ تَحَقَّقَتْ أَهْلِيَّــتَهُ بِأْنْ يَكُوْنَ مِنَ اْلعُدُوْلِ الثِّقَــاتِ الْمُتَّقِيْنَ
Artinya:
“Ilmu adalah agama.
Dan shalat adalah agama.
Jadi, telitilah dari siapa kamu mengambil ilmu ini. Dan bagaimana kamu menunaikan shalat ini, karena kamu akan ditanya pada Hari Kiamat.
Jadi, jangan meriwayatkannya selain dari orang yang telah teruji keahliannya sebagai orang yang adil, terpercaya dan mumpuni.”
Dalam kitab Shahihnya, Imam Muslim meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
سَيَكُونُ فِى آخِرِ أُمَّتِى أُنَاسٌ يُحَدِّثُونَكُمْ مَا لَمْ تَسْمَعُوا أَنْتُمْ وَلاَ آبَاؤُكُمْ فَإِيَّاكُمْ وَإِيَّاهُمْ
Artinya: “Pada akhir umatku akan ada orang-orang yang menceritakan kepada kalian sesuatu yang belum pernah kalian dengar sendiri dan belum pernah didengar oleh bapak-bapak kalian.
Maka waspadalah kalian terhadap mereka.”
Dalam Shahih Muslim juga disebutkan bahwa Abu Hurairah ra menyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
يَكُونُ فِى آخِرِ الزَّمَانِ دَجَّالُونَ كَذَّابُونَ يَأْتُونَكُمْ مِنَ الأَحَادِيثِ بِمَا لَمْ تَسْمَعُوا أَنْتُمْ وَلاَ آبَاؤُكُمْ فَإِيَّاكُمْ وَإِيَّاهُمْ لاَ يُضِلُّونَكُمْ وَلاَ يَفْتِنُونَكُمْ.
Artinya: “Pada akhir zaman kelak akan ada dajjal-dajjal pendusta yang datang kepada kalian dengan membawa hadis-hadis yang belum pernah kalian dengar sendiri dan belum pernah didengar oleh bapak-bapak kalian.
Maka waspadalah kalian terhadap mereka.
Jangan sampai mereka menyesatkan dan menimpakan fitnah kepada kalian.”
Masih dalam kitab yang sama juga disebutkan bahwa Amr bin Ash ra berkata, “Sesungguhnya di dalam lautan terdapat setan-setan yang terpenjara. Mereka diikat oleh Sulaiman bin Daud ra.
Tidak lama lagi setan-setan itu akan keluar lalu membaca Al Qur’an di depan manusia.”
An Nawawi rahimahullah berkata, “Maksudnya mereka membaca sesuatu yang bukan Al Qur’an tetapi mereka mengatakan bahwa itu adalah Al Qur’an untuk memperdaya orang-orang awam.”
Ath Thabrani meriwayatkan sebuah hadis dari Abu Darda’ ra yang menyatakan:
إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي الأَئِمَّةُ الْمُضِلُّونَ
Artinya:“Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan terhadap umatku adalah pemimpin-pemimpin yang menyesatkan.”
Imam Ahmad meriwayatkan sebuah hadis dari Umar ra yang menyatakan:
إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِى كُلُّ مُنَافِقٍ عَلِيمُ اللِّسَانِ
Artinya:“Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan terhadap umatku adalah setiap orang munafik yang pintar berbicara.”
Al Munawi rahimahullah mengatakan, “Maksudnya, memiliki banyak ilmu retorika, tetapi tidak memiliki ilmu tentang masalah hati dan sedikit beramal.
Dia menjadikan ilmunya sebagai profesi untuk mencari makan dan sebagai kebanggaan untuk mengangkat status sosialnya.
Dia mengajak orang lain ke jalan Allah SWT., tetapi dia sendiri malah menjauh.”
Ath Thabrani meriwayatkan sebuah hadis dari Ali ra yang menyatakan:
إِنِّي لاَ أَتَخَوَّفُ عَلَى أُمَّتِيْ مُؤْمِنًاً وَلاَ مُشْرِكًاً ، فَأَمَّا الْمُؤمِنُ فَيَحْجِزُهُ إِيْمَانُهُ ، وَأَمَّا الْمُشْرِكُ فَيَقْمَعُهُ كُفْرُهُ ، وَلَكِنْ أَتَخَوَّفُ عَلَيْكُمْ مُنَافِقًاً عَالِمَ اللِّسَانِ يَقُولُ مَا تعْرِفُونَ وَيَعْمَلُ مَا تُنْكِرُونَ
Artinya:“Sesungguhnya aku tidak mengkhawatirkan umatku dari ancaman orang mukmin dan orang musyrik. Adapun orang mukmin, imannya akan mencegahnya.
Sedangkan orang musyrik, kekafirannya akan menghalanginya.
Akan tetapi aku mengkhawatirkan kalian dari ancaman orang munafik yang pintar berbicara.
Dia mengatakan apa yang kalian nilai makruf (baik) dan mengerjakan apa yang kalian nilai munkar (buruk).”
Ziyad bin Hudair rahimahullah mengatakan,
“Umar bin Khaththab ra pernah bertanya kepadaku:
‘Apakah kamu tahu apa yang akan menghancurkan Islam?’
Aku menjawab: ‘Tidak’.
Lalu dia berkata: ‘Islam akan dihancurkan oleh kekeliruan orang yang alim (berilmu), perdebatan orang munafik yang menggunakan Al-Qur’an, dan keputusan pemimpin-pemimpin yang menyesatkan’.
Demikian pernyataan Hadratussyaikh mengutip hadis dan qaul ulama tentang keharusan berhati-hati dalam mengambil ilmu (agama), karena kredibilitas guru menentukan kualitas keilmuan dan keabsahan dalam berdalil.
Salah berguru, akan mengakibatkan kerancuan keilmuan.
Untuk mari kita cerdas dalam memilih guru.
Tentu semua guru adalah mulia, tetapi setiap mereka mempunyai spesialisasi yang berbeda-beda menurut keilmuan yang dipelajari dan didalami.
Bukankah kita ketika ingin belajar fikih kepada yang memang kredibel di bidang fikih?
Seperti itulah bagaimana ulama-ulama dan para kiai dahulu belajar, ketika ingin belajar suatu disiplin keilmuan mendatangi guru yang dianggal faktual di bidang tersebut.
Semoga bermanfaat.
Sumber: Kitab Risalah Ahlussunnah wal Jama’ah karya Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari

Saturday, 14 September 2019

HAKIKAT ZIKIR MENURUT SYEKH ABDUL QODIR JAELANI

HAKIKAT ZIKIR MENURUT
SYEIKH ABDUL QADIR AL JILANI

Syeikh Abdul Qadir Al Jilani berkata, diriwayatkan bahwa Rasulullah saw. telah bersabda :
"Maukah kuceritakan kepadamu tentang amalmu terbaik dan paling bersih dalam pandangan Allah swt, serta orang yang tertinggi darjatnya di antaramu, yang lebih baik dari menyedekahkan emas dan perak serta memerangi musuh-musuhmu dan memotong leher mereka, dan mereka juga memotong lehermu? Para sahabat bertanya, Apakah itu, wahai Rasulullah? Beliau menjawab, Dzikir kepada Allah swt."
(Riwayat Baihaqi)

Rasulullah saw bersabda :
"Yang paling utama aku ucapkan, aku dan ucapan para Nabi sebelumku adalah 'Laa Ilaaha Illallaah'. Setiap Maqam Zikir ada syarat martabat tertentu, baik zikir bersuara (Jahr) maupun yang tersembunyi (Khafi).
Bermula adalah Zikir Lisan, kemudian Zikir Jiwa (Nafs), kemudian Zikir Qalbu, lalu Zikir Roh, kemudian Zikir Sirr (Rahsia Roh), kemudian Zikir Rahsia (Khafi), lalu Zikir Paling Rahasia (Akhfal Khafi).
Zikir Lisan adalah zikir, di mana dengan zikir itu mengingatkan qalbu yang lalai pada ingat Allah Taala.
Zikir Jiwa (Nafs) adalah zikir yang terdengar oleh huruf maupun suara, tetapi terdengar oleh rasa dan gerak-gerik dalam batin.
Zikir Qalbu adalah aktiviti qalbu dengan segala apa yang tersembunyi di dalamnya dari pancaran Kemaha-agungan dan Kemaha-indahanNya.
Zikir Roh, tersimpul pada penyaksian Cahaya-Cahaya Tajalli Sifat.
Zikir Sirr, adalah fokusnya ketersingkapan rahsia-rahsia Ilahiyah.
Zikir Khafi adalah menyelaraskan Cahaya-Cahaya Kemahaindahan Zat Ahadiyah di tempat yang benar.
Sedangkan Zikir Akhfal Khafi adalah memandang pada Hakikat Haqqul Yaqin, dan tak ada yang nampak kecuali hanya Allah Taala, sebagaimana firmanNya :
"Maka sesungguhnya Dia Maha Tahu yang rahsia dan yang lebih tersembunyi." (Thaha : 7).
Perlu diketahui, di sana ada sisi Roh lain yang lebih lembut dibanding roh roh yang ada yang disebut dengan 'Thiflul Maani', iaitu suatu kelembutan yang memotivasi seluruh gerak menuju kepada Allah swt. Para Ulama Sufi menegaskan, Roh ini tidak bersemai pada setiap orang namun lebih bersemai pada kalangan Khusus, sebagaimana firman Allah Taala:
"Allah mempertemukan Roh dari perintahNya pada orang yang dikehendaki dari kalangan hamba-hambaNya." (Ghafir: 15)
Roh tersebut yang berganding secara lazim dengan Alam Qudrat dan Musyahadah di Alam Hakikat, sehingga sama sekali tidak berpaling kepada selain Allah swt, seperti yang disabdakan oleh Rasulullah saw:
"Dunia itu haram bagi Ahli Akhirat, dan Akhirat itu haram bagi Ahli Dunia, dan keduanya haram bagi Ahlullah." (Ad-Daylamy)
Sedangkan Jalan Wushul kepada Allah Taala, melalui peneladanan jejak secara fisik di jalan yang lurus melalui Hukum Syariat, baik malam maupun siang. Sedangkan di satu sisi, harus melakukan zikir kepada Allah Taala, sebagai keharusan yang mesti dilakukan oleh Para Pencari, sebagaimana firmanNya:
"Iaitu orang-orang yang berzikir kepada Allah baik ketika berdiri dan ketika duduk dan ketika tidur, dan bertafakur." (Ali Imran: 191)
Yang dimaksudkan dengan berdiri adalah zikir di siang hari, dan makna duduk adalah zikir di malam hari. Begitu pula ketika dalam tidur, dalam suasana tergenggam Ilahi, terhamparkan keleluasaan jiwanya, ketika sehat, sakit, kaya, miskin, mulia dan abadi, dan sebagainya.
Wallahu a'lam.

JEJAK SEJARAH MURSYID THORIQOH AT-TIJANI SYEKH MUHAMMAD BIN YUSUF

  "Jejak Histori Syekh Muhammad bin Yusuf sukodono - Ampel Surabaya, abahny a KH Ubaid dan KH Zaid, salah satu pembawa Thoriqoh At-Tija...