Thursday 27 April 2017

MASUK SURGA HANYA KARENA RAHMAT GUSTI ALLAH SWT. SEMATA

Masuk Surga Hanya Karena Rahmat Gusti Allah Semata, Lalu Untuk Apa Beramal?

Saat seorang menyadari bahwa amalannya tidak mampu menggantikan surga Allah, disitu ia mengerti amat tidak pantas untuk merasa 'ujub dengan amalannya

Dalam hadis Jabir bin Abdillah radhiyallahu’anhu disebutkan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam,
لَا يُدْخِلُ أَحَدًا مِنْكُمْ عَمَلُهُ الْجَنَّةَ، وَلَا يُجِيرُهُ مِنَ النَّارِ، وَلَا أَنَا إِلَّا بِرَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ
Tidak ada amalan seorangpun yang bisa memasukkannya ke dalam surga, dan menyelematkannya dari neraka. Tidak juga denganku, kecuali dengan rahmat dari Allah” (HR. Muslim no. 2817).
Sementara dalam beberapa ayat diterangkan bahwa amalan adalah sebab seorang masuk surga. Seperti ayat berikut,
وَتِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِي أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Itulah surga yang dikaruniakan untuk kalian, disebabkan amal sholeh kalian dahulu di dunia” (QS. Az-Zukhruf : 72).
وحور عِينٌ * كَأَمْثَالِ اللُّؤْلُؤِ الْمَكْنُونِ * جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Bidadari-bidadari surga berkulit putih bersih dan bermata indah. Bidadari -bidadari itu putih bersih bagaikan mutiara-mutiara yang bejejer rapi. Semua itu sebagai balasan bagi orang-orang mukmin atas amal sholih yang mereka kerjakan di dunia” (QS. Al-Waaqi’ah: 22-24).

Bagaimana Menggabungkan Dua Nash yang Tampak Bertentangan Ini?
Mari simak penjelasan berikut…
Maksud dari huruf “ba” pada ayat ini adalah ba sababiyah (sebab). Adapun penafian sebab masuk surga karena amal pada  hadis, bermakna dalam perkara balasan yang setimpal (‘iwadhiyyah).
Maksudnya adalah seorang tidak bisa membayar surga Allah dengan amal perbuatannya. Karena amalannya penuh dengan cacat, sementara surga Allah terlalu sempurna untuk menjadi balasannya. Hanya dengan rahmat Allah saja seorang bisa tinggal di surgaNya. (Semoga kita termasuk penghuni surgaNya).
Syaikh Ibnu ‘Utsamin menjelaskan,
فكيف يُجمَع بين الآية وبين هذا الحديث ؟ والجواب عن ذلك: أن يقال: يُجمع بينهما بأن المنفيَّ دخول الإنسان الجنة بالعمل في المقابلة، أما المثْبتُ: فهو أن العمل سبب وليس عوضا.
“Bagaimana menggabungkan antara ayat dan hadis ini (yakni hadis Jabir di atas, pent)? Jawabannya, kedua dalil di atas bisa dikompromikan, di mana peniadaan masuknya manusia ke dalam surga karena amalnya dalam arti balasan, sedangkan isyarat bahwa amal sebagai kunci masuk surga dalam arti bahwa amal itu adalah sebab, bukan pengganti” (Syarah Riyadhus Sholihin, 1/575).
Ini isyarat bahwa tidak benar bila kemudian seorang berpangku tangan merasa cukup bergantung dengan rahmat Allah, lalu meninggalkan  amal sholih karena menganggapnya tidak penting. Karena Allah menetapkan segala sesuatu dengan sebab dan akibat. Dalam hal ini, Allah ‘azzawajalla menjadikan sebab mendapatkan rahmatNya; yang menjadi sebab meraih surga, dengan amal shalih.
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَٰئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللَّهِ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al Baqarah: 218).

Tidak Pantas ‘Ujub
Saat seorang menyadari  bahwa amalannya tidak mampu menggantikan surga Allah, disitu ia mengerti amat tidak pantas untuk merasa ‘ujub dengan amalannya.
Andai dari hari pertama dia dilahirkan ke dunia, sampai akhir hayatnya  beribadah kepada Allah dan tak pernah melakukan dosa sedikitpun, itu tak akan mampu membayar surga Allah yang penuh dengan limpahan kenikmatan. Lalu bagaimana lagi bila diri ini berlumuran dosa, ibadah masih cacat, entah sudah berhasilkah kita memperjuangkan keikhlasan, kemudian  merasa ‘ujub?! Wal’iyadzubillah..

Amal Shalih Sebab Meraih Tingkatan Tinggi di Surga
Suatu hari Rabi’ah bin Ka’ab al Aslami (Abu Firos) berkisah, “Aku bermalam bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, kemudian aku mengambilkan air wudhu’ untuk beliau, serta hajat beliau (maksudnya pakaian dan lain-lain).
Kemudian Beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda kepadaku,
“Mintalah sesuatu kepadaku.”
“Aku meminta untuk bisa bersamamu di dalam surga.” Pintaku.
Nabi bersabda lagi, “Apakah ada selain itu?”
“Hanya Itu permintaanku.” Jawabku.
Beliau lalu bersabda,
فَأَعِنِّي عَلَى نَفْسِكَ بِكَثْرةِ السُّجُودِ
Kalau begitu tolonglah aku untuk memperkenankan permintaanmu itu dengan memperbanyak sujud” (HR. Muslim).
Dalam hadis lain diterangkan, dari Abu Said al Khudri radhiyallahu’anhu. Beliau mendengar Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ أَهْلَ الدَّرَجَاتِ الْعُلَى لَيَرَاهُمْ مَنْ تَحْتَهُمْ كَمَا تَرَوْنَ النَّجْمَ الطَّالِعَ فِي أُفُقِ السَّمَاءِ، وَإِنَّ أَبَا بَكْرٍ، وَعُمَرَ مِنْهُمْ وَأَنْعَمَا
Sesungguhnya penghuni surga yang menempati derajat yang paling tinggi,  akan melihat orang-orang yang berada di bawah mereka, seperti kalian melihat bintang yang terbit di ufuk langit. Dan sngguh Abu Bakr dan ‘Umar, termasuk dari mereka  dan yang paling baik” (HR. Tirmidzi).
Hadis di atas menunjukkan bahwa surga memiliki tingkatan-tingkatan, yang dapat diraih dengan amal sholih, setelah masuknya didapat karena rahmat Allah.
Imam al Qurtubi rahimahullah menerangkan,
اعلم أن هذه الغرف مختلفة في العلو ، والصفة ، بحسب اختلاف أصحابها في الأعمال ، فبعضها أعلى من بعض ، وأرفع
Ketahuilah bahwa kamar di surga berbeda-beda dalam hal derajat ketinggian dan sifatnya, sesuai  perbedaan penghuninya dalam  amal perbuatan. Maka satu dari mereka lebih tinggi derajatnya dari yang lain” (at Tadzkiroh fi Ahwal al Mauta wa Umur al Akhiroh, hal. 398).
Diantara tafsiran para ulama dalam mengkompromikan ayat dan hadis yang tampak bertentangan di atas, bahwa ayat yang menerangkan amalan sebagai kunci masuk surga, diartikan  sebagai sebab untuk meraih derajat di dalam surga. Adapun hadis tentang masuk surga karena rahmat Allah,  dipahami bahwa rahmat Allah sebagai sebab masuk surgaNya.
Ibnu Hajar rahimahullah menuliskan dalam Fathul Bari,
قال بن بطال في الجمع بين هذا الحديث وقوله تعالى وتلك الجنة التي أورثتموها بما كنتم تعملون ما محصله أن تحمل الآية على أن الجنة تنال المنازل فيها بالأعمال فإن درجات الجنة متفاوتة بحسب تفاوت الأعمال وأن يحمل الحديث على دخول الجنة والخلود فيها
Ibnu Batthol menjelaskan saat menggabungkan hadis ini (yakni hadis Aisyah yang semakna dengan hadis Jabir di atas, pent), dengan firman Allah ta’ala,
وَتِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِي أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Itulah surga yang dikaruniakan untuk kalian, disebabkan amal sholeh kalian dahulu di dunia” (QS. Az-Zukhruf : 72)
Ayat ini dimaknai bahwa tingkatan di dalam surga diraih dengan amalan. Karena derajat di surga berbeda-beda,  sesuai perbedaan tingkatan amal. Adapun hadis dimaknai, sebab masuk surga atau sebab mendapatkan keabadian di dalamnya (hanya dengan rahmat Allah)” (Fathul Bari, 11/295).
Allah Maha Adil. Tentu tak akan menyamakan antara orang yang giat beramal, istiqomah, tinggi ketakwaan keikhlasan serta imannya, dengan mereka yang biasa-biasa saja kualitas iman dan takwanya. Seperti kata pepatah, Aljaza’ min jinsil ‘amal, balasan sesuai dengan amal perbuatan.
Wallahua’lam bis shawab.
***
Madinah An Nabawiyah
23 Jumadal Akhir 1437
Penulis: Ahmad Anshori
Sumber  : Muslim.or.id


Wednesday 26 April 2017

MARI KITA SEMPURNAKAN SHOLAT KITA

💚 *Surat Cinta Tentang Shalat*
---------------------------------------------
🌾Bila engkau anggap *shalat* itu hanya sebagai *penggugur kewajiban*, maka kau *akan terburu-buru mengerjakannya*.

🌾Bila engkau anggap *shalat hanya sebagai sebuah kewajiban*, maka kau *tak akan menikmati hadirnya Allah* saat kau mengerjakannya.

🌿Anggaplah *shalat itu pertemuan yang kau nanti dengan Tuhanmu*.

🌿Anggaplah *shalat itu sebagai cara terbaik kau bercerita dengan Allah SWT*.

🌿Anggaplah *shalat itu sebagai kondisi terbaik untuk kau berkeluh kesah* dengan Allah SWT.

🌿Anggaplah *shalat itu sebagai seriusnya kamu dalam bermimpi*.

🍂Bayangkan ketika "adzan berkumandang," *tangan Allah melambai kepadamu untuk mengajak kau lebih dekat denganNya*

🍂Bayangkan ketika kau "takbir," *Allah melihatmu, Allah tersenyum untukmu dan Allah bangga terhadapmu*.

🍂Bayangkanlah ketika "rukuk," *Allah menopang badanmu hingga kau tak terjatuh*, hingga kau merasakan damai dalam sentuhan-Nya.

🍂Bayangkan ketika "sujud," Allah mengelus kepalamu. Lalu Dia berbisik lembut di kedua telingamu: *Aku mencintaimu wahai hambaKu*."

🍂Bayangkan ketika kau *"duduk di antara dua sujud,"* Allah berdiri gagah di depanmu, lalu mengatakan:
*"Aku tak akan diam apabila ada yang mengusikmu."*

🍂Bayangkan ketika kau memberi "salam," *Allah menjawabnya, lalu kau seperti manusia berhati bersih setelah itu*.

*Subhanallah sungguh nikmat shalat yang kita lakukan*. Tidak akan sia-sia yang menyebarkannya, tidak akan rugi orang yang membacanya.

*Beruntunglah  orang-orang yang mengamalkannya*.

Barakallahu fiikum, Wassalamualaikum

*Maafkanlah aku ya Allah  yg tak pernah memperhatikan kesempurnaan sholatku*
🍃🌾🌿🍂💕h..abdurrahman.al.banjari🍂🌿🌾🍃

KEUTAMAAN ILMU DARIPADA HARTA MENURUT SAYYIDINA ALI BIN ABI THALIB RA.

Keutamaan Ilmu daripada Harta 

Menurut sayyidina Ali bin Abi Thalib Ra.


Dari Ibnu Abbas Radhiallahu ‘Anhuma, katanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
Anaa Madinatul Ilmi wa Ali Baabuhaa, faman araadal Ilmi falyaatihi min baabihii.
“Aku adalah kotanya ilmu dan Ali adalah pintunya, maka barang siapa yang menghendaki ilmu maka datangilah pintunya.” 

Ketika aliran Khawarij mendengar hadist Rasulullah yang menerangkan bahwa Rasulullah saw. adalah kota ilmu dan sahabat Ali bin Abi Thalib kw. sebagai pintu kota tersebut, mereka sangat iri dan dengki. Kemudian para pembesar-pembesar aliran Khawarij berkumpul dan mengadakan rapat. Mereka mengatakan Kita akan bertanya kepada Ali bin Abi Tholib satu pertanyaan dan bagaimana ia akan menjawab. Jika ia menjawab dengan jawaban yang berbeda maka pantaslah kita mengakui bahwa ia seorang yang pandai !!!.

Kemudian datang seorang dari golongan mereka kepada sahabat Ali bin Abi Thalib kw. dan bertanya Wahai Ali, mana yang lebih utama ilmu atau harta ?. Sahabat Ali pun menjawab Ilmu lebih utama daripada harta. Kemudian orang tersebut bertanya lagi Apa alasannya ?. Sahabat Ali pun menjawab Ilmu adalah warisan para nabi, sedangkan harta adalah warisan dari Qorun, Syaddad, Firaun dan sebagainya.. Mendengat jawaban tersebut penanya pertama pun segera pergi.

Kemudian datang lagi seorang yang lain dan bertanya kepada sahabat Ali bin Abi Thalib Wahai Ali, mana yang lebih utama ilmu atau harta ?. Sahabat Ali pun menjawab Ilmu lebih utama daripada harta. Kemudian orang tersebut bertanya lagi Apa alasannya ?. Sahabat Ali pun menjawab Ilmu bisa menjagamu. Sedangkan harta, kamulah yang menjaganya.. Mendengar jawaban tersebut penanya kedua pun segera pergi.

Kemudian datang lagi seorang yang lain dan bertanya kepada sahabat Ali bin Abi Thalib seperti pertanyaan orang pertama dan kedua. Sahabat Ali pun menjawab Ilmu lebih utama daripada harta. Kemudian orang tersebut bertanya lagi Apa alasannya ?. Sahabat Ali pun menjawab Orang yang mempunyai harta, ia memiliki banyak musuh. Sedangkan orang yang berilmu, ia memiliki banyak teman.. Mendengar jawaban tersebut penanya ketiga pun segera pergi.

Kemudian datang lagi seorang yang lain dan bertanya kepada sahabat Ali bin Abi Tholib Wahai Ali, mana yang lebih utama ilmu atau harta ?. Sahabat Ali pun menjawab Ilmu lebih utama daripada harta. Kemudian orang tersebut bertanya lagi Apa alasannya ?. Sahabat Ali pun menjawab Jika kamu membelanjakan harta, maka harta itu akan berkurang. Tetapi jika kamu membelanjakan ilmu, maka ilmu itu akan semakin bertambah. Mendengar jawaban tersebut penanya keempat pun segera pergi.

Kemudian datang lagi seorang yang lain dan bertanya kepada sahabat Ali bin Abi Thalib Wahai Ali, mana yang lebih utama ilmu atau harta ?. Sahabat Ali pun menjawab Ilmu lebih utama daripada harta. Kemudian orang tersebut bertanya lagi Apa alasannya ?. Sahabat Ali pun menjawab Pemilik harta dipanggil dengan sebutan kikir dan pelit. Sedangkan pemilik ilmu dipanggil dengan sebutan mulya dan agung.. Mendengar jawaban tersebut penanya kelima pun segera pergi.

Kemudian datang lagi seorang yang lain dan bertanya kepada sahabat Ali bin Abi Thalib Wahai Ali, mana yang lebih utama ilmu atau harta ?. Sahabat Ali pun menjawab Ilmu lebih utama daripada harta. Kemudian orang tersebut bertanya lagi Apa alasannya ?. Sahabat Ali pun menjawab Harta selalu dijaga dari seorang pencuri. Tetapi ilmu tidak pernah dijaga dari seorang pencuri. Mendengar jawaban tersebut penanya keenam pun segera pergi.

Kemudian datang lagi seorang yang lain dan bertanya kepada sahabat Ali bin Abi Thalib Wahai Ali, mana yang lebih utama ilmu atau harta ?. Sahabat Ali pun menjawab Ilmu lebih utama daripada harta. Kemudian orang tersebut bertanya lagi Apa alasannya ?. Sahabat Ali pun menjawab Pemilik harta akan dihisab dan diperhitungkan atas hartanya kelak di hari kiamat. Sedangkan pemilik ilmu, ia akan mendapat syafaat di hari kiamat.. Mendengar jawaban tersebut penanya ketujuh pun segera pergi.

Kemudian datang lagi seorang yang lain dan bertanya kepada sahabat Ali bin Abi Tholib Wahai Ali, mana yang lebih utama ilmu atau harta ?. Sahabat Ali pun menjawab Ilmu lebih utama daripada harta. Kemudian orang tersebut bertanya lagi Apa alasannya ?. Sahabat Ali pun menjawab Harta akan habis sepanjang masa dan hancur sesuai perjalanan waktu. Sedangkan ilmu tidak pernah habis dan tidak akan hancur.. Mendengar jawaban tersebut penanya kedelapan pun segera pergi.

Kemudian datang lagi seorang yang lain dan bertanya kepada sahabat Ali bin Abi Thalib Wahai Ali, mana yang lebih utama ilmu atau harta ?. Sahabat Ali pun menjawab Ilmu lebih utama daripada harta. Kemudian orang tersebut bertanya lagi Apa alasannya ?. Sahabat Ali pun menjawab Harta menjadikan hati keras. Sedangkan ilmu dapat menyinari hati.. Mendengar jawaban tersebut penanya kesembilan pun segera pergi.

Kemudian datang lagi seorang yang terakhir dan bertanya kepada sahabat Ali bin Abi Thalib Wahai Ali, mana yang lebih utama ilmu atau harta ?. Sahabat Ali pun menjawab Ilmu lebih utama daripada harta. Kemudian orang tersebut bertanya lagi Apa alasannya ?. Sahabat Ali pun menjawab Harta membuat pemiliknya merasa seolah seperti tuhan karena harta yang dimilikinya. Sedangkan pemilik ilmu merasa ia adalah seorang hamba. Jika kamu semua bertanya kepadaku tentang hal ini, maka selama aku hidup, aku akan menjawabnya dengan jawaban yang berbeda.. Kemudian mereka mendatangi sahabat Ali bin Abi Thalib dan berpasrah diri mengakui kealiman beliau.

Kisah ini diambil dari Kitab Mawaidzul Ushfuriyyah
karangan Syekh Muhammad bin Abi Bakar, Hal. 04.

Tuesday 25 April 2017

AMALAN-AMALAN RASULULLAH DI BULAN SYA'BAN

Amalan-amalan Rasulullah SAW. di Bulan Sya'ban 


 

  1. Bulan Sya’ban pada tahun ini insyaAllah jatuh pada tanggal 28 April 2017. Bulan sya'ban adalah bulan yang ke-8 dalam sistem kalender Islam. Bulan Sya’ban berada di antara bulan hijriyah Rajab dan Ramadhan. Nama bulan ini berakar dari kata bahasa arab tasya’aba yang berarti berpencar. Pada masa itu, kaum arab biasa pergi memencar, keluar mencari air. Bulan Sya’ban juga berasal dari kata sya’aba yang berarti merekah atau muncul dari kedalaman karena ia berada di antara dua bulan yang mulia juga.

  2. 1.a. Definisi • Sya’ban—dari kata syi’b, yaitu jalan di sebuah gunung atau jalan kebaikan; karena orang-orang Arab pada bulan tersebut yatasya’abun (berpencar) untuk mencari sumber mata air; karena mereka tasya’ub (berpisah-pisah di gua-gua. Dikatakan juga karena bulan ini muncul (sya’aba) diantara dua bulan: Rajab dan Ramadhan. • Sya’ban—pada bulan itu terpancar bercabang-cabang kebaikan yang banyak (yatasya’abu minhu khayrun katsir)

  3. 2. b. Kejadian dan Peristiwa pada Bulan Sya’ban Dari Baitul Maqdis di Palestina ke Ka’bah di Makkah al- Mukarramah. Allah swt berfirman dalam (QS.al-Baqarah (2):144) Pemindahan Arah Kiblat

  4. 3. Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang- orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. (Al Baqarah [2]: 144)

  5. 4. Turunnya ayat tentang shalawat kepada Nabi saw
  6.  ‫ه‬َ‫ت‬َ‫ك‬ِ‫ئ‬ َ‫َل‬َ‫م‬ َ‫و‬ َ َّ‫اَّلل‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ون‬ُّ‫ل‬َ‫ص‬‫ي‬ۚ ِ‫ي‬ِ‫ب‬ َ‫ص‬ ‫وا‬‫ن‬َ‫م‬‫آ‬ َ‫ين‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫وا‬ُّ‫ل‬ ‫ا‬ً‫م‬‫ي‬ِ‫ل‬ْ‫س‬َ‫ت‬ ‫وا‬‫م‬ِ‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬

  7. 5. AMALAN-AMALAN SUNNAH DAN TARBIYAH IMANIYAH DI BULAN SYA'BAN 

  8. c. Sya'ban ala Rasulullah SAW
  9. 6. Bulan Puasa Sunnah Dari Aisyah R.A berkata: “Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW melakukan puasa satu bulan penuh kecuali puasa bulan Ramadhan dan aku tidak pernah melihat beliau lebih banyak berpuasa sunah melebihi (puasa sunah) di bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 1969 dan Muslim no. 1156) Dari Aisyah RA berkata: “Aku tidak pernah melihat beliau SAW lebih banyak berpuasa sunah daripada bulan Sya’ban. Beliau berpuasa di bulan Sya’ban seluruh harinya, yaitu beliau berpuasa satu bulan Sya’ban kecuali sedikit (beberapa) hari.” (HR. Muslim no. 1156 dan Ibnu Majah no. 1710)

  10. 7. Puasa Sunnah yang paling disukai Rasulullah Kedudukan puasa sunah di bulan Sya’ban dari puasa wajib Ramadhan adalah seperti kedudukan shalat sunah qabliyah bagi shalat wajib. Puasa sunah di bulan Sya’ban akan menjadi persiapan yang tepat dan pelengkap bagi kekurangan puasa Ramadhan.

  11. 8. Bulan Catatan Amal Diserahkan Allah SWT memberikan kemuliaan kepada hamba-Nya dengan anugerah nan agung. Anugerah diajukannya amal perbuatannya kepada Allah SWT. Setelah itu, Dia akan terima mana yang Dia kehendaki. dari Usamah bin Zaid R.A, ia berkata: “Wahai Rasulullah SAW, kenapa aku tidak pernah melihat Anda berpuasa sunah dalam satu bulan tertentu yang lebih banyak dari bulan Sya’ban? Beliau SAW menjawab: “Ia adalah bulan di saat manusia banyak yang lalai (dari beramal shalih), antara Rajab dan Ramadhan. Ia adalah bulan di saat amal-amal dibawa naik kepada Allah Rabb semesta alam, maka aku senang apabila amal-amalku diangkat kepada Allah saat aku mengerjakan puasa sunah.” (HR. Tirmidzi, An-Nasai dan Ibnu Khuzaimah. Ibnu Khuzaimah menshahihkan hadits ini)

  12. 9. Moment Catatan Amal Diserahkan 1. Pertanyaannya, apa dan bagaimana amal perbuatan kita dalam setahun ini kita tutup? 2. Lalu, kondisi seperti apa yang ingin dilihat oleh Allah pada diri kita, saat amal perbuatan itu diajukan kepada-Nya?  Maka, Sya’ban merupakan moment penting dalam detik-detik sejarah kehidupan seseorang. Berdasarkan moment itulah, seluruh catatan amal perbuatan kita dalam setahun diajukan kepada Allah SWT. Allah berfirman: َ
  13. ‫ف‬ ْ‫ر‬َ‫ي‬ ‫ح‬ِ‫ل‬‫ا‬َّ‫ص‬‫ال‬ ‫ل‬َ‫م‬‫الع‬ َ‫و‬ ‫ب‬ِ‫ي‬َّ‫الط‬ ‫م‬ِ‫ل‬َ‫ك‬‫ال‬ ‫د‬َ‫ع‬ْ‫ص‬َ‫ي‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ِ‫إ‬‫ه‬‫ع‬ “
  14. Kepada-Nya ucapan yang baik dan amal shalih itu diangkat.” [Q.s. Fathir: 10]

  15. 10. Moment Evaluasi Diri Apakah saat amal perbuatan kita diajukan kepada Allah SWT, kita dalam kondisi taat kepada-Nya, tetap memegang teguh agama- Nya, ikhlas, melakukan amal perbuatan, berkorban hanya untuk- Nya? Ataukah, ketika amal perbuatan kita diajukan kepada-Nya, kita hanya berpangku tangan, tidak mempunyai cita-cita yang mulia dan tinggi, ibadahpun minim, hidup dengan santai, bersenang- senang dan bermalas-malasan? Mari kita evaluasi diri kita sendiri-sendiri. Mari kita bersegera melakukan amal shalih, sebelum amal perbuatan kita diajukan kepada-Nya di bulan diajukannya amal perbuatan kita.

  16. 11. PERBANYAKLAH AMALAN SHALIH!! Bulan Diangkatnya amal manusia

  17. 12. Bulan Malu Kepada Allah Dari Hadits: maka aku senang apabila amal-amalku diangkat kepada Allah saat aku mengerjakan puasa sunah.” (HR. Tirmidzi Di dalam hadits ini ada rasa malu yang luar biasa yang dimiliki oleh Rasulullah saw. yaitu, tidak ingin dilihat oleh Allah, kecuali dalam keadaan sedang berpuasa. Inilah yang terpenting, dan semestinya menjadi kesibukan kita. Merasa malu kepada Allah, malu karena santai dan lalai dalam melakukan ketaatan kepada-Nya.

  18. 13. Malam Nisfu Sya’ban, Moment Pengampunan Pada suatu malam saya kehilangan Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam, lalu saya keluar, ternyata saya dapati beliau sedang berada di Baqi’, beliau bersabda: " Apakah kamu takut akan didzalimi oleh Allah dan Rasul-Nya?" saya berkata, wahai Rasulullah, saya mengira tuan mendatangi sebagian istri-istrimu, beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah ta’ala turun ke langit dunia pada malam pertengahan bulan Sya’ban, lalu mengampuni manusia sejumlah rambut (bulu) kambing bani Kalb." [HR. At Tirmudzi, Ibnu Majah, Ahmad]

  19. 14. Bulan Bertobat dan Perbaikan • Inilah moment penting bagi orang yang melakukan kesalahan dan melalaikan hak Allah, agama dan kewajiban-Nya. • bagi siapapun yang telah melakukan maksiat atau dosa, betapa pun besarnya. Bagi setiap Muslim yang telah melakukan kesalahan. UNTUK BERTOBAT MEMOHON AMPUN KEPADA ALLAH  Karena itu, Sya’ban ini merupakan momentum untuk menyadari dan meraih kembali apa yang hilang, serta memulai lembaran baru bersama Allah SWT, sehingga dosa-dosa yang mengisi lembaran- lembaran itu dihapus, dan dipenuhi dengan catatan bersih ketaatan.

  20. 15. Bulan Saling Bermaafan Inilah moment untuk menghapus dendam dalam hati kepada saudara-saudara kita. Maka, tak ada tempat bagi pendendam, pendengki dan orang yang saling bermusuhan. Karena itu, ucapan yang keluar dari lisan kita adalah: 

  21. ‫ر‬َ‫ن‬‫و‬‫ق‬َ‫ب‬َ‫س‬ َ‫ين‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫َا‬‫ن‬ِ‫ن‬‫ا‬ َ‫و‬ْ‫خ‬ِ‫إل‬ َ‫و‬ ‫َا‬‫ن‬َ‫ل‬ ْ‫ر‬ِ‫ف‬ْ‫غ‬‫ا‬ ‫َا‬‫ن‬َّ‫ب‬ََِ‫ب‬‫و‬‫ل‬‫ق‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ْ‫ل‬َ‫ع‬ْ‫ج‬َ‫ت‬ َ‫ال‬ َ‫و‬ ِ‫ان‬َ‫م‬‫ي‬ِ‫اإل‬ِ‫ب‬ ‫ا‬‫َا‬‫ن‬ ‫ا‬‫َل‬ِ‫غ‬ِ‫ح‬َّ‫ر‬ ٌ‫وف‬‫ء‬َ‫ر‬ َ‫ك‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ‫َا‬‫ن‬َّ‫ب‬َ‫ر‬ ‫وا‬‫ن‬َ‫م‬‫آ‬ َ‫ين‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬ِ‫ل‬ٌ‫م‬‫ي‬ 
  22. “Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah mendahului kami dalam beriman. Jangan jadikan kebencian dalam hati-hati kami terhadap orang yang beriman. Wahai Tuhan kami, Engkaulah Dzat yang Maha Kasih lagi Maha Penyayang.” [Q.s. al-Hasyr: 10] 
  23. Karena itu, sebagian ulama’ salaf mengatakan, “Sebaik-baik amal perbuatan adalah sehatnya hati, kelapangan jiwa dan memberikan nasihat kepada umat.”

  24. 16. Sya’ban bulan Qur’an Membaca Qur’an dianjurkan disetiap saat dan tempat, namun ada saat-saat tertentu lebih dianjurkan, seperti pada bulan Sya’ban dan Ramadhan; atau ditempat-tempat khusus semisal Makkah dan Raudhah. Syaikh Ibn Rajab al-Hanbali menuturkan riwayat dari Anas ra.,”Saat memasuki bulan Sya’ban, kaum muslim biasa menekuni pembacaan ayat-ayat al-Qur’an dan mengeluarkan zakat untuk membantu orang-orang yang lemah dan miskin agar mereka bisa menjalankan ibadah puasa Ramadhan.”

  25. 17. Bulan menyirami amalan- amalan shalih Barangsiapa tidak menanam benih amal shalih di bulan Rajab dan tidak menyirami tanaman tersebut di bulan Sya’ban, bagaimana mungkin ia akan memanen buah takwa di bulan Ramadhan? Abu Bakar Al-Balkhi berkata: “Bulan Rajab adalah bulan menanam. Bulan Sya’ban adalah bulan menyirami tanaman. Dan bulan Ramadhan adalah bulan memanen hasil tanaman.” Beliau juga berkata: “Bulan Rajab itu bagaikan angin. Bulan Sya’ban itu bagaikan awan. Dan bulan Ramadhan itu bagaikan hujan.”

  26. 18. Bulan persiapan menyambut bulan Ramadhan Bulan latihan, pembinaan dan persiapan diri agar menjadi orang yang sukses beramal shalih di bulan Ramadhan

Monday 24 April 2017

TANDA-TANDA TURUNNYA MALAM LAILATUL QODAR

Tanda-tanda Malam Lailatul Qodar



'
'Lailatul Qadar telah dikaruniakan kepada umat ini (umatku) yang tak diberikan kepada umat-umat sebelumnya.'' (Al-Hadis).

Suatu hari, dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW berkisah kepada para sahabat tentang seorang seorang yang saleh dari Bani Israil. Orang tersebut menghabiskan waktunya selama 1.000 bulan  untuk berjihad fi sabilillah. Mendengar kisah itu, para sahabat merasa iri, karena tak bisa memiliki kesempatan untuk beribadah selama itu.

Usia umat Nabi Muhammad SAW memang lebih pendek dari umat terdahulu. Dalam riwayat lainnya disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah merenungi hal itu. Nabi SAW pun bersedih, karena mustahil umatnya dapat menandingi amal ibadah umat-umat terdahulu.
''Dengan penuh kasih sayang yang tak terhingga, Allah SWT lalu mengaruniakan Lailatul Qadar kepada umat Nabi Muhammad SAW,'' ungkap Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi dalam kitab Fadha'il Ramadhan. Menurutnya,  Lailatul Qadar adalah suatu malam karunia Allah yang sangat besar kebaikan dan keberkahannya.

Lalu apa sebenarnya Lailatul Qadar itu?  Dr HM Muchlis Hanafi,  pakar tafsir dari Universitas Al Azhar Mesir, mengungkapkan, Lailatul Qadar berarti malam yang penuh dengan kemuliaan. Pada malam itu, kata dia,  diturunkan Alquran yang memiliki kemuliaan, melalui seorang malaikat yang juga sangat mulia dan diterima seorang nabi yang juga sangat mulia.

''Qadar juga  bisa bermakna ukuran. Ukuran segala sesuatu itu ditetapkan pada malam itu, rezeki seseorang, apakah dia bahagia atau tidak? Sampai setahun ke depan ditetapkan pada malam itu,'' tutur Dewan Pakar Pusat Studi Alquran (PSQ) itu.

Menurut Muchlis, Lailatul Qadar memiliki sejumlah keistimewaan. Betapa tidak. Pada malam itu, Alquran diturunkan. Selain itu, Lailatul Qadar itu lebih baik dari 1.000 bulan. Pada malam itu, kata dia,  para malaikat dan Ar-ruh (yang dimaksud adalah Malaikat Jibril) turun ke bumi. ''Para malaikat itu turun dengan membawa rahmat dan keberkahan,'' ujarnya. Yang tak kalah penting, malam yang istimewa itu membawa kedamaian, rasa aman kepada siapa saja yang menjumpainya sampai terbit fajar.
Dalam sebuah riwayat, papar dia,  yang dimaksud fajar adalah terbit fajar di keesokan harinya. Tapi hatta mathla'il fajr, berarti sampai tiba saatnya fajar kehidupannya yang baru di akhirat nanti.

Lalu adakah ciri-ciri akan datangnya Lailatul Qadar? Menurut Muchlis, tanda-tanda fisik seperti yang populer di kalangan masyarakat bahwa malam itu tenang, angin sepoi-sepoi, kemudian matahari di keesokan harinya berawan dan tidak terlalu panas, riwayat-riwayatnya tidak dapat dipertanggungjawabkan keshahihannya.

''Tanda-tanda fisik semacam itu secara logika, juga sulit diterima. Karena, sangat relatif, tergantung musim. Kalau musim hujan, ya,  pasti mendung, apalagi dengan perubahan iklim sekarang. Jadi, tanda-tanda fisik itu tidak bisa dijadikan ukuran. Tanda yang pasti adalah salaamun hiya hatta mathla'il fajr,'' paparnya.
Yang pasti, kata dia,  salah satu tanda yang pasti dari Lailatul Qadar adalah  orang selalu merasa damai,  selalu menebar kedamaian dalam hidupnya sampai dia meninggal dunia bahkan sampai dibangkitkan kembali menyongsong fajar kehidupan yang baru.

Tak ada seorang pun yang tahu kapan tamu agung itu akan datang. Hanya Allah SWT yang mengetahui kapan malam yang lebih baik dari 1.000 bulan itu akan menghampiri hambanya. Terlebih, sebagai tamu agung, Lailatul Qadar hanya dianugerahkan kepada orang-orang yang mendapat taufik dan beramal saleh pada malam itu.  Mengapa begitu? Supaya kita semakin giat mencarinya sepanjang hari, khususnya pada malam-malam sepuluh terakhir Ramadhan.

Prof Nasaruddin Umar, menambahkan Lailatul Qadar itu memiliki banyak makna. Menurut dia, Lailatul Qadar bisa diartikan secara fisik bahwa betul-betul memang malam itu ada sesuatu yang istimewa.
Menurut dia, pada malam itu Malaikat turun berbendong-bondong sangat luar biasa dan hanya detik itu, menit itu atau jam itu. Adalagi yang memaknai lailatul qadar simbolis sesungguhnya. Laila artinya malam, malam bisa berarti keheningan, kesyahduan, kepasrahan, tawakal, kerinduan, kehangatan, termasuk juga kekhusyukan.

Sebagaimana banyak dijelaskan dalam berbagai buku sejarah, termasuk Sirah Nabawiyyah, Lailatul Qadar itu hanya terjadi sekali dalam setahun, yakni hanya pada bulan Ramadhan. Dan itupun, waktunya tidak ditentukan. Ada yang berpendapat, terjadi di malam ganjil pada sepuluh malam terakhir Ramadhan.

Pakar hadis, Dr Lutfi Fathullah MA mengungkapkan, karena begitu mulianya Laailatul Qadar, Rasulullah saw mengajak seluruh sahabatnya, istri-istrinya sampai kepada pembantu-pembantunya untuk memperbanyak ibadah.  Karena itu, ketika istri-istri Rasulullah diminta untuk mencari Lailatul Qadar, Aisyah RA  berkata, Ya Rasulullah bagaimana kalau saya yang mendapatkan? Apa yang harus saya baca? Minta rumah, minta kekayaan atau minta yang lainnya?

Rasulullah SAW mengajarkan bacalah,  ''Allahumma innaka afuwwun karim tuhibbul afwa fa'fu anni (Ya Allah Engkaulah Yang Maha Pengampun Lagi Maha Pemurah, Engkau senang mengampuni hamba-hambaMu karena itu ampunilah dosa-dosaku).''  Semoga, kita dipertemukan dengan malam Lailatul Qadar.

Malam Lailatul Qadar, malam pertama kitab suci Al-Qur'an diturunkan malam ini sebagai pedoman hidup ummat manusia. Oleh karenanya malam itu merupakan malam yang sakral.

Syaikh Salim Bin Ied Al Hilaly dan Syaikh Ali Bin Hasan Bin Ali Bin Abdul Hamid dalam laman Suara Al Qur'an menyebutkan, Rasulullah SAW meriwayatkan bahwa malam lailatul qadar terjadi pada malam antara tanggal 21, 23, 25, 27, 29 dan akhir malam bulan Ramadhan.

Pendapat-pendapat yang ada berbeda-beda. Imam Al Iraqi dalam risalahnya 'Syarh Shadr bidzkri Lailatul Qadar', membawakan perkataan para ulama; Imam Syafi'i berkata, "Menurut pemahamanku, wallahu a'lam, Nabi Muhammad SAW menjawab sesuai yang ditanyakan, ketika ditanyakan kepada beliau, "Apakah kami mencarinya di malam hari?", beliau menjawab, "Carilah di malam tersebut.". (Sebagaimana dinukil al Baghawi dalam Syarhus Sunnah 6/388).

Terjadinya malam Lailatul Qadr itu pada malam terakhir bulan Ramadhan, berdasarkan hadits `Aisyah RA, dia berkata: Rasulullah SAW beri'tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan dan beliau bersabda, (yang artinya) "Carilah malam Lailatur Qadar di (malam ganjil) pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan."
Bagi seseorang yang fisiknya lemah atau kurang mampu, janganlah sampai melepaskan tujuh hari terakhir, karena riwayat Ibnu Umar (dia berkata): Rasulullah SAW bersabda (yang artinya),
"Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka jangan sampai terluput tujuh hari sisanya." (HR Bukhari 4/221 dan Muslim 1165).

Ada beberapa tanda datangnya malam mulia dan penuh berkah itu, sebagaimana yang di kemukakan Rasulullah SAW, diantaranya. :

  1. Udara dan suasana pagi yang tenang. Ibnu Abbas RA berkata: Rasulullah SAW bersabda : "Lailatul qadar adalah malam tentram dan tenang, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin, esok paginya sang surya terbit dengan sinar lemah berwarna merah."
  2. Esok harinya cahaya matahari agak meredup, bersinar cerah tapi tidak kuat. Ubay bin Ka'ab radliyallahu'anhu berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda : "Keesokan hari malam lailatul qadar matahari terbit hingga tinggi tanpa sinar seperti nampan."
  3. Bulan nampak separuh bulatan. Abu Hurairoh RA pernah berkata bahwa mereka pernah berdiskusi tentang lailatul qadar disamping Rasulullah SAW lalu beliau bersabda; "Siapakah dari kalian yang masih ingat tatkala bulan muncul, yang berukuran separuh nampan."
  4. Sewaktu malam tampak terang, tidak dingin, tidak berawan, tidak hujan, tidak panas, tidak ada angin kencang, dan tidak ada aktivitas meteor yang jatuh digalaksi. Rasulullah SAW bersabda: "Lailatul Qadar adalah malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan)" (HR. at-Thobroni dalam al-Mu'jam al-Kabir 22/59 dengan sanad hasan), sebagaimana hadits dari Watsilah bin al-Asqo'.
  5. Terbawa kedalam mimpi. Beberapa sahabat Rasulullah SAW mengalami mimpi berjumpa dengan malam lailatul qadar.
  6. Orang yang beribadah pada malam tersebut merasakan lezatnya ibadah, ketenangan hati dan kenikmatan bermunajat kepada Allah, tidak seperti malam-malam lainnya.

Saturday 22 April 2017

AMALAN YANG SEBANDING DENGAN IBADAH SELAMA 12 TAHUN

🌹 AMALAN YANG SEBANDING DENGAN IBADAH 12 TAHUN🌹

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃



✏ Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi & Imam Ibnu Majah,  bahwasanya,"Barang siapa yang sholat sesudah maghrib tidak berbicara buruk diantaranya, maka sebanding dengan ibadah 12 tahun."

🤔 Mari kita renungkan bersama❕

📈 Jika selama 10 hari, kita rutin melaksanakan sholat 6 rokaat ini, maka setiap malam akan mendapatkan pahala 12 thn. Maka dalam 10 hari akan mendapatkan pahala 120thn❕
Itu hanya perhitungan jika menjalankan 6 rokaat saja. Belum termasuk pahala hadir majelis taklim,  pahala sholat tahajjud, dll.
Ini hanya 10 hari, bisa mendapatkan pahala 120thn❕
Dan dalam waktu satu bulan, akan mendapatkan pahala 360 tahun ibadah❕ما شاء الله

😉 Lihatlah❕Kita melebihi kaum Nabi Nuh dan kaum 'Ad.
Siapakah yang memiliki umur sepanjang ini❔❓
Umur mereka 1000 tahun, 1200tahun. Sedangkan kita dalam waktu satu bulan sdh mendapatkan 360 tahun. Dalam waktu 2 bulan mendapatkan 720 tahun❕
Belum lagi jika kita mendapatkan malam lailatul qodar yg lebih baik dari 1000 bulan..
Maka berapa banyak amal sholeh yg dikerjakan, sehingga  kita bisa mendapatkan lebih dari 10.000 tahun..

Seandainya umat terdahulu hidup selama 10.000 tahun,  maka tidak bisa menandingi satu orang yg bersungguh2 dari umat Nabi Muhammad SAW selama 10 tahun.
Subhanallaah...

Dari manakah ini semua❔❓

😍 Ini semua karena kita adalah umat Nabi Muhammad SAW. Kebaikan bagi kita amat luas & berlimpah ruah. Pintu-pintu terbuka bagi kita dengan keberkahan Pemimpin para kekasih Allah...yaitu Nabi Muhammad SAW.

😖 Namun... Apakah yang terjadi dengan kita❔❓
Kita melalaikannya❗
Kita meremehkannya❗

Tidak adakah keinginan di hati kita untuk mendapatkan keutamaan ini❔❓

⏰ Karena itu, marilah kita tertibkan waktu kita.
Jangan sampai siang & malam kita menjadi saksi keburukan kita  di hari kiamat kelak..
Jika kita menertibkan waktu kita atas dasar cinta kepada Allah & Rosulullah SAW,  maka hal itu akan menjadi sebab bagi kita untuk bisa mendampingi Nabi Muhammad SAW di hari qiamat nanti.

😔 Semoga Allah memberikan taufiq & hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kita menjadi giat untuk beribadah dengan menjalankan sunnah-sunnah Nabi Muhammad SAW.

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

📚 Dipetik dari ceramah Alhabib Umar bin Hafidz

TAREKAT DI INDONESIA YANG MU'TABARAH (BERSTANDAR)

Thariqah Mu'tabarah di Lingkungan Nahdlatul Ulama (NU)



 

45 Thariqah NU Yang Berstandar ( Mu'tabarah )
Tidak semua aliran Thariqah diakui keabsahannya oleh Nahdlatul Ulama (NU). Setidaknya ada 45 Thariqah NU yang berstandar, yakni Thariqah yang Mu’tabarah. Hanya mereka yang memenuhi standar saja yang diperkenankan masuk menjadi Banom NU dalam JATMAN, Jamiyyah Ahluth Thariqah Al Mu’tabarah Al Nahdliyyah. Seperti apa standar Thariqah versi NU? KH Aziz Masyhuri, pengasuh Pondok Pesantren Al-Aziziyah Denanyar pernah melakukan penelitian tentang aliran Thariqah di Indonesia. Kesimpulan yang didapat; keberadaan Thariqah di tanah air ini ada sekitar ribuan. Jumlah itu dianggap wajar seiring dengan dinamika yang mengelilinginya.

Salah satu contoh, ada sebuah aliran Thariqah yang demikian berpengaruh dan memiliki massa besar di salah satu kota di Jawa Timur, namun dalam perkembangan berikutnya terjadi perpe-cahan dan masing-masing berdiri sendiri. Kondisi itu masih diper¬parah lagi dengan campur tangan pemerintah yang berkuasa kala itu. Jadilah berkeping-keping. Dunia Thariqah memang rentan terpecah-pecah dan ingin berdiri sendiri-sendiri. Masing-masing menjadi seorang Mursyid.

Di Indonesia, tercatat ada bermacam-macam Thariqah dan organisasi yang mirip Thariqah. Beberapa di antaranya hanya sebagai Thariqah lokal yang berdasarkan pada ajaran-ajaran dan amalan-amalan guru tertentu. Thariqah lainnya, biasanya yang lebih besar, sebetulnya merupakan cabang-cabang dari gerakan Sufi internasional, misalnya Khalwatiyah (Sulawesi Selatan), Syattariyah (Sumatera Barat dan Jawa), Qadiriyah, Rifa’iyah, Idrisiyah atau Ahmadiyah, Tija-niyah dan yang paling besar adalah Naqsyabandiyah.


Apa yang telah dilakukan Kiai Aziz adalah mencoba menampilkan profil Thariqah yang telah berstandar dan sesuai dengan pakem Nahdlatul Ulama, yakni Thariqah yang Mu’tabarah. Pada Muktamar ketiga yang berlangsung di Surabaya (1928), kala itu ada sejumlah kalangan yang mempersolkan keberadaan Thariqah Tijaniyah; apakah memiliki sanad yang muttashil kepada Rasululloh? Para Ulama telah menetapkan bahwa Tijaniyah adalah termasuk yang dibenarkan lantaran sanadnya muttashil (tersambung).

Secara singkat, Kiai Aziz mengemukakan bahwa kriteria ke mu’tabaran sebuah Thariqah adalah dapat dilihat dari sanad para Mursyidnya yang muttashil sampai kepada Rasulullah SAW. Demikian pula yang tidak bisa ditawar adalah ajaran yang disampaikan harus berpedoman pada pakem NU; yakni dalam fiqh mengikuti salah satu imam empat. Dalam aqidah mengikuti Imam Asy’ari dan Maturidi.

Dari terselenggaranya pertemuan para ahli Thariqah dan Sufi di Jakarta beberapa waktu yang lalu, ada beberapa manfaat yang bisa diambil oleh Indonesia sebagai tuan rumah. Paling tidak, hal ini akan menstimulus ahli Thariqah untuk bisa bersatu. Bila persatuan Thariqah bisa digagas, akan berdampak positif bagi Indonesia. Dan kalau pertemuan dan persatuan ini bisa diselenggarakan secara berkesinambungan, manfat berikutnya adalah akan terjadi saling komunikasi antar pengikut dan Mursyid Thariqah yang ada.Pertemuan seperti itu dapat dijadikan sebagai wahana untuk melakukan koreksi sekaligus kla¬rifikasi etas beberapa informasi yang beredar.

Seperti dalam kasus Thariqah Naqsyabandiyah Haqqaniyah. Di sebagian negara seperti Syria, ada beberapa Mursyid yang mempertanyakan kemu’tabaran Thariqah ini. Karenanya, di pertemuan yang diselenggarakan oleh PBNU yang menghadirkan banyak ahli thariqah dan Sufi, akhirnya dapat dijadikan sarana untuk menjelaskan keberadaan thariqah yang dimaksud.

Prakarsa PBNU sepertinya disambut positif berbagai kalangan khususnya ahli thariqah dan Sufi dunia. Tidak salah kalau kemudian peserta berharap, Indonesia menjadi harapan bagi keberlansungan pertemuan ini di kemudian hari. Dan hal ini tentunya bukannya tanpa tanggung jawab. PBNU dan Thariqah di tanah air harus menjaga kepercayaan ini demi kelangsungan dan masa depan Thariqah di belahan dunia. Tanpa itu, harapan dunia akan sia-sia.

Berikut ini 45 Thariqah Mu’tabarah dan Berstandar di Lingkungan Nahdlatul Ulama (NU)

1  Abbasiyah                                                               24  Kubrowiyah
2  Ahmadiyah                                                             25  Madbuliyah
3  Akbariyah                                                               26  Malamiyah
4  Alawiyah                                                                27  Maulawiyah
5  Baerumiyah                                                            28  Qodiriyah Wan Naqsyabandiyah
6  Bakdasyiyah                                                           29  Rifa’iyah
7  Bakriyah                                                                 30  Rumiyah
8  Bayumiyah                                                             31  Sa’diyah
9  Buhuriyah                                                               32 Samaniyah
10 Dasuqiyah                                                              33 Sumbuliyah
11 Ghozaliyah                                                             34 Syadzaliyah
12 Ghoibiyah                                                              35 Sya’baniyah
13 Haddadiyah                                                            36 Syathoriyah
14 Hamzawiyah                                                          37 Syuhrowiyah
15 Idrisiyah                                                                 38 Tijaniyah
16 Idrusiyah                                                                39 Umariyah
17 Isawiyah                                                                40 Usyaqiyah
18 Jalwatiyah                                                              41 Usmaniyah
19 Junaidiyah                                                   42 Uwaisiyah
20 Justiyah                                                                  43 Zainiyah
21 Khodliriyah                                                            44 Mulazamatu Qira’atul Qur’an
22 Kholidiyah Wan Naqsyabandiyah                          45 Mulazamatu Qira’atul Kutub
23 Kholwatiyah

pustakapejaten/mutiara-hikmah/abah-habib-luthfi/tausiyah/45-thariqah-yang-berstandar



Friday 21 April 2017

HADITS QUDSI PENGERTIAN DAN TERJEMAHNYA

:: HADITS QUDSI PENGERTIAN DAN TERJEMAHAN ::


Hadits Qudsi secara Istilah

Ulama berbeda pendapat dalam mendefinisikan hadits qudsi
Al-Jurjani mengatakan,
الحديث القدسي هو من حيث المعنى من عند الله تعالى ومن حيث اللفظ من رسول الله صلى الله عليه وسلم فهو ما أخبر الله تعالى به نبيه بإلهام أو بالمنام فأخبر عليه السلام عن ذلك المعنى بعبارة نفسه فالقرآن مفضل عليه لأن لفظه منزل أيضا
Hadits qudsi adalah hadis yang secara makna datang dari Allah, sementara redaksinya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sehingga hadis Qudsi adalah berita dari Allah kepada Nabi-Nya melalui ilham atau mimpi, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan hal itu dengan ungkapan beliau sendiri. Untuk itu, al-Quran lebih utama dibanding hadis qudsi, karena Allah juga menurunkan redaksinya. (at-Ta’rifat, hlm. 133)

Sementara al-Munawi memberikan pengertian,
الحديث القدسي إخبار الله تعالى نبيه عليه الصلاة والسلام معناه بإلهام أو بالمنام فأخبر النبي صلى الله عليه وسلم عن ذلك المعنى بعبارة نفسه
Hadits qudsi adalah berita yang Allah sampaikan kepada Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam secara makna dalam bentuk ilham atau mimpi. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan berita ‘makna’ itu dengan redaksi beliau. (Faidhul Qodir, 4/468).
Demikian pendapat mayoritas ulama mengenai hadis qudsi, yang jika kita simpulkan bahwa hadis qudsi adalah hadis yang maknanyadiriwayatkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Allah, sementara redaksinya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dan inilah yang membedakan antara hadis qudsi dengan al-Quran. Dimana al-Quran adalah kalam Allah, yang redaksi berikut maknanya dari Allah ta’ala.
Kemudian, ada ulama yang menyampaikan pendapat berbeda dalam mendefinisikan hadis qudsi. Diantaranya az-Zarqani. Menurut az-Zarqani, hadis qudsi redaksi dan maknanya keduanya dari Allah. Sementara hadis nabawi (hadis biasa), maknanya berdasarkan wahyu dalam kasus di luar ijtihad Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sementara redaksi hadis dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Az-Zarqani mengatakan,
الحديث القدسي أُوحيت ألفاظه من الله على المشهور والحديث النبوي أوحيت معانيه في غير ما اجتهد فيه الرسول والألفاظ من الرسول
Hadits qudsi redaksinya diwahyukan dari Allah – menurut pendapat yang masyhur – sedangkan hadis nabawi, makna diwahyukan dari Allah untuk selain kasus ijtihad Rasulullah, sementara redaksinya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. (Manahil al-Urfan, 1/37)
Berdasarkan keterangan az-Zarqani, baik al-Quran maupun hadis qudsi, keduanya adalah firman Allah. Yang membedakannya adalah dalam masalah statusnya. Hadis qudsi tidak memiliki keistimewaan khusus sebagaimana al-Quran. (simak: Manahil al-Urfan, 1/37)

Beda Hadits Qudsi dengan al-Quran

Terlepas dari perbedaan ulama dalam mendefinisikan hadis qudsi, ada beberapa poin penting yang membedakan antara hadis qudsi dengan al-Quran, diantaranya,
Al-Quran: turun kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dibawa oleh Jibril sebagai wahyu
Hadits Qudsi: tidak harus melalui Jibril. Artinya, bisa melalui Jibril dan bisa tidak melalui Jibril, misalnya dalam bentuk ilham atau mimpi.
Al-Quran: sifatnya qath’i tsubut (pasti keabsahannya), karena semuanya diriwayatkan kaum muslimin turun-temurun secara mutawatir.Karena itu, tidak ada istilah ayat al-Quran yang diragukan keabsahannya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Hadits Qudsi: tidak ada jaminan keabsahannya. Karena itu, ada Hadis Qudsi yang shahih, ada yang dhaif, dan bahkan ada yang palsu.
Al-Quran: membacanya bernilai pahala setiap huruf. Orang yang membaca satu huruf al-Quran mendapat 10 pahala.
Hadits Qudsi: semata membaca tidak bernilai pahala. Kecuali jika diniati untuk mempelajari, sehinga bernilai ibadah pada kegiatan mempelajarinya.
Al-Quran: teks dan maknanya merupakan mukjizat. Karena itu, tidak ada satupun makhluk yang bisa membuat 1 surat yang semisal al-Quran.
Hadits Qudsi: teks dan maknanya bukan mukjizat. Sehingga bisa saja seseorang membuat hadis qudsi palsu.
Al-Quran: bersifat sakral, sehingga orang yang mengingkari satu huruf saja statusnya kafir.
Hadits Qudsi: tidak sakral, sehingga mengikuti kajian hadis pada umumnya. Karena itu, bisa saja orang tidak menerima hadis qudsi, mengingat status perawinya yang tidak bisa diterima.
Al-Quran: tidak boleh disampaikan berdasarkan maknanya tanpa teks aslinya persis seperti yang Allah firmankan. Tidak boleh ada tambahan atau pengurangan satu hurufpun.
Hadits Qudsi: boleh disampaikan secara makna.
Al-Quran: menjadi mukjizat yang Allah gunakan untuk menantang manusia, terutama masyarakat arab.
Hadits Qudsi: tidak digunakan sebagai tantangan kepada makhluk Allah lainnya.

Istilah Lain Hadits Qudsi

Beberapa ulama menyebut Hadits Qudsi dengan selain istilah yang umumnya dikenal masyarakat. Ada yang menyebutnya Hadits Ilahi atau Hadits Rabbani. Semacam ini hanya istilah, yang hakekatnya sama, yaitu hadits yang dinisbahkan kepada Allah.
Diantara ulama yang menggunakan istilah hadis ilahi adalah Syaikhul Islam sebagaimana beberapa keterangan beliau di Majmu’ Fatawa dan Minhaj as-Sunnah. Demikian pula al-Hafidz Ibnu Hajar.
Dalam salah satu pernyataannya, al-Hafidz Ibnu Hajar mengatakan,
الأحاديث الإلهية: وهي تحتمل أن يكون المصطفى صلى الله عليه وسلم أخذها عن الله تعالى بلا واسطة أو بواسطة
Hadis Ilahi ada kemungkinan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengambilnya dari Allah tanpa perantara atau melalui perantara. (Faidhul Qodir, 4/468).
Sementara ulama yang menggunakan istilah hadis Rabbani diantaranya adalah Jalaluddin al-Mahalli, salah satu penulis tafsir Jalalain. Dalam salah satu pernyataannya,
الْأَحَادِيثَ الرَّبَّانِيَّةَ كَحَدِيثِ الصَّحِيحَيْنِ: أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي
Hadis Rabbani itu seperti hadis yang disebutkan dalam dua kitab shahih: “Saya sesuai prasangka hamba-Ku kepada-Ku. (Hasyiyah al-Atthar ’ala Syarh al-Mahalli).
Allahu a’lam.
Sumber : ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina KonsultasiSyariah.com)
KUMPULAN HADITS QUDSI
01. ALLAH MENGGENGGAM BUMI …. KEMUDIAN BERFIRMAN : “AKULAH RAJA”.
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : “Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : Allah menggenggam bumi dan rnelipat langit dengan tangan kanan-Nya, kemudian bertirman : “Akulah Raja, dimanakah raja-raja bumi ?” (Hadits ditakhrij oleh Rukhari).
Dari Abdullah bin Umar ra. Sesungguhnya Allah menggenggam bumi atau bumi-bumi dan langit-langit dengan tangan kanan-Nya, kemudian Dia berfirman : “Aku Raja”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Dari Abdullah ra. dia berkata : “Datanglah salah seorang pendeta kepada Rasulullah saw. pendeta itu berkata : “Wahai Muhammad, sesungguhnya kami dapati bahwa Allah menjadikan langit atas satu jari dan bumi-bumi atas satu jari, pohon atas satu jari dan semua makhluk atas satu jari, dan Allah berfirman : “Akulah Raja”. Nabi saw tertawa sehingga tampak gigi taring beliau, membenarkan kata-kata pendeta itu, kemudian Rasulullah saw. membaca : “Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya, padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari Kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya, Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Dari Ubaidillah bin Muqassim, bahwasanya dia melihat kepada Abdullah bin Umar ra., bagaimana Rasulullah mengisahkan, beliau bersabda : “Allah mengambil langit dan bumi-bumi dengan keduanya-Nya dan berfirman : “Akulah Allah sambil menggenggam jari-jari-Nya serta membentangkannya, Akulah Raja”, sehingga saya melihat mimbar, bahagian bawahnya itu bergerak, sampai saya berkata : “Apakah mimbar itu akan menjatuhkan Rasulullah saw. ?”. (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).
Dari Ibnu Umar ra. bahwasanya ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw bersabda diatas mimbar : “Allah Yang Maha Pemaksa itu mengambil langit dan bumi­bumi dengan kedua tangan-Nya dan menggenggam dengan tangan-Nya. Ia mulai menggenggam dan membentangkannya, kemudian berfirman : “Akulah Pemaksa, dimanakah para tukang paksa ? dimanakah orang-orang yang sombong?”. Rasulullah mencontohkan dengan tangan kanannya dan dengan tangan kirinya, sehingga saya melihat mimbar bergerak dari bahagian bawahnya, sampai aku berkata : “Apakah mimbar itu akan jatuh, wahai Rasulullah saw. ?”. (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).
Dari Ibnu Umar ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda : “Allah menggulung langit pada hari Qiamat, kemudian Ia mengambil dengan tangan kanan-Nya, lalu Allah berfirman “Akulah Raja, dimanakah para tukang paksa ? Dimanakah orang-orang yang sombong ? Kemudian Dia menggulung bumi-bumi, kemudian mengambilnya. Ibnu ‘Ala’ berkata: “Dengan tanganNya yang lain lalu berfirman : “Akulah Raja, dimanakah para tukang paksa ? Dimanakah orang­-orang yang sombong?”. (Hadits ditakhrij oleh Abu Dawud).
02. BALASAN MEMUSUHI WALI-WALI ALLAH
Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah saw. bersabda : “Sesungguhnya Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman: “Barangsiapa yang memusuhi waliKu, maka Aku telah mengumumkan perang kepadanya. HambaKu tidak mendekatkan diri kepadaKu dengan sesuatu yang paling Aku sukai dari pada sesuatu yang Aku fardhukan atasnya. HambaKu senantiasa mendekatkan diri kepadaKu dengan sunnat-sunnat sampai Aku mencintainya. Apabila Aku mencintainya maka Aku menjadi pandangan yang untuk mendengarnya, penglihatan yang untuk melihatnya, tangan yang untuk menamparnya dan kaki yang untuk berjalan olehnya. Jika ia memohon kepadaKu, niscaya Aku benar­benat memberinya. Jika ia memohon kepadaKu, niscaya Aku benar-benar melindunginya. Dan Aku tidak bimbang terhadap sesuatu yang Aku iakukan seperti kebimbanganKu terhadap jiwa hambaKu yang beriman yang mana ia tidak senang mati sedang Aku tidak senang berbuat buruk terhadapnya”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
03. BELAS KASIH DAN DO’A NABI BAGI UMAT BELIAU
Dari Abdullah bin Amr bin Ash ra. bahwasanya Nabi saw membaca firman Allah tentang Ibrahim saw. :
“RABBI INNAHUNNA ADL-LALNA KATSIRAN MINAN NAASI FAMAN TABIANII FA INNAHU MINNI”
(Wahai Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan dari pada manusia, maka barang siapa yang mengikutiku, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan Ku). (Ibrahim : 36).
Dan ‘Isa saw berkata :
“IN TU’ADZDZIBHUM FA INNAHUM IBAADUKA WA IN TAGHFIR LAHUM FA INNAKA ANTAL ‘AZIIZUL HAKIIM”
(Jika engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana). (Al Maidah : 118).
Beliau mengangkat kedua tangan seraya bersabda : “Wahai Umatku, … umatku”, dan beliau menangis, Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : “Wahai Jibril, pergilah kepada Muhammad – sedang Tuhanmu lebih mengetahui – tanyalah kepadanya : “Apakah yang menyebabkan kamu menangis ?”. Jibril as datang kepada beliau lalu bertanya kepada beliau, maka utusan Allah itu memberitahukan kepadaNya akan apa yang disabdakan beliau, – padahal Allah lebih mengetahui, – lalu Allah Ta’ala berfirman kepada Jibril : “Pergilah kepada Muhammad dan katakan : “Sesungguhnya Kami akan ridha terhadap umatmu dan Kami tidak berbuat buruk kepadamu”. (Hadits ditakhrij oleh Muslim).
Dari Tsauban, ia berkata : Rasulullah saw: bersabda : “Sesungguhnya Allah memperlihatkan bumi kepadaku, lalu aku melihat timur dan baratnya, dan sungguh kerajaan umatku akan sampai kepada bumi yang ditampakkan kepadaku. Aku diberi dua perbendaharaan yaitu merah dar putih. Sungguh aku mohon kepada Tuhanku bagi umatku agar tidak dihancurkan dengan tahun yang umum, dan tidak dikuasai oleh musuh selain diri mereka sendiri, lalu ia memusnahkan golongan mereka”. Sesungguhnya Tuhanku berfirman : “Wahai Muhammad, sesungguhnya apabila saya menetapkan suatu ketetapan maka ketetapan itu tidaklah tertolak. Dan sesungguhnya Aku memberi kamu akan umatmu tidak Aku hancurkan dengan tahun yang umum, dan Aku tidak menguasakan musuh atas mereka selain diri mereka sendiri yang memusnahkan golongan mereka, walaupun berkumpul atas mereka dari seluruh penjuru” – atau Dia berfirman : “Dari seluruh penjuru bumi – sehingga sebagian dari mereka menghancurkan sebagian yang lain, dan sebagian dari mereka menawan terhadap sebagian yang lain”. (Hadits ditakhrij oleh Muslim).
04. BARANG SIAPA YANG SENANG UNTUK BERTEMU DENGAN ALLAH MAKA ALLAH SENANG UNTUK BERTEMU DENGANNYA
bersabda : “Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : “Apabila hamba-Ku senang bertemu dengan Ku, maka Aku senang untuk bertemu dengan-Nya, apabila ia benci bertemu dengan-Ku, maka Aku benci bertemu dengannya. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Dari Ubaidah bin Ash Shamit ra. dari Nabi saw, beliau bersabda : “Barang siapa yang senang untuk bertemu dengan Allah, maka Allah senang untuk bertemu dengannya, dan barang siapa yang benci untuk bertemu dengan-Nya (Allah), maka Allah benci untuk bertemu dengannya”. Aisyah atau sebagian isteri beliau berkata : “Sesungguhnya kami tidak senang kematian”. Beliau bersabda : “Bukan begitu, tetapi seorang Mu’min apabila kedatangan maut (mati) diberi khabar gembira dengan keridhaan dan kemurahan Allah, sehingga tidak ada sesuatu yang lebih disukai dari pada apa yang dihadapinya, maka ia senang bertemu dengan Allah dan Allah senang bertemu dengannya. Dan sesungguhnya orang-orang katir, apabila kedatangan maut diberi khabar gembira dengan azab dan siksaan Allah, maka tidak ada sesuatu yang lebih dibenci dari pada apa yang dihadapinya. Ia tidak senang bertemu dengan Allah dan Allah tidak senang bertemu dengannya”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Dari Nabi saw, beliau bersabda : “Barang siapa yang senang bertemu dengan Allah, maka Allah senang bertemu dengannya, dan barang siapa yang benci bertemu dengan Allah, maka Allah benci bertemu dengannya”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Dari Aisyah ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : “Barang siapa yang senang bertemu dengan Allah maka Allah senang bertemu dengannva, dan barang siapa yang benci bertemu dengan Allah, maka Allah benci bertemu dengannya . Sedang mati adalah sebelum bertemu dengan Allah”. (Hadits ditakhrij oleh Muslim).
Dari Aisyah ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : “Barang siapa yang senang bertemu dengan Allah, maka Allah senang bertemu dengannya. Dan barang siapa yang benci bertemu dengan Allah maka Allah benci bertemu dengannya. Saya berkata : “Wahai Nabi Allah, apakah benci mati itu ? “Masing-masing dari kami membenci mati”. Beliau bersabda : “Bukanlah demikian, tetapi orang Mu’min apabila diberi khabar gembira dengan rahmat dan keridhaan Allah serta surga-Nya, maka ia senang bertemu dengan Allah, dan A’lah senang bertemu dengannya, dan sesungguhnya orang kafir apabila diberi khabar gembira dengan siksa Allah dan kemurkaan-Nya, maka ia benci bertemu dengan Allah dan Allah benci bertemu dengannya”. (Hadits ditakhrij oleh Muslim).
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda : “Barang siapa yang senang bertemu dengan Allah, maka Allah senang bertemu dengannya, dan barang siapa yang benci bertemu dengan Allah, maka Allah benci bertemu dengannya”. Syuraih berkata : Saya datang kepada Aisyah ra. saya berkata : “Wahai Ummul Mu’minin, saya mendengar Abu Hurairah menyebutkan sebuah hadits dari Rasulullah saw., jika demikian, kami telah binasa”. Aisyah berkata : “Sesungguhnya orang yang binasa adalah orang yang binasa dengan sabda Rasulullah saw Apakah itu ?”. Ia berkata : Rasulullah saw bersabda : “Barang siapa yang senang bertemu dengan Allah maka Allah senang bertemu dengannya. Dan barang siapa yang benci bertemu dengan Allah, maka Allah benci bertemu dengannya. Tidak seorang pun diantara kami melainkan ia benci kematian”. Aisyah bekata : Rasulullah saw telah menyabadakannya ; Bukan seperti pendapatmu tetapi apabila penglihatan telah membalik, dada telah kembang kempis, kulit telah menggigil, dan jari-jari telah menggenggam, ketika itulah …. “Barang siapa yang senang bertemu dengan Allah maka Allah senang bertemu dengannya. Dan barang siapa benci bertemu dengan Allah maka Allah benci bertemu dengannya”. (Hadits ditakhrij oleh Muslim).
Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda : “Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi berfirman : “Apabila hamba-Ku senang bertemu dengan Ku, maka Aku senang bertemu dengan-Nya, dan jika ia benci bertemu dengan-Ku, maka Aku benci bertemu dengannya”. (Hadits ditakhrij oleh Malik).
05. BESOK DIHARI QIYAMAT AKAN DIKATAKAN KEPADA NABI ADAM : “KELUARKAN KETURUNANMU YANG MASUK NERAKA”.
Dari Abu Said Al Khudri ra., ia berkata : Nabi saw bersabda : “Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman pada hari Qiyamat : “Wahai Adam”. Adam lalu menjawab : “Ya”, wahai Tuhan kami”, dan Adam dipanggil dengan suara : “Sesungguhnya Allah memerintahkan kamu untuk mengeluarkan utusan dari keturunanmu ke neraka”. Ia menjawab: “Wahai Tuhanku, berapa utusan keneraka itu ?” Dia berfirman : “Dari setiap seribu Aku kira sembilan ratus sembilan puluh sembilan orang, ketika itu orang yang hamil melahirkan kandungannya dan anak menjadi beruban, kamu melihat orang-orang itu mabuk, namun (sebenarnya) mereka tidak mabuk tetapi siksa Allah itu amat hebat, dimana hal itu menyempitkan manusia sehingga wajah-wajah mereka berubah. Nabi saw bersabda : “Dari Ya’juj dan Ma’juj sembilan ratus sembilan puluh sembilan dan dari kamu seorang, kemudian kamu dikalangan manusia seperti rambut hitam dilambung lembu putih atau seperti rambut putih di lambung lembu hitam. Dan sungguh aku berharap kamu menjadi seperempat penghuni syorga”. Maka kami bertakbir. Kemudian “sepertiga” penghuni syorga, maka kami bertakbir, kemudian “Separoh” penghuni syorga”, maka kami bertakbir”. Abu Usamah berkata dari Al A’masy, kamu lihat manusia itu mabuk, namun mereka tidaklah mabuk”. Beliau bersabda : “Dari setiap seribu orang sembilan ratus sembilan puluh sembilan orang”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
06. BERDIRINYA HAMBA DI HADAPAN TUHAN PADA HARI QIYAMAT DAN PARA NABI DITANYA TENTANG TABLIGH
Dari Adi bin Hatim ra., ia berkata : Dulu saya disisi Rasulullah saw kemudian datanglah dua orang laki-laki : Salah satunya mengadukan kemiskinan dan yang lain mengadukan penyamun. Maka Rasulullah saw bersabda : “Adapun penyamun, sesungguhnya datang kepadamu hanya sedikit, sehingga keluarlah kafilah ke Makkah tanpa penjaga. Dan kemiskinan, maka sesungguhnya Qiyamat itu tidak terjadi sehingga seseorang diantaramu mengedarkan sedekahnya, ia tidak mendapati orang yang mau menerima sedekahnya itu. Kemudian sungguh seseorang diantaramu berdiri dihadapan Allah, yang diantaranya dan diantara Tuhan tidak ada tabir dan tidak ada penterjemah yang menterjemahkannya. Kemudian sungguh Dia berfirman kepadanya : “Tidakkah aku memberikan harta kepadamu ?” Maka sungguh ia menjawab : “Ya”. Lalu sungguh Tuhan berfirman lagi : “Tidakkah diutus kepadamu seorang Rasul ?” Maka sungguh dia menjawab : “Ya”. Kemudian dia melihat ke kekanannya, maka dia tidak melihatnya kecuali api. Lalu ia melihat ke kirinya, maka dia tidak melihatnya kecuali api, maka hendaklah seseorang diantaramu takut kepada neraka walaupun dengan separuh kurma, dan jika dia tidak mendapati, maka dengan kata­kata yang baik”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Dari Shafwan bin Muhriz, ia berkata : “Ketika Ibnu Umar sedang thawaf, tiba-tiba datanglah seorang lelaki, lalu berkata : “Wahai ayah Abdur Rahman, atau ia berkata “Wahai Ibnu Umar, apakah engkau mendengar Nabi saw tentang percakapan ?”. Maka Ibnu Umar menjawab : “Saya mendengar Nabi saw bersabda : “Orang mu’min dekat dari TuhanNya – Dan Hisyam berkata : orang mu’min dekat yakni dari Tuhannya, sehingga Dia meletakkan lambung Nya atasnya, lalu ia mengakui dosa-dosanya : “(Tuhan berfirman) : Mengakui”. Ia berkata : “Tuhan, saya mengakuinya”, dua kali. Tuhan berfirman : “Aku menutupi dosa-dosa itu di dunia, dan hari ini Aku mengampuninya”, Kemudian dilipat lembaran (catatan) kebaikan-kebaikannya, adapun orang-orang lain – atau orang-orang kafir, mereka itu dipanggil diatas para saksi yaitu:
‘HA-ULA-ILLADZIINA KADZABUU ‘ALLA RABBI­HIMALAA LA’NATULLAAHI ‘ALAZHZHAALIMIIN”
(Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka. Ingatlah la’nat Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zhalim). (Hud : 18). (Hadits ditakharij oleh Bukhari).
07. DORONGAN UNTUK MENGERJAKAN KEUTAMAAN DAN LARANGAN DARI MELAKUKAN KEHINAAN
Dari Rib’i bin Hirasy bahwasanya Hudzaifah ra. bercerita kepada mereka : “Rasulullah saw. bersabda : Malaikat menemui Ruh seseorang sebelummu, mereka bertanya : “Tahukah kamu, apakah kamu mengamalkan kebaikan barang sedikit ?”. Ia menjawab : “Tidak”. Mereka berkata : “Ingat-ingatlah !”. Ia berkata : “Saya menghutangi manusia, lalu saya menyuruh bujang-bujangku untuk memberi tangguh kepada orang-orang yang sulit dan memaafkan orang yang dalam kemudahan”. Beliau bersabda : “Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : “Maafkanlah dia !”. (Hadits ditakhrij oleh Muslim).
Dari Hudzaifah ra., ia berkata : “Allah mendatangi salah seorang hambaNya yang telah diberiNya harta”. Lalu Dia berfirman kepadanya: “Apakah yang kamu kerjakan di dunia ? “. Ia berkata : “Allah tidak menyembunyikan pembicaraan”. Ia menjawab : “Wahai Tuhanku, Engkau memberikan harta Mu kepadaku, lalu saya berjual beli kepada manusia, termasuk peri laku saya adalah memaafkan. Aku memudahkan kepada orang yang kaya dan memberi tangguh kepapa orang yang sedang dalam kesulitan’. Maka Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : “Maafkanlah hamba-Ku”. Uqbah bin Amir Al Juhanni dan Abu Mas’ud al Anshari berkata : “Demikianlah saya mendengarnya dari mulut Rasulullah saw”.
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda : “Pada hari Qiyamat Allah berfirman : “Di manakah orang­orang yang senang kepada kebesaran Ku ?”, pada hari ini Aku menaunginya dalam naunganKu, pada hari tidak ada naungan selain naungan Ku”. (HR. Muslim).
Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. bahwasanya ada seseorang meninjau saudaranva di desa lain. Maka Allah mengintaikan Malaikat di jalannya dengan bertanya : “Mau kemanakah kamu?”. Ia menjawab : “Saya mau (pergi) kepada saudaraku di desa ini’. Malaikat bertanya : “Apakah ada kenikmatan yang kamu peroleh ?”. Ia menjawab : “Tidak hanya saya mencintainya karena Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar”. Malaikat berkata : “Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu, karena Allah telah mencintaimu sebagaimana kamu mencintainya karena Allah”.
Dari Mu’adz bin Jabal ra., ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw bersabda : “Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi berfirman : “Pastilah kecintaan Ku bagi orang-orang yang cinta karena Ku, orang-orang yang duduk karena Aku, orang-orang yang berkunjung karena Aku, dan orang-orang yang memberi karena Aku”. (Hadits ditakhrij oleh Malik).
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman pada hari Qiyamat : “Wahai anak Adam, Aku sakit namun kamu tidak menjenguk Ku”. Ia berkata : “Wahai Tuhan saya, bagaimana saya menjenguk Mu sedang Engkau adalah Tuhan semesta alam ?”. Dia berfirman : “Tidakkah kamu mengetahui bahwa hambaKu Fulan sakit, namun kamu tidak menjenguknya ?, Tidakkah kamu mengetahui, seandainya kamu menjenguknya niscaya kamu mendapati Aku di sisi nya. Wahai anak Adam Aku minta makan kepadamu namun kamu tidak memberi makan kepadaKu”. Ia berkata : “Wahai Tuhan saya, bagaimanakah saya memberi makan kepadaMu, sedangkan Engkau Tuhan semesta alam ?”. Allah berfirman : “Tidakkah kamu mengetahui bahwasanya hambaKu si Fulan minta makan kepadamu, tetapi kamu tidaklah memberi makan kepadanya ? Apakah kamu tidak mengetahui bahwasanya seandainya kamu memberi makan kepadanya, niscaya kamu mendapatkannya di sisi Ku ? Wahai anak Adam, Aku minta minum kepadamu, tapi kamu tidak memberi minum kepada Ku”. Ia berkata : “Bagaimanakah saya memberi minum kepada Mu sedang kamu adalah Tuhan alam semesta ?”. Allah berfirman : “Hamba Ku si Fulan minta minum kepadamu, tetapi kamu tidak memberinya minum, niscaya kamu mendapatinya di sisi Ku”. (Hadits ditakhrij oleh Muslim).
Dari Abu Dzar ra. dari Nabi saw. dalam hal yang diriwayatkan dari Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi bahwasanya Dia berfirman: “Wahai hamba Ku, sesung­guhnya Aku mengharamkan kezhaliman atas diriKu dan zhalim itu Aku haramkan di antara kalian, maka janganlah kalian zhalim menzhalimi. Wahai hambaKu, masing-masing dari kamu itu sesat kecuali orang yang Aku beri petunjuk kepadamu. Wahai hambaKu, masing-masing dari kamu itu lapar kecuali orang yang Aku beri makan, mintalah makan kepadaKu, maka Aku memberi makan kepadamu. Wahai hambaKu, masing-masing dari kamu itu telanjang, kecuali orang yang Aku beri pakaian, mintalah pakaian kepadaKu maka Aku memberi pakaian. Wahai hambaKu, sesung­guhnya kamu bersalah siang dan malam, sedang Aku mengampuni seluruh dosa, mintalah ampun kepadaKu, maka Aku mengampunimu. Wahai hambaKu, sesung­guhnya kamu tidak akan terhindar dari kemadharatan Ku, maka berlindunglah dari kemadharatan Ku dan kamu tidak akan memperoleh kemanfa’atan-Ku maka mohonlah kemanfaatan kepadaKu. Wahai hambaKu seandainya or­ang yang pertama dan terakhir dari kamu, jin dan manusia dari kalanganmu itu berada pada hati seseorang yang paling taqwa dari padamu, hal itu tidak menambah kerajaanKu sedikit juapun. Wahai hambaKu, seandainya orang yang awal dan terkemudian dari padamu, manusia dan jin itu ada pada orang yang paling jahat dari padamu niscaya tidaklah berkurang dari kerajaanKu barang sedikit juapun. Wahai hambaKu, seandainya orang yang pertama dan terkemudian, manusia dan jin di kalanganmu berdiri di satu bukit lalu minta kepadaKu, dan Aku beri setiap or­ang akan permintaannya, maka hal itu tidak mengurangi apa yang ada di sisi Ku melainkan seperti berkurangnya air laut apabila dimasukkan jarum kepadanya. Wahai hambaKu, itu amal-amalmu, Aku hitung semuanya untukmu, kemudian Aku sempurnakan bagimu. Barangsiap yang mendapatkan kebaikan maka pujilah Allah, dan barangsiapa yang mendapati selain itu maka janganlah mencela selain dirinya”. (Hadits ditakhrij oleh Muslim).
Dari Abu Dzar ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda Allah Ta’ala berfirman : “Wahai hambaKu, masing-masing dari kamu itu sesat, kecuali orang yang Aku beri petunjuk, mintalah petunjuk maka Aku akan memberimu petunjuk. Masing-masing dari kamu itu fakir kecuali orang yang Aku beri kekayaan, mintalah kepadaKu maka Aku akan memberimu. Masing-masing dari kamu berdosa kecuali orang yang Aku ampuni. Barangsiapa di antaramu yang mengetahui bahwa Aku mempunyai kekuasaan untuk mengampuni, lalu ia minta ampun kepadaKu, maka Aku mengampuninya dan Aku tidak mengindahkan (kesalahan itu). Seandainya orang yang pertama dan terkemudian dari padamu, yang hidup dan mati dari padamu, basah dan keringmu itu terkumpul pada hati orang yang paling taqwa dari hamba Ku, maka hal itu tidak menambah kerajaan Ku sesayap nyamuk. Dan seandainya orang yang pertama dan terakhir dari padamu, yang hidup dan mati dari padamu, basah dan keringmu berkumpul pada satu padang lalu setiap orang dari padamu minta apa yang diangan­angankannya, dan Aku memberi setiap orang yang minta itu akan permintaanya maka hal itu tidak mengurangi kerajaan Ku, kecuali seperti seandainya salah seorang di antaramu melewati lautan lalu memasukkan jarum di dalamnya, kemudian jarum itu di tariknya. Demikian itu karena Aku Maha Pemurah dan Dermawan, Aku berbuat apa yang Aku kehendaki, pemberianKu adalah satu perkataan, dan siksaan Ku adalah satu perkataan, karena urusanKu adalah apabila Aku menghendaki sesuatu maka Aku ucapkan : “Jadilah, maka sesuatu itupun menjadi ada”. (Hadits ditakhrij oleh Abu Isa At Tirmidzi).
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : “Rasulullah saw. bersabda : “Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : “Sombong itu selendang Ku dan kebesaran itu sarung Ku, barangsiapa yang melawan Ku dalam salah satunya maka ia Aku lemparkan ke dalam neraka”. (Hadits ditakhrij oleh Abu Dawud).
08. DIMUDAHKAN BACAAN AL QUR’AN
Dari Ubay bin Ka’ab ra. bahwasanya Rasulullah saw. berada di Bani Ghifar, datanglah Jibril as. berkata : “Sesungguhnya Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar menyuruh engkau untuk membacakan Al Qur’an kepada umatmu atas satu huruf (Qira’at). Beliau bersabda : “Aku memohon kepada Allah akan maaf dan ampunan-Nya, karena sesungguhnya umatku tidak mampu atas yang demikian itu”. Jibril datang yang kedua kalinya dan berkata : “Sesungguhnya Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar menyuruh engkau agar membacakan Al Qur’an kepada umatmu atas dua huruf (Qira’at)”. Beliau bersabda : “Aku mohon kepada Allah akan ma’af dan ampunan-Nya, karena sungguh umatku tidak mampu atas yang demikian itu”. Kemudian Jibril datang pada beliau untuk yang ketiga kalinya, lalu berkata : “Sesungguhnya Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar memerintahkan engkau untuk membacakan Al Qur’an kepada umatmu atas tiga huruf (Qira’at). Beliau bersabda : “Sesungguhnya umatku tidak mampu atas yang demikian itu”. Kemudian Jibril datang kepada beliau yang keempat kalinya, lalu ia berkata : “Sesungguhnya Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar memerintahkan engkau untuk membacakan Al Qur’an kepada umatmu atas tujuh huruf (Qira’ah), huruf (Qira’ah) manapun (dari tujuh itu) yang mereka baca maka mereka telah betul”. (Hadits ditakhrij oleh An Nasa’i.)
09. DIKUMPULKANNYA MAKHLUQ DENGAN KETAKUTANNYA
Dari Ibnu Abbas ra. dari Nabi saw, beliau bersabda : “Sesungguhnya kamu dikumpulkan dengan kaki terbuka, telanjang dan tidak berkhitan. Kemudian beliau membaca : “Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya, itulah suatu janji yang pasti Kami tepati”. Orang yang pertama kali diberi pakaian pada hari qiamat adalah Ibrahim as. sesungguhnya beberapa shahabatku dituntut sebagai golongan kiri, maka aku katakan : “Shahabatku, shahabatku, lalu dikatakan : “Sesungguhnya mereka senantiasa berbalik atas tumit mereka sejak kamu berpisah dengan mereka”. Maka aku katakan sebagaimana yang dikatakan oleh hamba yang shalih : “Dan aku menjadi saksi terhadap mereka selama aku berada diantara mereka … sampai firman Allah. Sesungguhnya Engkaulah Maha Kuasa Lagi Maha Bijaksana”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
10. DIKUMPULKANNYA HAMBA DAN MEREKA DISERU OLEH TUHAN
Dari Ibnu Unais ra., ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw bersabda : Allah mengumpulkan hamba-hamba, lalu Allah memanggil mereka dengan suara yang didengar oleh orang yang jauh sebagaimana yang didengar oleh orang yang dekat : “Akulah Maha Raja, Akulah yang memberi balasan”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
11. FIRMAN ALLAH KEPADA RAHIM
Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw., beliau bersabda : “Allah menciptakan makhluq, ketika selesai dari padanya rahim berdiri lalu memegangi ikat pinggang Allah Yang Maha Pemurah. Allah berfirman kepadanya : “Jangan”. Ia menjawab : “Ini adalah tempat orang yang berlindung kepadaMu dari memutuskan”. Allah berfirman : “Tidakkah kamu rela, Aku menyambung orang yang menyambungmu, dan Aku memutuskan orang yang memutuskanmu?”. Ia berkata “Ya, wahai Tuhanku”. Allah berfirman : “Itulah untukmu”. Abu Hurairah berkata : Bacalah jika kamu mau :
“FAHAL ASAITUM IN TAWALLAITUM AN TUF­SIDUU FIL ARDLI WATUQATHTHI-‘UU ARHAA­MAKUM”
(Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?) (Muhammad : 22). (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Dari Abdur Rahman bin Auf ra., ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw bersabda : Allah berfirman : “Akulah Allah, Akulah Yang Maha Pemurah, Aku menciptakan rahim (persaudaraan) dan Aku pecahkan dari namaKu, barangsiapa yang menyambungnya maka Aku menyambung orang itu, dan barangsiapa yang memutuskannya maka Aku putuskan dia”. (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi).
Dari Abdur Rahman bin Auf ra., ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : Allah berfirman : Akulah Yang Maha Pemurah, dan dia adalah rahim (persaudaraan) aku ambilkan namanya dari namaKu. Barangsiapa yang manyambungnya maka Aku menyambungnya, dan barangsiapa yang memutuskannya maka Aku putuskan ia”. (Hadits ditakhrij oleh Abu Dawud).
12. IKHLAS DALAM BERAMAL, CELAAN RIA DAN MENINGGALKAN NAHI MUNGKAR
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : “Rasulullah saw. bersabda : “Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : “Aku adalah penyekutu yang paling tidak membutuhkan sekutu, barang siapa yang beramal suatu amal di dalamnya ia mensekutukan kepada selain Ku, maka Aku meninggalkannya dan sekutunya”. (Hadits ditakhrij oleh Muslim).
Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda : “Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : “Aku adalah penyekutu yang paling tidak membutuhkan sekutu, barang siapa yang beramal sesuatu amal ia mensekutukan kepada selainKu, maka Aku terlepas dari padanya, amal itu untuk sesuatu yang ia sekutukan”. (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).
Dari Abi Sa’id bin Abu Fadhalah ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda : “Apabila Allah mengumpulkan orang-orang yang terdahulu dan terkemudian pada hari Qiyamat, suatu hari yang tidak diragukan lagi, maka berserulah penyeru : “Barang siapa yang mensekutukan dalam amal yang dikerjakannya karena Allah maka mintalah pahalanya kepada selain Allah, karena Allah itu penyekutu yang paling tidak membutuhkan sekutu”.
13. FIRMAN ALLAH : APAKAH MEREKA TERTIPU DENGANKU ?,ATAU MEREKA BERANI TERHADAPKU ?
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : “Di akhir masa akan keluar beberapa orang yang mengambil keduniaan dengan Agama, mereka mengenakan kulit kambing kepada manusia karena halusnya. Lidah mereka lebih manis dari pada gula, namun hati mereka seperti hati serigala. Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : “Apakah mereka tertipu dengan Ku, ataukah mereka berani terhadap-Ku ? Demi Aku, Aku bersumpah, sungguh akan Aku bangkitkan fitnah kepada mereka dari kalangan mereka, yang meninggalkan kebingungan kepada orang yang penyantun dari mereka”. (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi).
Dari Abdullah bin Umar, Nabi saw. bersabda : “Sesung­guhnya Allah berfirman : “Sungguh Aku telah menciptakan makhluk, yang mana lidah mereka lebih manis dari pada madu dan hati mereka lebih pahit dari pada pahitan. Demi Aku, Aku bersumpah akan Aku pastikan fitnah bagi mereka yang meninggalkan kebingungan bagi orang yang penyantun di antara mereka. Tertipulah mereka denganKu? ataukah mereka berani terhadapKu ?” (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi).
Dari Anas bin Malik ra. bahwasanya Rasulullah saw. membaca ayat : “Huwa Ahlut Taqwa wa Ahlul maghfirah”. Beliau bersabda : Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : “Aku layak untuk tempat bertaqwa, maka janganlah menjadikan Tuhan lain bersamaKu, maka barangsiapa yang menjaga untuk tidak menjadikan Tuhan lain bersamaKu maka Aku layak untuk memberi ampun kepadanya”. (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).
14. FIRMAN ALLAH KEPADA PENGHUNI SORGA
Dari Atha’ bin Yasar dari Abu Sa’id Al Khudri ra., ia berkata : “Rasulullah saw. bersabda : “Sesungguhnya Allah berfirman kepada penghuni sorga : “Wahai penghuni sorga”. Mereka menjawab : “Kami perkenankan panggilan Mu, dan kebahagian Mu, wahai Tuhan kami”. Tuhan berfirman : “Apakah kalian ridha ?” Mereka menjawab : “Mengapa kami tidak ridha, sedangkan Engkau telah memberikan kepada kami sesuatu yang tidak diberikan kepada seseorang dari makhluk Mu ?” Tuhan berfirman : “Aku memberikan kepadamu yang lebih utama dari itu”. Mereka berkata : “Wahai Tuhan, apakah yang lebih utama dari itu?”. Tuhan berfirman : “Aku tempatkan keridhaan Ku atasmu, Aku tidak murka kepadamu selamanya”. (Hadits ditakhirj oleh Bukhari).
15. HUSNUZH ZHAN (BAIK SANGKA) KEPADA ALLAH TA’ALA
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Nabi saw. bersabda : “Allah Ta’ala berfirman : “Aku menurut sangkaan hambaKu kepadaKu, dan Aku bersamanya apabila ia ingat kepadaKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam dirinya maka Aku mengingatnya dalam diriKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam kelompok orang-orang yang lebih baik dari kelompok mereka. Jika ia mendekat kepadaKu sejengkal maka Aku mendekat kepadanya sehasta. jika ia mendekat kepadaKu sehasta maka Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepadaKu dengan berjalan maka Aku datang kepadanya dengan berlari-lari kecil”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya Allah berfirman : “Aku menurut dugaan hambaKu kepadaKu, dan Aku bersamanya apabila ia ingat kepadaKu. (Hadits ditakhrij oleh Turmidzi).
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : Allah swt. berfirman : “Aku menurut sangkaan hambaKu kepadaKu, dan Aku bersamanya ketika ia mengingatKu. Jika ia mengingatKu dalam dirinya maka Aku mengingatnya dalam diriKu. Jika ia mengingatKu dalam kelompok orang-orang yang lebih baik dari padanya. Jika ia mendekat kepadaKu sejengkal maka Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepadaKu sehasta, maka Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepadaKu dengan berjalan maka Aku datang kepadanya dengan berlari-lari kecil”. (Hadits ditakhrij oleh At Turmidzi).
Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi saw, bersabda : “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman : “Aku bersama hambaKu apabila ia ingat kepadaKu dan kedua bibirnya bergerak (mengucapkan dzikir) kepadaKu”. (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasuulullah saw. bersabda : “Allah swt. berfirman : “Aku menurut sangkaan hambaKu kepadaKu, dan Aku bersamanya ketika ia mengingatKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam dirinya maka Aku ingat kepadanya dalam diriKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam kelompok orang banyak maka Aku mengingatnya dalam kelompok yang lebih baik dari padanya. Jika ia mendekat kepadaKu sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia datang kepadaKu dengan berjalan maka Aku datang kepadanya dengan berlari-lari kecil”. (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).
16. INFAQ DAN KEUTAMAANNYA
Dari Abu Hurairah ra. sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda : Allah berfirman : “Wahai anak Adam belanjakanlah, maka Aku akan memberi belanja kepadamu”. (Hadits ditakhrij olah Bukhari).
Dari Abu Hurairah ra. sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda : Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : “Belanjakanlah maka Aku memberi belanja kepadamu”. Beliau bersabda : “Tangan Allah itu penuh, tidak terkurangi oleh nafkah, terus memberi siang dan malam”. Beliau bersabda : “Tahukah kaliari sesuatu yang sudah di nafkahkanNya sejak Dia menciptakan langit dan bumi, sesungguhnya apa yang di tanganNya tidaklah berkurang, pada waktu itu singgasanaNya di atas air dan ditanganNya memegang timbangan (mizan)”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Dari Abu Hurairah ra. sampai kepada Nabi saw, beliau bersabda: “Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi berfirman : “Wahai anak Adam, berikanlah nafkah maka Aku beri nafkah atasmu”. Beliau bersabda : “Tangan Kanan Allah itu penuh, banyak memberi di siang dan malam hari, dan tidak kurang sedikit pun karenanya”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Dari Anas bin Malik ra. dari Nabi saw, beliau bersabda : “Ketika Allah menciptakan bumi, bumi itu goyang, maka Dia menciptakan gunung-gunung, lalu bumi itu menjadi tetap (tidak bergoyang). Maka Malaikat heran terhadap kehebatan gunung, mereka bertanya : “Wahai Tuhanku, adakah makhlukMu yang lebih hebat dari pada gunung ?” Dia berfirman: “Ya, besi”. Mereka bertanya : “Wahai TuhanKu, adakah makhlukMu yang lebih hebat dari pada besi ?” Dia berfirman : “Ya, api”. Mereka bertanya : “Wahai TuhanKu, adakah makhlukMu yang lebih hebat dari pada api ?” Dia berfirman : “Ya, air”. Mereka bertanya : “Wahai TuhanKu, adakah makhlukMu yang lebih hebat dari pada air. ?” Dia berfirman : “Ya, angin”. Mereka bertanya : “Wahai TuhanKu, adakah dari makhlukMu yang lebih hebat dari pada angin ?”Dia berfirman : “Ya, anak Adam yang tangan kanannya mensedekahkan sesuatu dengan tersembunyi dari tangan kirinya”. (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi).
17. KEUTAMAAN DZIKIR DAN KALIMAH TAUHID
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Ra;uluilah saw bersabda : “Sesungguhnya Allah mempunyai malaikat yang mondar mandir di jalan mencari ahli dzikir. Apabila mereka mendapat kaum yang sedang berdzikir kepada Allah mereka memanggil-manggil : “Marilah kepada keperluanmu”.
Beliau bersabda : “Malaikat itu mengitari dengan sayap mereka ke langit dunia. Beliau bersabda : Tuhan mereka berfirman pada hal Dia lebih mengetahui tentang mereka : “Apakah yang diucapkan oleh para hambaKu?”. Beliau bersabda : Malaikat menjawab : “Mereka sedang me Maha Sucikan Mu, me Maha Besarkan Mu, memujiMu dan me Maha Muliakan Mu”. Tuhan berfirman : “Apakah mereka melihat Ku?”. Beliau bersabda : “Mereka menjawab : “Tidak, demi Allah mereka tidak melihatMu”. Beliau bersabda : “Tuhan berfirman : “Bagaimana seandainya mereka melihatKu?”. Beliau bersabda : “Mereka menjawab: “Seandainya mereka melihatMu, niscaya mereka lebih beribadah kepadaMu, lebih memuliakan, lebih memuji dan lebih mensucikanMu”. Beliau bersabda : Tuhan berfirman : “Apakah yang mereka pinta kepadaKu?”. Beliau bersabda : “Mereka meminta surga kepada Mu”. Beliau bersabda : “Mereka menjawab : “Apakah mereka melihatnya?” Beliau bersabda : Malaikat menjawab : “Tidak, demi Allah mereka tidak melihatnya”. Tuhan berfirman : “Bagaimanakah seandainya mereka melihatnya ?”. Beliau bersabda : “Mereka menjawab : “Seandainya mereka melihatnya, niscaya mereka lebih loba terhadapnya, lebih meminta dan lebih gemar terhadapnya”. Tuhan berfirman : “Terhadap apa mereka berlindung ?”. Beliau bersabda : Malaikat menjawab : “Dari neraka”. Beliau bersabda : Tuhan berfirman: “Apakah mereka melihatnya ?”. Beliau bersabda : “Mereka menjawab : “Tidak, demi Allah wahai Tuhan, mereka tidak melihatnya”. Beliau bersabda : Tuhan berfirman : “Bagaimanakah seandainya mereka melihatnya ?”. Beliau bersabda” : Mereka menjawab : “Seandainya mereka melihatnya, niscaya mereka lebih sangat lari dan sangat takut”. Beliau bersabda : “Tuhan berfirman : “Aku persaksikan kepadamu bahwa Aku telah mengampuni mereka”. Beliau bersabda : “Salah satu malaikat berkata: “Diantara mereka ada Fulan yang bukan dari golongan mereka. Kedatanganya hanya karena ada keperluan”. Tuhan berfirman : “Mereka teman-teman duduk, dimana orang yang duduk bersama mereka tidak celaka”. (HR. Bukhari)
Dari Abu Hurairah ra. dan Abu Said Al Khudri ra. berkata : Rasulullah saw. bersabda : “Sesungguhnya Allah mempunyai malaikat yang berkelana di bumi sebagai tambahan dari para pencatat manusia. Apabila mereka menjumpai kaum yang berdzikir kepada Allah, mereka memanggil-manggil : “Marilah kepada tujuanmu”.
Malaikat berdatangan, dan mengitari mereka kelangit dunia. Allah berfirman : “Kalian tinggalkan hamba-hamba Ku sedang mengerjakan apa ?”. Mereka menjawab : “Kami tinggalkan mereka sedang memujiMu, memuliakan Mu dan berdzikir kepadaMu”. Beliau menjawab : Dia berfirman ” “Apakah mereka melihat Aku ?”. Mereka menjawab : “Tidak”. Dia berfirman : “Bagaimanakah seandainya mereka melihat Aku ?”. Beliau bersabda : Mereka menjawab : “Seandainya mereka melihat Mu niscaya mereka lebih memujiMu, lebih memuliakan Mu dan lebih berdzikir kepadaMu”.
Beliau bersabda : Dia berfirman : “Apakah yang mereka inginkan ?” Beliau bersabda : “Mereka berkata : “Mereka memohon surga”. Beliau bersabda: “Dia berfirman : “Apakah mereka melihatnya ?”. Beliau bersabda : “Dia berfirman : “Bagaimanakah seandainya mereka melihatnya ?”.
Beliau bersabda : “Mereka menjawab : “Seandainya mereka melihatnva niscaya mereka lebih meminta dan loba atasnya”. Beliau bersabda : “Dari apakah mereka berlindung ?” Mereka menjawab : “Seandainya mereka melihatnya niscaya mereka lebih lari, lebih takut dan lebih mohon perlindungan dari padanya”. Beliau bersabda : Dia berfirman : “Sungguh Aku mempersaksikan kepadamu bahwa Aku mengampuni mereka”. Mereka menjawab : “Sesungguhnya di kalangan mereka terhadap Fulan yang salah yang datang hanya karena keperluan”. Dia berfirman : “Mereka adalah kaum yang teman duduknya tidak celaka”. (HR. Tirmidzi).
Dari Abu Ishaq dari Al Agharr Abu Muslim bahwasanya ia menyaksikan Abu Hurairah dan Abu Said Al Khudri ra., bahwasanya kedua orang itu menyaksikan Rasulullah bersabda : “Apabila hamba mengucapkan :
‘LAA ILAAHA ILLALLAAH WALLAHU AKBAR ” (Tidak ada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar).
Beliau bersabda : Allah yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : “Benarlah hambaKu, tidak ada Tuhan selain Aku, dan Akulah Allah Maha Besar”.
Apabila hamba mengucapkan :
‘LAA ILAAHA ILLALLAAH WAHDAH” (Tiada Tuhan selain Allah sendiri).
Dia berfirman : “Benarlah hambaKu, tiada Tuhan selain Aku sendiri”.
Apabila hamba mengucapkan :
‘LAA ILAAHA ILLALLAAH WAHDAHU LAA SYA­RIIKA LAH ” (Tiada Tuhan selain Allah, sendirian tiada sekutu bagiNya).
Dia berfirman : “Benarlah hamba-Ku, tiada Tuhan selain Aku, dan tidak ada sekutu bagiKu”.
Apabila hamba mengucapkan :
‘LAA ILAAHA ILLALLAAHLAHUL MULKU WALA­HUL HAMDU”
(Tiada Tuhan selain Allah, bagiNya kerajaan itu, dan bagiNya segala puji).
Dia berfirman : Benarlah hambaKu, tiada Tuhan selain Aku, bagiKu kerajaan itu dan bagiKu segala puji”. Apabila hamba mengucapkan :
‘LAA ILAAHA ILLALLAAH WALAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAAH”
(Tiada Tuhan selain Allah, dan tiada daya dan kekuatan melainkan pertolongan Allah)
Dia berfirman : “Tiada Tuhan selain Aku, dan tiada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Ku”.
Abu Ishaq berkata : Kemudian Al Agharr mengatakan sesuatu yang tidak saya pahami. Ia Berkata : Lalu saya bertanya kepada Abu Ja’far : “Apakah yang ia ucapkan ?”. Ia berkata : “Barang siapa yang pada waktu menjelang mati mengucapkan kalimat-kalimat itu maka ia tidak tersentuh neraka”. (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).
Dari Abdullah bin Umar ra., bahwasanya Rasulullah saw bercerita kepada mereka bahwa salah seorang hamba Allah mengucapkan :
“YAA RABBI LAKAL HAMD U YANBAGHII LIJALAA­LI WAJHIKA WALI ‘AZHIIMI SULTHAANIKlA” (Wahai Tuhanku, hanya bagimulah segala puji, sebagaimana seyogya dengan kebesaran DzatMu dan keagungan kekuasaanMu ), maka bersungguh-sungguhlah dua malaikat namun mereka tidak tahu bagaimana mencatatnya. Lalu keduanya naik ke langit dan berkata : “Wahai Tuhan kami, sesungguhnya hambaMu mengucapkan dzikir, kami tidak mengetahui bagaimana mencatatnya. Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman pada hal Dia lebih mengetahui terhadap apa yang dikatakan oleh hambaNya : “Apakah yang diucapkan hambaKu ?”. Keduanya menjawab : “Bahwasanya ia mengucapkan : “Wahai Tuhanku, hanya bagiMu segala puji sebagaimana seyogya dengan kebesaran Dzat Mu dan keagungan kekuasaan Mu”. Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : “Tulislah seperti apa yang diucapkan oleh hamba-Ku, sehingga ia menjumpai Aku, lalu Aku membalasnya dengan apa yang diucapkan itu”. (Hadits ditakhrij oleh An Nasa’i).
Dari Aisyah ra., ia berkata : Rasulullah saw memperbanyak ucapan:
“SUBHAANALLAAHI WABIHAMDIHI ASTAGH­FIRULLAAHA WA ATUUBU ILAIH”
(Maha Suci Allah, dengan pujiNya saya memohon ampun kepada Allah dan saya bertaubat kepada-Nya).
Saya bertanya : “Wahai Rasulullah, saya melihat engkau memperbanyak ucapan : “Maha Suci Allah dengan pujiNya saya memohon ampun kepada Allah dan saya bertaubat kepadaNya”. Beliau bersabda: “Tuhanku Yang Maha Mulia dan Maha Besar memberitakan kepadaku bahwa aku akan melihat tanda pada umatku. Apabila aku telah melihatnya maka aku memperbanyak ucapan :
“SUBHAANALLAAHI WABIHAMDIHI ASTAGH­FIRULLAAHA WA ATUUBU ILAIH”
Saya telah melihatnya :
“IDZAA JAA-A NASHRULLAAHI WALFATHU WARA-AITANNAASA YADKHULUUNA FII DIINI­LLAAHI AFWAAJAN FASABBIHBIHAMDI RABBIKA WASTAGHFIRHU INNAHU KAANA TAWWAABA”
(Apabila datang pertolongan Allah dan penaklukan (Kota Mekah). Dan kamu melihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong. Maka bertasbilah dengan memuji Tuhanmu dan memohon ampunlah kepadaNya karena sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat). Dalam riwayat Muslim dari Aisyah ada tambahan :
‘ALLAAHUMMAGHFIR LII YATA-AWWALUL QUR­AANA ”
(Wahai Allah ampunilah saya, karena mengamalkan perintah Al Qur’an). (HR. Muslim).
Dari Abdullah bin Amr bin Ash ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya Allah akan membersihkan salah seorang umatku atas para kepala makhluk pada hari qiyamat. Lalu Allah menebarkan sembilan puluh sembilan catatannya. Setiap’ catatan seperti pandangan mata. Kemudian Dia berfirman : “Apakah kamu mengingkari hal ini barang sedikit ?”. Apakah tukang catatKu Malaikat Hafazhah menganiaya kamu ?”. Ia menjawab : “Tidak wahai Tuhan”. Dia berfirman : “Apakah kamu punya alasan ?” Ia menjawab : “Tidak”. Dia berfirman : “Baiklah, kamu mempunyai kebaikan. Sesungguhnya pada hari ini tidak ada penganiayaan atasmu”. Maka dikeluarkan secarik kertas yang didalamnya terdapat :
‘ASYHADUALLAA ILAAHA ILLALLAH WA ASYHA­DUANNA MUHAMMADAN ‘ABDUHU WARA­SUUL UH”
(Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah, dan saya bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba dan utusanNya).
Dia berfirman : “Datangkan timbanganmu”. Ia menjawab : “Wahai Tuhanku, apakah (artinya) secarik kertas ini dibandingkan dengan catatan-catatan ini ?”. Dia berfirman : “Sungguh kamu tidak dizhalimi”. Beliau bersabda : “Catatan-catatan itu diletakkan pada sebuah piringan neraca dan secarik kertas itu di dalam piringan neraca. Secarik kertas itu berat, karena tidak ada sesuatu yang mempunyai timbangan berat dibandingkan dengan sesuatu yang bersama nama Allah”. (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi).
Dari Anas bin Malik ra., ia berkata : Rasulullah saw. . . bersabda : “Dua malaikat Hafazhah menghadapkan kepada Allah akan apa yang ia jaga baik siang maupun malam, di mana Allah mendapatkan baik pada awal dan akhir halaman itu, kecuali Allah berfirman : “Sesungguh Aku meinpersaksikan kepadamu bahwa Aku mengampuni ” hambaKu yang tercatat di antara dua ujung halaman (catatan) ini”. (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi).
Dari Anas ra dari Nabi saw., beliau bersabda : Allah berfirman : “Keluarkanlah dari neraka orang yang ingat kepadaKu pada suatu hari atau takut kepadaKu pada suatu tempat”. (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi).
Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw, beliau bersabda : “Sesungguhnya Allah berfirman : “Wahai anak Adam (manusia) luangkanlah waktu untuk ibadah kepadaKu maka Aku isi dadamu dengan kekayaan, dan Aku tutup kekafiranmu. Jika tidak demikian maka Aku isikan kesibukan di mukamu dan Aku tidak menutup kefakiranmu”. (Hadits ditakhrij oleh At Tirmidzi)
Dari Uqbah bin Amir ra., ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : “Tuhanmu kagum. terhadap penggembala kambing di ujung bukit yang di kala didengungkan adzan ia mendirikan Shalat”. Lalu Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : “Lihatlah hambaKu ini, didengungkan adzan kemudian ia shalat karena takut terhadapKu, Aku telah mengampuni hambaKu dan memasukkannya ke Sorga”. (Hadits di takhrij oleh An Nasa’i).
Dari Iyadh bin Khammar saudara Bani mujasyi’, ia berkata : Rasulullah saw. pada suatu hari berdiri di tempat kami dengan berkhuthbah, lalu beliau bersabda : “Sesungguhnya Tuhanku menyuruh aku dan meneruskan hadits itu seperti hadits Hisyam dari Qatadah dan ia menambahNya :
“WA ANNALLAAHA AUHA ILAYYA AN TAWAADLA ‘UU HATTAA LAA YAFKHARA AHADUN ‘ALAA AHADIN WALAA YABGHII AHADUN ‘LAA AHADIN”
(Sesungguhnya Allah memberi wahyu kepadaku agar kamu merendahkan diri, sehingga seseorang tidak berbangga terhadap orang lain, dan seseorang tidak menganiaya terhadap orang lain).
Dan menurut haditsnya beliau saw bersabda :
“WAHUM FIIKUM TABA’AN LAA YABGHUUNA AHLAN WALAA MAALAN” (Mereka sebagai pengikutmu, dengan tidak mencari keluarga dan harta).
Lalu aku bertanya : “Kedaannya demikian itu wahai Abu Abdillah?” Ia menjawab : “Ya, demi Allah aku telah menjumpai mereka pada masa Jahiliyah, dan seseorang laki­laki menggembala di kampung, yang ada hanya ibunya dimana ia mensetubuhinya”. (HR. Muslim).
18. KEMURAHAN ALLAH TA’ALA DALAM MELIPAT GANDAKAN PAHALA AMAL SALEH
Dari Ibnu Abbas ra. dari Nabi saw bersabda dalam apa yang diriwayatkan dari Tuhan Yang Maha Mulia dan Maha Besar : “Sesungguhnya Allah mencatat kebaikan-kebaikan dan keburukan-keburukan”. Kemudian Beliau menjelaskan hal itu : “Barang siapa yang bermaksud kebaikan namun tidak mengamalkannya maka Allah mencatat di sisiNya sebagai kebaikan yang sempurna untuknya. Jika ia bermaksud baik lalu mengamalkannya maka Allah mencatat di sisiNya sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus lipat sampai banyak. Barang siapa yang bermaksud buruk namun tidak mengamalkannya maka Allah mencatat di sisi-Nya suatu kebaikan yang sempurna. Jika ia bermaksud buruk lalu mengamalkannya maka Allah mencatatnya sebagai satu keburukan”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda : Allah berfirman : “Apabila hamba-Ku berkehendak untuk beramal buruk maka jangan kamu catat sehingga ia mengamalkannya. Jika ia mengamalkannya maka catatlah serupa itu. Jika ia meninggalkannya karena Aku maka catatlah sebagai satu kebaikan. Jika hamba-Ku mau berbuat kebaikan namun tidak mengamalkannya maka tulislah satu kebaikan baginya. Jika mengamalkannya maka catatlah sepuluh kalinya sampai tujuh ratus lipat. Dan dalam sebagian riwayat ada tambahan sampai kelipatan yang banyak” . (Hadits ditkhrij oleh Bukhari) .
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : “Apabila hambaKu bermaksud pada keburukan maka jangan kamu catat. Jika ia melakukannya maka catatlah satu keburukan. Apabila ia bermaksud pada kebaikan namun tidak melakukannya maka catatlah satu kebaikan. Jika ia mengamalkannya maka catatlah sepuluh lipat”. (Hadits ditakhrij oleh Muslim).
Dari Abu Hurairah ra. dari Rasulullah saw., beliau bersabda : Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : “Apabila hamba Ku bermaksud pada kebaikan namun tidak mengamalkannya maka Aku catat sebagai satu kebaikan baginya sampai tujuh ratus kali. Apabila ia bermaksud pada keburukan dan tidak mengamalkannya maka Aku tidak mencatatnya. Jika ia melakukannya maka Aku catat satu keburukan”. (Hadits ditakhrij oleh Muslim).
Dari Ibnu Abbas ra. dari Rasulullah saw dalam apa yang diriwayatkan dari Tuhannya Yang Maha Mulia dan Maha Besar bersabda: “Sesungguhnya Allah mencatat kebaikan dan keburukan”. Kemudian beliau menjelaskan : Barang siapa yang bermaksud pada kebaikan namun tidak mengamalkannya maka Allah mencatat di sisiNya satu kebaikan yang sempurna. Jika ia bermaksud pada keburukan lalu mengamalkannya maka Allah mencatatnya satu keburukan”.
Dalam riwayat yang lain ia menambahkan :
‘AU MAHAAHALLAAHU WALAA YAHLIKU ‘ALALLAAHIILLAHA HAALIKUN”
(atau Allah menghapusnya dan tidak membinasakan Al­lah kecuali orang yang berbuat kebinasaan). (Hadits ditakhrij oleh Muslim).
Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. berkata : “Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman dan firmanNya itu benar : “Apabila hamba Ku bermaksud pada kebaikan maka catatlah sebagai satu kebaikan. Jika ia melakukannya maka catatlah sepuluh lipat baginya. Apabila ia berrhaksud pada keburukan maka jangan kamu mencatatnya, jika ia melakukannya maka catatlah serupa itu, jika ia meninggalkannya – barangkali Tuhan berfirman : “Tidak melakukannya” maka catatlah baginya satu kebaikan”. Kemudian ia membaca :
‘MAN JAA-A BILHASANATI FALAHU ‘ASYRU AMTSAALIHAA”
(Barang siapa yang membawa satu kebaikan maka baginya sepuluh kalinya). (Hadits ditakhrij oleh At Turmidzi).
Dari Abu Dzar ra. ia berkata : Rasulullah saw bersabda : Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi berfirman : “Barangsiapa yang membawa kebaikan maka baginya sepuluh kalinya atau Aku tambah. Barangsiapa yang membawa keburukan maka balasan keburukan itu keburukan yang semisal dengannya atau Aku ampuni. Barangsiapa yang mendekatkan diri kepadaKu sejengkal maka Aku mendekatkan Diri kepadanya satu hasta. Dan barangsiapa yang mendekatkan diri kepadaKu satu hasta maka Aku mendekatkan Diri kepadanya satu depa. Barangsiapa yang datang kepadaKu berjalan, maka Aku mendatanginya dengan lari-lari kecil. Barangsiapa yang menemui Aku dengan kesalahan sepenuh bumi maka aku menemuinya dengan ampunan”. (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).
19. KECINTAAN ALLAH TA’ALA TERHADAP HAMBANYA DAN PENGARUHNYA KEPADA KECINTAAN MAKHLUK
Dari Abu Hu.airah dari Nabi saw. bersabda : “Apabila Allah mencintai hamba, maka Jibril memanggil :
“Sesungguhnya Allah mencintai Fulan, maka cintailah ia”. Maka Jibril mencintainya. Lalu Jibril memanggil penghuni langit : “Sesungguhnya Allah mencintai Fulan, maka cintailah ia”. Maka penghuni langit mencintainya, kemudian di bumi ia menjadi orang yang diterima”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya apabila Allah mencitai seorang hamba, maka dia memanggil Jibril ra., seraya berfirman : “Sesungguhnya Aku mencintai Fulan, maka cintailah dia”. Beliau bersabda : “Maka Jibril mencintainya. Kemudian Jibril memanggil (penghuni langit) di langit, lalu berkata : “Sesungguhnya Allah mencintai Fulan, maka cintailah ia”. Maka penghuni langit mencintainya. Beliau bersabda : “Kemudian di bumi ia diterima”: Apabila Allah membenci hamba, maka Dia memanggil Jibril seraya berfirman : “Sesungguhnya Aku membenci Fulan, maka bencilah ia”. Lalu ia di benci oleh Jibril. Kemudian Jibril memanggil penghuni langit : “Sesungguhnya Allah membenci Fulan, maka bencilah kamu sekalian terhadapnya”. Beliau bersabda : “Kemudian ia di bumi dibenci oleh orang-orang”. (Hadits ditakhrij oleh Imam Muslim).
Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda : “Apabila Allah mencintai hamba maka Dia berfirman kepada Jibril : – “Saya mencintai Fulan maka cintailah ia”. Maka Jibril mencintainya. Kemudian ia memanggil terhadap. penghuni langit : “Sesungguhnya Allah telah mencintai Fulan, maka cintailah ia”. Maka penghuni langit mencitainya. Kemudian di bumi ia diterima. Jika Allah membenci hamba -Malik- berkata : “Saya tidak menduga, hanya saja dalam kebencian itu Dia berfirman seperti itu”. (Hadits ditakhrij oleh Imam Malik).
Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda : “Apabila Allah mencintai seorang hamba, maka Allah memanggil Jibril: “Sesungguhnya Aku mencintai Fulan maka cintailah ia”. Beliau bersabda: “Jibril memanggil di langit, kemudian turunlah kecintaan baginya oleh penduduk bumi. Itulah firman Allah :
“INNALLADZIINA AAMANUU WA ‘AMILUSH SHAALIHAATI SAYAJALULAHUMURRAHMAANU WUDDAA ”
(Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, Allah yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati mereka) rasa kasih sayang).
Apabila Allah membenci seseorang hamba maka Allah memanggil Jibril : “Sesungguhnya Aku membenci Fulan dan dikumandangkan panggilan di langit; kemudian turunlah kebencian terhadapnya oleh penduduk bumi”. (Hadits ditakhrij oleh Turmudzi).
21. MEMBENARKAN AKIDAH
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : “Rasulullah bersabda : Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : “Anak Adam (manusia) menyakiti Aku dengan mencaci maki tahun, dan Akulah tahun. Dan di tangan Akulah segala urusan, Aku balik siang dan malamnya”. (HR. Bukhari).
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : “Rasulullah saw. Bersabda : “Allah berfirman : “Bani Adam (manusia) mencaci maki masa, Akulah masa, di tangan Akulah siang dan malam”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw., beliau bersabda : Allah Ta’ala berfirman : “Anak Adam (manusia) men­dustakan Aku dan tidak pantas hal itu padanya. Ia mencaci maki Aku dan tidak pantas hal itu baginya. Adapun pendustaannya kepadaku adalah perkataannya : “Tuhan tidak akan mengembalikan aku sebagaimana ia telah menciptakan aku”, padahal menciptakan pada mula pertamanva tidak mudah atasKu dari pada mengembalikannva. Adapun caciannya kepadaKu adalah perkataannya : “Allah mengambil anak dan Akulah Yang Maha Esa dan tempat meminta. Aku tidak melahirkan, tidak dilahirkan dan tidak ada satupun yang menyamai Aku”. (Hadits ditakhrij oleh Al Bukhari).
Dari Abu Hurairah ra. dari Rasulullah saw., beliau bersabda : Allah vang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : “Anak Adam mendustakan Aku dan tidak seyogya baginya untuk mendustakan Aku. Anak Adam mencaci maki Aku dan tidak seyogya baginya untuk mencaci maki Aku. Adapun pendustaannya kepadaKu adalah perkataannya : “Sesungguhnya Aku tidak mengembalikannya sebagaimana Aku menciptakannya pada hal akhir penciptaan itu tidaklah lebih sukar atasKu dari pada menciptakan pertama kalinya. Adapun caciannya kepadaKu adalah perkataannya : “Allah mengambil anak, dan Akulah yang Maha Esa dan tempat meminta, Aku tidak dilahirkan, tidak melahirkan dan tidak ada satupun yang menyamai Aku”. (Hadits ditakhrij oleh An Nasa’i)
Dari Zaid bin Khalid Al Juhanni ra., ia berkata : Rasulullah saw shalat Subuh untuk kami di Hudaibiyah mengiringi langit malam. Ketika Nabi saw. berpaling, beliau menghadap ke arah orang-orang seraya bersabda : “Apakah kalian mengctahui sesuatu yang difirmankan oleh Tuhanmu ?”. Mereka menjawab : “Allah dan RasulNya lebih mengetahui” Dia berfirman : “Dari hambaKu ada vang masuk pagi beriman kepadaKu dan sorenya kafir”. Adapun orang yang berkata : “Kami diberi hujan dengan karunia dan rahmat Allah”. Itulah yang beriman kepadaKu dan kafir terhadap bintang. Adapun orang yang berkata : “Kami diberi hujan karena bintang ini dan ini”., itulah orang yang kafir kepadaKu dan Iman kepada bintang”. (Hadits ditakhrij oleh Al Bukhari).
Dari Zaid bin Khalid Al Juhanni ra., ia berkata : Nabi saw diberi hujan lalu beliau bersabda : Allah berfirman : “Dari hambaKu ada yang kafir kepadaKu dan iman kepadaKu”. (Hadits ditakhrij oleh Al Bukhari).
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda : Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : “Aku tidak memberi kenikmatan kepada hamba Ku kecuali sekelompok dari mereka menjadi kafir dengan mengu­capkan : “Bintang dan karena bintang”. (Hadits di takhrij oleh An Nasa’i).
Dari Zaid bin Khalid Al Juhanni ra., ia berkata : Nabi saw. diberi hujan lalu beliau bersabda : “Tidakkah kalian mendengar apa yang difirmankan Allah tadi malam ?” Dia berfirman : “Aku tidak memberikan keni’matan kepada hambaKu kecuali sekelompok dari mereka menjadi kafir, dengan berkata : “Kami diberi hujan oleh bintang ini dan ini”. Adapun orang yang beriman kepadaKu dan memujiKu atas diturunkannya hujan itu, maka itulah orang yang beriman kepadaKu dan kafir terhadap bintang. Dan barang siapa yang berkata : “Kami diberi hujan oleh bintang ini dan ini, itulah orang yang kafir kepadaKu dan iman kepada bintang”. (Hadits ditakhrij oleh An Nasa’i).
Dari Abu Zur’ah, ia mendengar Abu Hurairah ra. berkata : Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : “Siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang membuat seperti buatanKu, maka hendaklah ia membuat semut kecil, atau membuat biji dan gandum”. (HR. Al Bukhari).
Dari Anas bin Malik ra. dari Rasulullah saw., beliau bersabda : Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : “Sesungguhnya umatmu senantiasa berkata : “Apakah ini, apakah ini ?”, sehingga mereka berkata : Ini adalah Allah, yang menciptakan makhluk. Maka siapakah yang menciptakan Allah?” (Hadits ditakhrij oleh Imam Muslim).
Dari Jundub ra. bahwasanya Rasulullah saw. bercerita bahwa seseorang berkata : “Demi Allah, Allah tidak mengampuni Fulan”. Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman : “Siapakah yang bersumpah atas Ku bahwa Aku tidak mengampuni Fulan, sesungguhnya Aku telah mengampuni Fulan dan Aku menghapus amal atau seperti apa yang ia ucapkan”. (Hadits ditakhrij oleh Imam Muslim).
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : “Dua orang Bani Israil saling bersaudara (orang lain yang sudah diangkat sebagai saudara). Salah satunya berdosa dan yang lain tekun beribadah. Orang yang tekun beribadah itu melihat orang lain itu selalu berdosa lalu ia berkata kepadanya : “Hentikanlah”. Ia menjawab : “Biarkanlah saya dan Tuhan saya. Apakah kamu diutus sebagai pengawas atasKu?”. Lalu ia menjawab : “Demi Allah, Allah tidak mengampuni kamu, atau Allah tidak memasukkan kamu ke sorga”. Lalu Allah mencabut ruh dua orang itu, dan keduanya berkumpul di hadapan Tuhan semesta alam. Allah berfirman kepada orang yang tekun ini : “Apakah kamu mengetahui tentang Aku ?” Ataukah kamu kuasa terhadap apa yang ada dalam tangan (kekuasaan) Ku ?”. Allah berfirman kepada orang yang berbuat dosa : “Pergilah kamu, masuklah ke sorga dengan rahmat Ku, dan berkata kepada yang lalu : “Bawalah ia ke neraka”.
Abu Hurairah berkata : Demi Dzat yang diriku di tangan (kekuasaan) Nya sungguh ia mengatakan kalimat yang menghancurkan dunia dan akhiratnya. (Hadits ditakhrij Abu Dawud).
22. MANUSIA YANG PERTAMA KALI DIADILI PADA HARI QIYAMAT
Dari Abu Hurairah ra., diceritakan : Orang-orang berkelompok-kelompok dari Abu Hurairah, Natil penduduk Syam berkata padanya : “Wahai Tuan, ceritakanlah kepadaku sebuah hadits yang engkau dengar dari Rasulullah saw. !”. Ia berkata : “Ya, saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : “Sesungguhnya orang yang paling pertama diadili pada hari qiyamat adalah seseorang yang mati syahid, ia didatangkan dan ditanyakan ni’mat­-ni’matnya, lalu ia mengakuinya. Dia berfirman : “Apakah yang kamu amalkan di dunia ? “. Ia menjawab : “Saya berperang sampai mati syahid”. Dia berfirman : “Kamu berdusta, tetapi kamu berperang agar dikatakan sebagai pemberani dan itu telah dikatakan”. Kemudian ia diperintahkan, lalu wajahnya ditarik sehingga ia dilemparkan kedalam neraka. Seorang yang memperlajari Ilmu, mengajarkannya dan membaca Al Qur’an di­datangkan. Nikmat-nikmatnya, ditanyakan dan ia mengakuinya. Dia berfirman : “Apakah yang kamu kerjakan di dunia ?”. Ia menjawab : “Saya mempelajari Ilmu, mengajarkannya, dan saya membaca Qur’an karena-Mu”. Dia berfirman : “Kamu berdusta, karena kamu mempelajari Ilmu agar dikatakan pandai dan kamu membaca Al Qur’an agar dikatakan sebagai qari’, dan itu semua telah diucapkan”. Kemudian diperintahkan, lalu wajahnya ditarik sampai dicampakkan kedalam neraka. Dan seorang yang diberi kelapangan oleh Allah dan diberi berbagai macam seluruh harta didatangkan dan ditanyakan ni’mat-ni’matnya lalu ia mengakuinya. Dia berfirman : “Apakah yang kamu kerjakan di dunia ?”. Ia menjawab : “Saya tidak meninggalkan jalan yang mana engkau senang untuk di infakkannya (harta) melainkan saya menginfakkannya karena-Mu”. Dia berfirman : “Kamu berdusta, tetapi kamu kerjakan agar dikatakan sebagai dermawan, dan itu telah dikatakan”. Ia diperintahkan, lalu ditarik wajahnya kemudian dilemparkan kedalam neraka”. (Hadits ditakhrij oleh Muslim).
Dari Abu Said ra., ia berkata : “Rasulullah saw bersabda : “Seseorang diantaramu janganlah menghina dirinya”. Mereka berkata : “Wahai Rasulullah, bagaimanakah salah seorang dari pada kami menghinakan dirinya ?”. Beliau bersabda : “Ia melihat urusan Allah yang didalamnya ada tempat untutk berpendapat, ia tidak berpendapat. Besok pada hari Qiyamat Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman kepadanya: “Apakah yang mencegah kamu untuk berpendapat begini dan begitu?”. Ia menjawab : “Karena takut kepada manusia : “Dia berfirman : “Hanya Akulah yang berhak ditakuti”. (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).
23. NERAKA MENGADU KEPADA TUHANN
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda : “Neraka mengadu kepada Tuhan, lalu berkata : “Tuhan, sebahagianku makan sebahagian yang lain”. Maka Tuhan mengizinkan bagi neraka dua nafas yaitu : Nafas pada musim dingin dan nafas pada mu sim panas, maka itulah panas yang sangat panas yang kamu dapati, dan itulah dingin yang sangat dingin yang kamu dapati”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
24. ORANG-ORANG MU’MIN MELIHAT TUHAN
Dari Syuhaib ra. dari Nabi saw, beliau bersabda : “Ketika penghuni sorga masuk ke sorga”, beliau bersabda : “Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi berfirman : “Kamu menghendaki agar aku menambahkah sesuatu untukmu ?” Mereka berkata : “Tidakkah Engkau mencemerlangkan wajah kami ? Tidakkah Engkau memasukkan kami ke sorga ? dan menyelamatkan kami dari neraka ?”. Rasulullah saw. bersabda : “Maka dibukalah tirai dan tidaklah mereka diberi sesuatu yang lebih mereka sukai dari pada melihat Tuhan mereka”. (Hadits ditakhrij oleh Muslim).
Dari Jabir bin Abdullah ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : “Ketika penghuni sorga dalam keni’matannya tiba-tiba memancar cahaya kepada mereka, maka mereka mengangkat kepala, tiba-tiba Tuhan telah muncul di hadapan mereka dari atas, lalu berfirman : “Selamat sejahtera wahai penghuni sorga”, Rasulullahlah saw. bersabda: “Itulah firman Allah :
“SALAAMUN QAULAM MIRRABBIRRAHIIM” (Kepada mereka dikatakan) : “Salam”, sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang. (Yaasiin : 58).
Rasulullah saw. bersabda : “Maka Tuhan melihat mereka dan mereka melihat Nya ; dan mereka tidak menghiraukan keni’matan keni’matan lain, selama mereka melihat Nya, sehingga Tuhan tertutup dari mereka dan tetaplah cahaya dan keberkahan Nya pada mereka di tempat-tempat mereka itu. (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).
25. ORANG YANG SIBUK DENGAN AL QUR’AN DAN DZIKIR
Dari Abu Sa’id Al Khudri ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda: Tuhan Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfinnan : “Barang siapa yang sibuk membaca Al Qur’an dan dzikir kepada Ku dengan tidak memohon kepada Ku, maka ia Aku beri sesuatu yang lebih utama dari pada apa yang Aku berikan kepada orang yang minta”. Kelebihan firman Allah atas seluruh perkataan seperti kelebihan Allah atas seluruh makhlukNya”. (Hadits ditakhrij oleh Turmudzi).
Dari Abu Sa’id Al Khudri ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda: “Nabi datang bersama dua orang, dan Nabi bersama tiga orang, lebih banyak dan lebih sedikit dari itu ; Kemudian dikatakan kepadanya : “Apakah engkau telah tabligh kepada kaummu ?”. Dia menjawab : “Ya” Lalu kaumnya dipanggil dan ditanyakan : “Apakah kalian telah diberi tabligh ?”. “Mereka menjawab : “Tidak”, lalu ditanyakan : “Siapakah yang menjadi saksi bagimu ?”. Dia menjawab : “Muhammad dan ummatnya”. Maka ummat Muhammad di panggil lalu ditanyakan : “Apakah orang ini telah tabligh ?” Mereka menjawab : “Ya”. Tuhan berfirman : “Apakah tahunya tentang hal itu ?”. “Mereka menjawab : “Nabi kami memberitakan kepada kami tentang hal itu, bahwa Rasul-Rasul telah tabligh, lalu kami membenarkannya”. Rasulullah saw. bersabda : Itulah firman Allah Ta’ala : :
“WAKADZALIKA JA’ALNAAKUM UMMATAN WASATHAN LITAKUUNUU SYUHADAA-A’ALANNSI”
(Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (ummat Islam), ummat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu). (Al Baqarah : 143). (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).
26. PANGGILAN ALLAH KEPADA PARA HAMBANYA
Dari Abu Hurairah ra., bahwasanya Rasulullah saw. bersabda : “Tuhan kami yang Maha Suci dan Maha Tinggi setiap malam turun ke langit dunia ketika tinggal sepertiga malam yang akhir. Dia berfirman : “Barangsiapa yang bermohon kepadaKu maka Aku perkenankan. Barangsiapa yang mohon kepadaKu maka Aku beri, dan barangsiapa yang mohon ampun kepadaKu maka Aku ampuni”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Dari Abu Hurairah ra. Dari Rasulullah saw. bersabda : “Allah setiap malam turun ke langit dunia sampai lewat sepertiga malam yang pertama. Dia berfirman : “Akulah Raja. Akulah Raja. Barangsiapa yang berdo’a kepadaKu, maka Aku memperkenankannya, barangsiapa yang minta kepadaKu maka Aku memberinya. Barangsiapa yang mohon ampun kepadaKu maka Aku mengampuninya”. Dan senantiasa demikian sampai fajar bersinar”. (Hadits ditakhrij oleh Muslim).
Dari Anas bin Malik ra., ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : Allah berfirman : “Wahai anak Adam ( manusia ), sesungguhnya selama kamu berdo’a dan mengaharap kepadaKu, Aku memberi ampuman kepadamu terhadap apa (dosa ) yang ada padamu dan Aku tidak memperdulikannya. Wahai anak Adam seandainya dosamu sampai ke langit kemudian kamu minta ampun kepadaKu maka Aku memberi ampuna kepadamu dan Aku tidak memperdulikannya. Wahai anak Adaml, sesungguhnya apabila kamu datang kepadaKu dengan kesalahan sepenuh bumi kemudian kamul menjumpai Aku dengan tidak mensekutukan Aku dengan sesuatu niscaya Aku datang kepadamu dengan ampunan sepenuh bumi”. (Hadits ditakhrij oleh Turmudzi).
Dari Ali bin Abu Thalib ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : “Apabila malam nishfu (tg1.15) bulan Sya’ban maka jagalah dimalamnya, puaslah siangnya karena maka jagalah di malamnya, puaslah siangnya karena sesungguhnya pada hari itu Allah turun ke langit dunia mulai terbenam matahari, seraya berfirman : “Tidakkah ada orang yang mohon ampun maka Aku mengampuninya. Tidakkah ada orang yang mohon rizki maka Aku memberi rizki ? Bukannkah ada orang yang dicoha, malka Aku lepaskan ia dari cobaan itu. Bukankah demikian ? Bukankah demikian ? Sampai terbit fajar”. (Hadits ditakhirj oleh Ibnu Majah).
27. PAHALA SABAR TERHADAP MUSIBAH

28. PERSEDIAAN ALLAH UNTUK HAMBANYA YG SHALIH
Dari Anas bin Malik, ia berkata : “Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : “Sesungguhnya Allah berfirman : “Apabila Aku menguji hambaku dengan kedua kesayangannya lalu ia bersabar maka Aku menggantikannya dengan sorga”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Dari Anas bin Malik ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : “Sesungguhnya Allah berfirman : “Apabila Aku mengambil kedua kehormatan hambaKu di dunia, maka balasannya di sisiKu adalah sorga . (Hadits ditakhrij oleh Turmudzi).
Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda : Allah Ta’ala berfirman : “Tidak ada balasan disisiKu bagi hambaKu yang mu’min apabila aku mematikan kekasihnya dari penghuni dunia dan ia mengharap pahalanya, melainkan sorga”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw, beliau bersabda : “Tidaklah dua orang Muslim yang tiga orang anaknya yang belum dewasa meninggal dunia melainkan Allah memasukkannya ke sorga sebab anugerah rahmatNya kepada mereka”. Beliau bersabda : “Dikatakan kepada mereka : “Masuklah ke sorga”. Mereka menjawab : “Sehingga orang tua kami masuk (sorga)”. Dia berfirman : “Masuklah kamu ke (sorga) dan orang tuamu”. (Hadits ditakhrij oleh An Nasa’i).
Dari Abu Umamah ra. dari Nabi saw, beliau bersabda : “Allah Yang Maha Suci berfirman : “Hai anak Adam, jika kamu sabar dan mengharapkan pahala pada kejadian pertama, aku tidak merelakan pahala untukmu selain sorga”. (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).
Dari Abu Musa Al Asy’ari ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda : “Apabila anak manusia meninggal maka Allah berfirman kepada MalaikatNya : “Kamu matikan anak hambaKu ?”. Mereka menjawab, “Ya”. Dia berfirman : “Kamu matikan buah hatinya ?” Mereka menjawab : “Ya”. Dia berfirman : “Apakah yang diucapkan oleh hambaKu?” Mereka menjawab : “Memuji dan mengembalikannya kepadaMu (membaca istirja’)”. Allah berfirman : “Bangunlah rumah untuk hambaKu di sorga, dan berilah nama Baitul Hamdi (rumah pujian)”. (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi).
29. PENCIPTAAN ADAM
Dati Abu Hurairah ra. dati Nabi saw., beliau bersabda : “Allah menciptakan Adam, tingginya 60 hasta”. Kemudian Allah berfirman : “Pergilah, berilah salam kepada malaikat itu, dan dengarkan penghormatan ketutunanmu”. Adam berkata : “Assalamu’alaikum (Semoga kesejahteraan tetap atasmu)”. Mereka menjawab : “Assalamu’alaika wa rahmatullah ( Semoga kesejahteraan dan Rahmat Allah atasmu) . Mereka menambah wa rahmatullah (dan rahmat Allah). Setiap orang yang masuk sorga atas bentuk Adam. Penciptaan itu senantiasa berkurang hingga sekarang”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw., ia bersabda : Ketika Allah menciptakan Adam Dia mengusap punggungnya maka jatuhlah setiap jiwa dari punggungnya. Dialah yang menciptakannya sampai hari kiamat. Dia menjadikan sinar cahaya di antara kedua mata setiap manusia. Kemudian Tuhan menampakkan mereka atas Adam. Lalu Adam bertanya : “Wahai Tuhanku, siapakah mereka?”. Allah berfirman: “Mereka adalah keturunanmu”. Adam heran terhadap kecemerlangan apa yang di antara kedua matanya. Ia bertanya : “Wahai Tuhanku, siapakah ini ?”. Allah berfirman : “Ini seseorang dari umat yang akhir dari keturunanmu, namanya Dawud”. Ia berkata : “Berapakah Engkau beri umur ?”. Allah berfirman : “Enam puluh tahun”. Ia berkata : “Wahai Tuhanku, tambahkanlah 40 tahun dari umurku”. Ketlka umur Adam telah habis, datanglah malaikat maut (malaikat pencabut nyawa). Adam berkata : “Bukankah kamu telah memberikannya kepada anakmu Dawud ?”. Beliau bersabda : “Lalu Adam menentangnya, maka keturunannya menentang. Adam lupa, maka keturunannya lupa, dan Adam salah maka keturunannya Salah”. (Hadits ditakhrij oleh At Tirmidzi).
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda : “Ketika Allah menciptakan Adam dan telah meniupkan ruh padanya, Adam bersin, lalu ia mengucapkan : “Alham­dulillah (segala puji bagi Allah)”, ia memuji Allah dengan seizinNya. Lalu Allah berfirman kepadanya : “Rahimakallah ya Adam (Hai Adam, semoga Allah melimpahkan rahmat kepadamu). Pergilah kepada para malaikat itu yakni yang duduk-duduk dari mereka, dan ucapkanlah : “Assa­lamu’alaikum (semoga kesejahteraan tetap atasmu)”. Mereka menjawab : “Wa’alaikas salam wa rahmatullah (semoga kesejateraan dan rahmat Allah atasmu)”. Kemudian ia kembali kepada Tuhannya. Allah berfirman :
“Inilah penghormatanmu dan penghormatan di kalangan anak cucumu”. Lalu Allah berfirman kepadanya dengan tergenggam kedua belah tanganNya: “Pilihlah mana yang kamu sukai ?”. Adam menjawab saya memilih tangan kanan TuhanKu”. Dua tangan Tuhanku yang kanan adalah penuh berkah, kemudian dibentangkannya, tiba-tiba di sana ada Adam dan keturunannya. Adam berkata : “Wahai Tuhanku, apakah itu”, Allah berfirman : “Mereka adalah ketu­runanmu”. Masing-masing dari mereka telah tercatat umurnya diantara dua matanya. Tiba-tiba ada seorang laki-­laki yang paling bersinar atau termasuk orang yang bersinar dari mereka. Adam berkata : “Wahai Tuhanku, siapakah ini?”. Allah berfirman: “Ini adalah anakmu Dawud, telah Aku catat umurnya 40 tahun”. Adam berkata : “Wahai Tuhanku, tambahlah umurnya”. Allah berfirman : “Itulah vang telah Aku catat baginya”. Adam berkata : “Wahai Tuhanku, aku memberikan 60 tahun dari umurku untuknya”. Allah berfirman : “Kamu dan itu”. Kemudian Allah menempatkannya di sorga selama yang dikehendaki Allah, kemudian diturunkan dari padanya dan Adam menghitung (umur = pen) dirinya. Beliau bersabda : “Malakul maut (malaikat penjabut ruh) datang kepadanya, lalu Adam berkata : “Kamu tergesa-gesa, saya telah dicatat berumur 1000 tahun”. Malaikat maut menjawab : “Memang, tetapi kamu telah memberikan kepada anakmu Dawud 60 tahun”. Lalu Adam menentang, maka keturunannyapun menentang. Adam lupa maka keturu­nannyapun lupa. Beliau bersabda : Sejak itu, diperintahkan untuk membuat catatan dan saksi-saksi”. (Hadits ditakhrij oleh Turmudzi).
30. PENCIPTAAN ANAK ADAM
Dari Abdullah bin Mas’ud ra.,ia berkata : Rasululla saw bercerita kepada kami, beliaulah yang benar dan dibenarkan : “Sesungguhnva penciptaan perseoranganmu terkumpul dalam perut ibunva empat puluh hari dan empat puluh malam atau empat puluh malam, kemudian menjadi segumpal darah, semisal itu (40 hari = pen) kemudian menjadi segumpal daging, semisal itu (40 hari = pen), kemudian Allah mengutus Malaikat, kemudian dipermaklumkan dengan empat kata, kemudian malaikat mencari rizkinya, ajalnya (batas hidupnya), amalnya serta celaka dan bahagianya kemudian Malaikat meniupkan ruh padanya. Sesungguhnya salah seorang di antaramu niscaya beramal dengan amal ahli (penghuni) sorga, sehingga jarak antara sorga dengan dia hanya satu hasta, namun catatan mendahuluinya, maka ia beramal dengan penghuni neraka, maka ia masuk neraka. Dan sesungguhnya salah seorang diantaramu, beramal dengan amal ahli neraka, sehingga jarak antara neraka dengan dia hanya satu hasta, namun catatan mendahuinya, maka ia beramal dengan amal penghuni sorga, maka ia masuk sorga. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
31. PENYIMPANAN DAN SUAP
32. PUASA DAN KEUTAMAANNYA
Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda : "Puasa itu benteng, maka janganlah berkata keji dan jangan berbodoh diri. Jika seseorang menentang atau memakinya maka hendaklah ia berkata : "Sesungguhnya saya sedang berpuasa" - dua kali. Demi Dzat yang diriku di' tanganNya, bau busuknya mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah dari pada bau kasturi. Ia meninggalkan makanan, minuman dan syahwatnya karena Aku. Puasa itu untukKu dan Aku membalasnya. Kebaikan itu lipat sepuluhnya. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).

Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. Allah berfirman : "Seluruh amal anak Adam baginya selain puasa, sesung­guhnya puasa itu bagiKu dan Aku membalasnya. Sungguh bau busuknya mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah dari pada bau kasturi. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).

Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw, beliau bersabda : "Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Puasa itu bagKu, ia meninggalkan syahwatnya, makanan dan minumnya karena Aku. Puasa itu perisai. Orang yang berpuasa itu mempunyai dua kesenangan, yaitu kesenangan ketika berbuka dan kesenangan ketika bertemu dengan Tuhannya. Sungguh bau busuknya mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah dari pada bau kasturi. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Setiap amal anak Adam baginya selain puasa, puasa itu bagiKu dan Aku membalasnya". Demi Dzat yang diriKu ditanganNya sungguh bau busuknya mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah dari pada bau kasturi". (Hadits ditakhrij oleh Muslim).
  
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw: bersabda : Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Setiap amal anak Adam itu baginya selain puasa, sesungguhnya puasa itu bagiKu, dan Aku membalasnya. Puasa itu perisai. Apabila salah seorang di antaramu berpuasa pada suatu hari maka janganlah berkata keji dan jangan teriak-teriak pada hari itu. Jika salah seorang memakimu atau melawanmu maka katakanlah : "Sesungguhnya saya sedang berpuasa. Demi Dzat yang jiwa Muhammad di tanganNya, sungguh bau busuknya mulut orang yang berpuasa itu lebih harum disisi Allah pada hari Qiyamat dari pada bau kasturi. Orang yang berpuasa itu mendapat dua kesenangan yang dinikmatinya yaitu apabila ia berbuka, maka senang karena bukanya dan apabila bertemu dengan Tuhannya, maka ia senang karena puasanya. (Hadits ditakhrij oleh Muslim).

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : Sesungguhnya Tuhanmu berfirman : "Setiap kebaikan itu sepuluh kali sampai tujuh ratus kali lipat. Puasa itu bagiKu dan Aku membalasnva. Puasa itu perisai dari neraka. Sungguh bau busuknva mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah dari pada bau kasturi. Jika salah seorang di antaramu sedang berpuasa dijahili oleh orang jahil maka katakanlah : "Sesungguhnya saya ini sedang berpuasa". (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi).

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw. telah bersabda: Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "HambaKu yang paling Aku cintai adalah or­ang yang paling segera berbuka". (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi).

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : "Setiap amal anak Adam itu dilipatkan. Kebaikan dilipatkan sepuluh kali sampai tujuh ratus kali, sampai sekehendak Allah. Allah berfirman : "Selain puasa, sesungguhnya puasa itu untukKu, dan Aku membalasnva, ia meninggalkan syahwat dan makanannya karena Aku. Orang yang berpuasa mendapat dua kesenangan yaitu kesenangan ketika berbuka dan kesenangan ketika bertemu Tuhannya. Sungguh bau busuknya mulut orang yang berpuasa itu lebih harum disisi Allah dari pada bau Kasturi". (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).

Dari Ali bin Abi Thalib ra., beliau dari Rasulullah saw., beliau bersabda : "Sesunguhnya Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi berfirman : "Puasa itu untukKu dan Aku membalasnya. Orang yang berpuasa itu mendapat dua kegembiraan, yaitu ketika berbuka dan ketika bertemu dengan Tuhannya. Demi Dzat Yang jiwa Muhammad di tanganNya, sungguh bau busuknva mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah dari pada bau kasturi.

Dari Abi Said al Khudri ra., ia berkata : Nabi saw. bersabda : Sesungguhnya Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi bertirman : "Puasa itu bagiKu dan Aku mem­balasnya. Orang yang berpuasa itu mendapat dua kegembiraan, yaitu apabila ia berbuka maka bergembira dan apabila bertemu Tuhannya dan Tuhan memberinya balasan, maka ia bergembira. Demi Dzat vang jiwa Muhammad di-tanganNya, sungguh bau busuknya mulut orang yang berpuasa itu disisi Allah lebih harum daripada bau kasturi.

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda : Allah Yang Maha Mulia dan Maha Tinggi berfirman : "Setiap amal anak Adam itu baginya selain puasa. Puasa itu bagiKu dan Aku membalasnya. Puasa itu perisai. Apabila salah seorang dari padamu berpuasa pada suatu hari, maka janganlah ia berkata keji dan jangan berteriak­teriak. Jika ia dicaci maki atau dilawan oleh seseorang maka hendaklah ia mengatakan: "Saya ini sedang berpuasa. Demi Dzat yang jiwa Muhammad di tanganNya, sungguh bau busuk mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah dari pada bau kasturi".
33. PERDEBATAN SORGA DAN NERAKA
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Nabi saw. bersabda : “Berdebatlah sorga dan neraka. Neraka berkata : Saya diberi keutamaan dengan orang-orang yang sombong dan tukang paksa” Dan sorga berkata : “Kenapakah tidak masuk padaku kecuali orang-orang yang lemah dan orang bawahan ?” Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi berfirman kepada Sorga : “Kamu adalah rahmat Ku, denganmu Aku mengasihani orang yang Aku kehendaki dari hamba Ku”. Lalu Tuhan berfirman kepada neraka : “Sesungguhnra kamu adalah adzabKu, denganmu Aku menyiksa orang yang Aku kehendaki dari hamba Ku”, masing-masing dari keduanya itu sampai penuh. Adapun neraka tidak penuh sehingga Allah meletakkan kaki Nya, lalu neraka berkata : “Sudah, sudah, sudah, maka di sanalah neraka penuh, dan sebagiannya berkumpul kepada sebahagian yang lain. Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Besar tidak menzhalimi makhluqNya seorangpun. Adapun Sorga, maka sesungguhnya Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Tinggi, menciptakan makluq untuknya (Sorga)”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw., beliau bersabda : Sorga dan neraka bertengkar di hadapan Tuhan. Sorga berkata : “Wahai Tuhan, gerangan apakah vang masuk sorga hanya orang-orang yang lemah dan orang-orang bawahan ?” Neraka berkata : “Sava diutamakan dengan orang-orang yang sombong”. Allah Yang Maha Tinggi berfirman kepada Sorga: “Kamu adalah rahmat Ku”, dan berfirman kepada neraka : “Kamu adalah adzab Ku, denganmu Aku menimpakan orang yang Aku kehendaki, masing-masing dari kamu berdua sampai penuh”, Rasulullah bersabda: “Adapun Sorga, maka sesungguhnya Allah tidak menzhalimi makhluq-Nya seorangpun, dan sesungguhnya Allah menciptakan neraka untuk orang yang dike­hendakiNya, kemudian mereka dilemparkan padanya (neraka), maka neraka berkata : “Masihkah ada tambahan ?” sampai tiga kali, sehingga Tuhan meletakkan kedua telapak kakinya di neraka, maka neraka itu penuh dan seba­hagiannya ditolakkan kepada sebahagian yang lain”. Lalu neraka berkata : “Sudah, sudah, sudah”. (Hadits ditakhrij oleh Muslim).
Dari Anas bin Malik ra. dari Nabi saw. bahwasanya beliau bersabda: “Jahannam senantiasa menjadi tempat pelem­paran, lalu dia berkata : “Apakah masih ada tambahan ?”. Sehingga Tuhan Yang Maha Mulia meletakkan kedua telapak kaki-Nya, lalu sebahagiannya berkumpul dengan sebahagian yang lain dan neraka berkata : “Sudah, sudah; demi Kemulian Mu dan Kehormatan Mu”. Di sorga senantiasa ada tambahan, sehingga Allah menciptakan Makhluk untuknya; lalu mereka ditempatkan oleh Allah sebagai tambahan penghuni Sorga. (Hadits ditakhrij oleh Muslim).
Dari Anas ra. dari Nabi saw., beliau bersabda : “Tetaplah di sorga sesuatu yang dikehendaki Allah untuk tetap, sehingga Allah menciptakan Makhluk dari yang dikehendakiNya untuk sorga itu”. (Hadits ditakhrij oleh Muslim).
Dari Abu Hurairah ra.., ia berkata : Rasulullah saw: bersabda : “Sorga dan neraka berdebat. Sorga berkata : “Orang-orang lemah dan miskin masuk kepadaku”. Dan Neraka berkata : “Para pemaksa dan orang-orang yang sombong masuk kepadaku”. Kemudian Allah berfirman : “Kamu adalah siksa-Ku, denganmu Aku menyiksa orang yang Aku kehendaki”. Lalu Tuhan berfirman kepada sorga ; “Kamu adalah rahmatKu, denganmu Aku memberikan rahmat kepada orang yang Aku kehendaki”. (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi).
34. RAHMAT ALLAH MENGALAHKAN KEMURKAANNYA
Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw., beliau bersabda : "Ketika Allah menciptakan makhluk, Allah menulis di dalam kitabNya, Dia menulis atas diriNya, Dia meletakkan di sisiNya pada Arasy : "Sesungguhnya rahmatKu mengalahkan kemurkaanKu". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).

Dari Abu Hurairah ra. juga, dia berkata di dalamnya : "Sesungguhnya rahmatKu mengalahkan kemurkaanKu". Dalam hadits itu beliau bersabda juga : "Ketika Allah telah selesai menciptakan makhluk ... ".(Hadits ditakhrij oleh Bukhari).

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Saya mendengar Nabi saw, bersabda : Sesungguhnya seorang hamba melakukan dosa - barangkali beliau bersabda : "Ia berdosa dengan suatu dosa, ia berkata : "Wahai Tuhanku saya berdosa dengan suatu dosa", dan barangkali ia berkata : "Saya melakukan (dosa), maka ampunilah saya". Tuhannya berfirman : "Apakah hambaKu mengetahui bahwa ia mempunyai Tuhan yang mengampuni dosa dan menuntutnya ?" Aku mengampuni hambaKu". Kemudian diam selama yang dikehendaki Allah. Kemudian ia melakukan dosa atau beliau bersabda : "Ia berdosa" Ia berkata : Wahai Tuhanku, saya berdosa atau saya melakukan (dosa) lain, maka ampunilah saya". Tuhan berfirman : "Apakah hambaKu mengetahui  bahwa dia mempunyai Tuhan yang mengampuni dosa dan menuntutnya ? Aku mengampuni hambaKu". Kemudian diam selama yang dikehendaki Al­lah. Kemudian ia berdosa dengan suatu dosa dan barangkali beliau bersabda : "Ia melakukan dosa, lalu berkata : "Saya berdosa yang lain maka ampunilah saya". Dia berfirman : "Apakah hambaKu mengetahui ? Aku mengampuni hambaKu tiga kali, maka hendaklah ia melakukan apa yang dikehendakinva". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).

Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. dalam menceritakan apa yang (datang) dari Tuhannya Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Seorang hamba berdosa dengan suatu dosa, ia berkata : "Wahai Allah, ampunilah dosaku". Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi berfirman : "HambaKu berdosa dengan suatu dosa, ia mengetahui bahwa ia mempunyai Tuhan yang mengampuni dosa dan menuntutnya". Kemudian ia kembali dan berdosa, ia berkata : "Wahai Tuhanku, ampunilah dosaku". Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi berfirman: "HambaKu berdosa dengan suatu dosa, ia mengetahui bahwa ia mempunyai Tuhan yang mengampuni dosa dan menuntutnya". Kemudian ia kembali berdosa, dan berkata : "Wahai Tuhanku, ampunilah dosa saya". Lalu Dia Yang Maha Suci dan Maha Besar berfirman : "HambaKu berdosa dengan suatu dosa, lalu mengetahui bahwa ia mempunyai Tuhan yang mengampuni dosa dan menuntutnya. Berbuatlah apa yang kamu kehendaki, Aku telah mengampunimu". (Hadits ditakhrij oleh Muslim).

Dari Abu Hurairah ra. dari Rasulullah saw, beliau bersabda : "Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Aku menurut dugaan hambaKu kepadaKu, dan Aku bersamanya ketika ia ingat kepadaKu. Demi Allah, sungguh Allah lebih suka kepada taubat hambaNya dari pada salah seorang di     antaramu yang menemukan barangnya yang hilang di padang. Barangsiapa vang mendekatkan diri kepadaKu sejengkal maka Aku mendekatkan diri kepadanya sehasta. Dan barangsiapa yang mendekatkan diri kepadaKu sehasta, maka Aku mendekatkan diri kepadanya satu depa. Apabila ia datang kepadaKu dengan berjalan maka Aku datang kepadanya dengan berlari kecil. (Hadits ditakhrij oleh Muslim).

Dari Abu Hurairah ra, dari Rasulullah saw, beliau bersabda : Sesungguhnva dua orang laki-laki yang masuk neraka sangat keras teriakannya. Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Keluarkan keduanya !". Ketika keduanva telah dikeluarkan, Dia berfirman kepada keduanya : "Karena apakah kamu berdua amat sangat dalam menangis ?" Keduanya berkata : "Kami lakukan hal itu agar Engkau mengasihani kami". Dia berfirman : "Sesungguhnya rahmatKu bagimu adalah kamu berdua terlepas (dari neraka). jatuhkanlah dirimu ke dalam neraka di mana kamu berada !", maka keduanya pergi. Salah seorang dari keduanya menjatuhkan dirinya, lalu dijadikanNya neraka itu dingin dan selamat baginya. Yang lain berdiri dan tidak menjatuhkan dirinya. Lalu Tuhan Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Apakah yang menghalangi kamu untuk menjatuhkan dirimu sebagaimana temanmu ?" Ia menjawab : "Wahai Tuhanku, sesungguhnya Engkau mengeluarkan saya". Tuhan berfirman kepadanya: "Bagimu harapanmu". Maka keduanva masuk sorga dengan rahmat Allah. (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi).

35. SHALAT

Dari Abu Qatadah bin Rib'i ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda : Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Aku fardhukan atas umatmu shalat lima (waktu = pen), dan Aku menjanjikan suatu janji yaitu orang yang menjaga shalat itu pada waktunya maka Aku memasukkannya ke Sorga. Barangsiapa yang tidak menjaganya maka tidak ada janji padaKu". (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).

Dari Abu Qatadah ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda : Allah berfirman : "Sesungguhnya Aku menfardhukan atas umatmu shalat lima (waktu = pen). Dan Aku janjikan janji bahwasanya barangsiapa yang menjaga shalat itu pada waktunya, maka Aku masukkan ke sorga. Dan barangsiapa yang tidak menjaganya maka tidak ada janjiKu padanya". (Hadits ditakhrij oleh Abu Dawud). 

Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw, beliau bersabda : "Barangsiapa yang melakukan shalat dengan tidak membaca Ummul Qur'an (Induk Qur'an) maka shalat itu kurang" tiga kali, yaitu tidak sempurna. Ditanvakan kepada Abu Hurairah : "Sesungguhnya kami di belakang imam (menjadi ma'mum)". Ia berkata : "Bacalah dalam hatimu, karena saya mendengar Nabi saw bersabda : Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar bertlrman : "Aku membagi shalat antara Aku dan hambaKu separoh-separoh, dan bagi hambaKu apa yang dimintanya. Apabila hamba membaca : Alhamdulillahi rabbil 'alamin (Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam), maka Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman: "HambaKu memuji Aku". Apabila ia membaca Arrahmanirrahim (Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang), maka Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : Hamba Ku menyanjung Aku. Apabila ia membaca : Maliki yaumiddin. (Yang Memiliki hari Pembalasan), maka Allah berfirman : "HambaKu memuliakan Aku", dan sekali waktu Dia berfirman : "HambaKu menyerah kepadaKu". Apabila ia membaca : Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in (Hanya kepadaMu kami menyembah dan hanya kepadaMu kami mohon pertolongan), Allah berfirman : "Ini antara Aku dan hambaKu, dan bagi hambaKu apa yang dimintanya". Apabila ia membaca : Ihdinashshirathal mustaqim. Shirathal ladzina an'amta alaihim ghairil maghdhubi'alaihim wa ladhdhallin (Tunjukilah kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang Engkau beri petunjuk atas mereka bukan (jalan) orang-orang yang dimurkai atas mereka dan bukan (jalan) orang-orang yang sesat). Maka Allah berfirman : "Ini untuk hambaKu dan bagi hambaKu apa yang dimintanya". (Hadits ditakhrij oleh Muslim)

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata berkata : Saya mendengar Rasulullah saw bersabda : "Barangsiapa yang shalat tanpa membaca Ummul Qur'an (Induk Quran), maka shalatnya itu kurang, shalat itu kurang, shalat itu kurang, tidak sempurna". Ia berkata : "Wahai Abu Hurairah, bahwasanva kadang-kadang saya di belakang imam". Ia berkata : "Maka ia meraba hastaku". Kemudian Abu Hurairah berkata : "Bacalah Ummul Qur'an itu dalam dirimu, hai Farisi, karena saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi berfirman : "Aku membagi shalat antara Aku dan hambaKu menjadi dua bagian, separoh untukKu dan separoh lagi untuk hambaKu dan bagi hambaKu itu apa yang dimintanya". Rasulullah saw bersabda : "Bacalah. Seorang hamba mengucapkan : Alhamdulillahi rabbil'alamin (Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam), Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi berfirman: "HambaKu memuji Aku" Hamba mengucapkan : Arrahmanirrahim (Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang), Allah berfirman : "HambaKu memuji kepadaKu". Hamba mengucapkan : Maliki Yaumiddiin (Yang memiliki hari Pembalasan). Allah befirman : "HambaKu memuliakanKu. Hamba mengucapkan : Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in. (Hanya kepadaMu kami menyembah dan hanya kepadaMu kami mohon pertolongan)". Ayat ini antara Aku dan hambaKu. Bagi hambaKu apa yang dipintanya. Hamba membaca : Ihdinash shirathal mustaqim. Shirathal ladzina an'amta 'alaihim ghairil maghdhubi alaihim waladhdhallin (Tunjukilah kami jalan yang lurus, yaitu jalannya orang-orang yang Engkau beri nikmat atas mereka bukan (jalannya) orang-orang yang dimurkai dan bukan (jalan) orang-orang yang sesat). Itu semua untuk hambaKu dan bagi hambaKu apa yang dimintanya. (Hadits ditakhrij oleh Malik).

Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda : "Barangsiapa yang shalat tidak membaca Ummul Qur'an (Induk Qur'an), maka shalatnya itu kurang, shalat itu kurang, tidak sempurna". Ia berkata: Saya berkata : "Wahai Abu Hurairah bahwasanya kadang-kadang saya (shalat) di belakang imam (ma'mum)". Abu Hurairah berkata : "Wahai Ibnu Farisi, bacalah Ummul Qur'an itu didalam dirimu, karena sava mendengar Rasulullah saw: bersabda : "Allah Ta'ala berfirman : "Aku membagi shalat antara Aku dan hambaKu separoh­separoh yaitu separoh untukKu dan separoh untuk hambaKu, dan bagi hambaKu apa vang dimintanva. Hamba membaca : Alhamdulillah rabbila 'alamin (Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam). Allah berfirman : "HambaKu memuji Aku". Hamba membaca : Arrahmanir rahim (Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang). Allah berfirman : "HambaKu menyanjung Aku". Hamba membaca : Maliki yaumiddin (yang tnemiliki hari Pembalasan). Allah berfirman : "HambaKu memuliakan Aku". Ini bagi hambaKu. Antara Aku dan hambaKu adalah : Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in (Hanya kepadaMu kami menyembah dan hanya kepadaMu kami mohon pertolongan). Bagi hambaKu apa yang dimintanva, dan akhir suratpun demikian pula, di mana hamba membaca: Ihdinash shirathal mustaqim. Shirathal ladzina an'amta 'alaihim ghairil maghdhubi 'alaihim waladhdhallin (Tunjukilah kami jalan yang lurus yaitu jalannva orang-orang yang Engkau beri ni'mat atas mereka, bukan (jalan) orang-orang yang dimurkai dan bukan (jalan) orang-orang yang sesat). (Hadits ditakhrij oleh Turmudzi).
  
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda : "Barangsiapa yang melaksanakan shalat dengan tidak membaca Ummul Qur'an (Induk Qur'an), maka shalat itu kurang, shalat itu kurang, tidak sempurna". Ia berkata : Sava berkata : "Wahai Abu Hurairah, sesungguhnya kadang­kadang saya di belakang imam (ma'mum). Ia berkata : "Maka ia meraba hastaku". Abu Hurairah berkata : "Hai Farisi, bacalah Ummul Qur'an itu dalam dirimu perlahan. Karena saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : "Allah Ta'ala berfirman : "Aku membagi shalat antara Aku dan hambaKu, dan bagi hambaKu apa yang dimintanya. Rasulullah saw. bersabda : "Seorang hamba membaca : "Alhamdulillahi rabbil'alamin (Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alamj, " Allah Yanga Maha Mulia dan Maha Tinggi berfirman : "HambaKu memuji Aku". Hamba membaca . "Arrahmanirrahim" (Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang). Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "HambaKu menyanjung Aku". Hamba membaca: "Maliki yaumiddin" (Yang memiliki hari Pembalasan). Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar befirman : "HambaKu memuliakanKu". Hamba membaca : Iyyaka na'budu wa iyyakanasta'in (Hanya kepadaMu kami menyembah dan hanva kepadaMu kami minta pertolongan). Allah berfirman : "Ini antara Aku dan hambaKu, dan bagi hambaKu apa yang dimintainya". Hamba membaca : "Ihdinash shirathal mustaqim. Shirathal ladzina an'amta alaihim ghairil maghdhubi 'alaihim wa ladhdhallin. (Tunjukilah kami jalan yang lurus, vaitu jalan orang-or­ang yang Engkau beri nilanat, bukan (jalan) orang-orang yang tersesat). Allah berfirman : "Itu semua untuk hambaKu, dan bagi hambaKu apa yang dimintanya". (Hadits ditakhrij oleh Abu Daud).

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw bersabda : Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Aku membagi shalat antara Aku dan hambaKu dua bagian, separohnya untukKu dan separohnya untuk hambaKu, dan bagi hambaKu apa yang dimintanya". Ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : "Bacalah. Seorang hamba membaca : "Alhamdulillahi rabbil 'alamin" (Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam)". Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Hamba Ku memuji Aku dan bagi hambaKu apa yang dimintanya". Hamba membaca : "Arrahmanirrahim" (Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang). Allah berfirman : "HambaKu memuliakanKu, dan ini untukKu". Ayat ini antaraKu dan antara hambaKu separoh. Hamba membaca : "Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in" (Hanya pertolongan)". Ini antara Aku dan hambaKu, dan bagi hambaKu apa yang dimintanya. Dan akhir surat ini untuk hambaKu. Hamba membaca : "Ihdinash shirathal mustaqim. Shirathal ladiziinaan'amta alaihim ghairil maghdhubi' alaihim waladh dhallin' (Tunjukilah kami jalan yang lurus, yaitu jalan or­ang-orang yang Engkau beri ni'mat atas mereka bukan (jalan) orang-orang yang dimurkai atas mereka, dan bukan (jalan) orang-orang yang tersesat). Ini bagiKu dan bagi hambaKu apa yang dimintanya. (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah). 
36. SESEORANG ITU MEMBUTUHKAN ANUGERAH ALLAH TA’ALA
Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw, beliau bersabda : “Ketika Ayyub mandi dengan telanjang, jatuhlah belalang emas, lalu Ayub menangkap dan meletakkan dalam pakaiannya. Lalu Tuhannya memanggilnva : “Bukankah Aku telah membuatmu tidak membutuhkan terhadap apa yang kamu lihat ?”. Ia menjawab : “Ya, demi kemuliaan­Mu, tetapi Aku membutuhkan terhadap berkah-Mu”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
37. SYAFA’AT
Dari Abu hurairah ra., ia berkata : “Kami bersama Nabi saw. dalam suatu undangan, maka diangkatlah hasta (kambing) oleh beliau, di mana hasta itu menarik beliau, maka beliau menggigitnya dan beliau bersabda: “Saya adalah penghulu manusia pada hari Qiamat, apakah kamu tahu sebabnya ? Allah mengumpulkan orang yang terdahulu dan terkemudian di satu tanah lapang, dan pemandangan akan memandang mereka dan orang yang memanggil akan terdengar oleh mereka, matahari dekat, sebagian manusia berkata : “Tidakkah kamu melihat apa yang ada pada kamu sekalian ? Apa yang sampai kepadamu ? Tidakkah kamu memikirkan orang yang memohon syafa’at bagimu kepada Tuhanmu ?” Dan sebagian yang lain berkata : “Ayahmu Adam”, maka mereka mendatanginya dan berkata : “Wahai Adam, engkau adalah ayah manusia, Al­lah menjadikanmu dengan tangan-Nya, meniupkan ruh­Nya kepadamu, memerintahkan Malaikat lalu mereka sujud kepadamu dan menempatkan engkau di sorga, tidakkah kamu memohonkan syafa’at untuk kami kepada Tuhanmu. Tidakkah kamu melihat apa yang ada pada kami dan apa yang sampai kepada kami ?” Maka Adam menjawab : “Tuhanku murka yang mana sebelum dan sesudahnya Dia tidak pernah murka seperti itu. Dia mencegah saya dari pohon, lalu saya mendurhakainya. Oh diriku, diriku, pergilah kepada selainku, pergilah kepada Nuh !”, maka mereka mendatangi Nuh dan berkata : “Wahai Nuh, engkau adalah Rasul pertama kepada penduduk bumi, Allah menyebut engkau sebagai hamba yang bersyukur. Tidakkah melihat apa yang ada pada kami ? tidakkah engkau memohon syafa’at bagi kami kepada Tuhanmu ?” Maka ia menjawab : “Tuhanku pada hari ini murka, yang mana sebelum dan sesudahnya tidak pernah murka seperti itu, oh diriku, oh diriku datanglah Nabi saw”, maka mereka mendatangi aku, dan aku dibawah Arasy, maka diserukan : “Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu, mintalah syafa’at, kamu akan diberi syafa’at dan mintalah perantara kamu akan diberi”. Muhammad bin Ubaid berkata : “Saya tidak hafal kelanjutannya”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Dari Anas ra., ia adalah Ibnu Malik ra., ia berkata : “Rasulullah saw. bersabda : “Allah mengumpulkan manusia pada hari Qiyamat, maka mereka berkata : “Seandainya kita mohon syafa’at kepada Tuhan kita, sehingg Tuhan memberikan kelonggaran kepada kita ditempat kita” lalu mereka datang kepada Adam dan berkata : “Engkaulah yang telah diciptakan Allah dengan tanganNya, Dia meniupkan ruh Nya padamu, dan Allah telah memerintahkan Malaikat, sehingga mereka sujud kepadamu, maka mohonlah syafa’at untuk kami di sisi Tuhan kami”. Ia menyebutkan kesalahan-kesalahannya dan berkata : “Datanglah kepada Nuh, seorang Rasul pertama yang diutus oleh Allah”. Lalu mereka datang kepada Nuh, maka Nuh menjawab : “Saya tidak menempati tempat itu -dan ia menyebutkan kesalahannya itu- datangilah Ibrahim yang mana Allah menjadikannya sebagai kekasih !”, lalu mereka datang kepadanya, maka ia menjawab : “Saya tidak menempati tempat itu -dan ia menyebutkan kesalahan- datangilah Musa yang telah diajak bicara oleh Allah !”. Lalu mereka datang kepadanya, maka Musa menjawab : “Saya tidak menempati tempat itu -ia menyebutkan kesalahannya- datangilah Isa”, lalu mereka datang kepadanya, maka ia menjawab : “Saya tidak menempati tempat itu, datangilah Muhammad saw. yang telah diampuni dosa-dosanya yang telah terdahulu dan yang terkemudian !”. Lalu mereka datang kepadaku, dan aku minta izin kepada Tuhanku. Ketika aku melihat Nya aku sujud dan Tuhan meninggalkan aku sesuai dengan apa yang dikehendakiNya, kemudian diserukan : “Angkatlah kepalamu, mintalah perantara maka kamu akan diberi dan berkatalah maka akan didengar, mohonlah syafa’at maka akan diberi svafa’at,” Kemudian aku mengangkat kepala dan memuji Tuhan dengan pujian vang telah diajarkan kepadaku, lalu aku mohon syafa’at, maka Aku membatasinya kepadaku, lalu aku mengeluarkan mereka dari neraka dan aku memasukkan mereka ke sorga, kemudian aku kembali dan sujud seperti itu, pada vang ketiga atau keempat kalinya, sehingga yang ada di neraka itu hanyalah orang-orang yang telah dicegah oleh Al Qur’an.” (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Dari Humaid, ia berkata : Aku mendengar Anas ra. berkata : Sava mendengar Nabi saw. bersabda : “Apabila hari Qiamat tiba, Aku diberi syafa’at, kemudian aku berkata : “Wahai Tuhan, masukkanlah ke sorga orang yang di dalam hatinva ada seberat biji sawi”. Maka mereka masuk, kemudian aku berkata : “Masukkanlah ke sorga orang yang didalam hatinya ada sedikit dikitnva sesuatu”. Maka Anas ra. berkata seolah-olah sa’ya melihat jari-jari Rasulullah saw. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Dari Abu Said Al Khudri ra. bahwasanya Rasulullah saw bersabda: “Allah memasukkan penghuni Sorga ke Sorga, Dia memasukkan orang yang di kehendakiNya dengan rahmatnya dan memasukkan penghuni Neraka ke Neraka, kemudian Dia berfirman : “Lihatlah orang yang kamu sekalian dapati di dalam hatinya iman seberat biji sawi, maka keluarkanlah ia”. Kemudian mereka dikeluarkan dari neraka seperti arang, mereka telah terbakar maka mereka dilemparkan di sungai hidup (Nahrul hayat), lalu mereka tumbuh di dalamnya, sebagaimana biji-bijian itu tumbuh di tanah yang dibawa banjir, tidaklah kamu melihatnva, bagaimana ia tumbuh dengan kuning emas”. (Hadits ditakhrij oleh Muslim).
Dari Abu Sa’id ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : “Adapun penghuni neraka yang memang jadi penghuninya, mereka itu tidak mati dan tidak hidup, akan tetapi orang­orang yang masuk neraka, karena dosa-dosa mereka,” atau beliau bersabda : “Karena kesalahan-kesalahan mereka, maka Allah mematikan mereka dengan benar-benar mati, sehingga mereka menjadi arang, ia diberi idzin untuk diberi syafa’at, mereka didatangi dengan berkelompok-kelompok kemudian mereka di sebarkan disungai sorga. Lalu dikatakan : “Wahai penghuni sorga berangkatlah bersama mereka, kemudian mereka tumbuh seperti tumbuhnya biji-bijian di tanah yang dibawa banjir. Seseorang berkata : “Seolah­olah Rasulullah saw. ada di perkampungan”. (Hadits ditakhrij oleh Muslim).
Dari Abdullah bin Mas’ud ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda: “Sungguh aku mengetahui penghuni neraka yang paling akhir keluar dari neraka dan penghuni sorga yang paling akhir masuk sorga. Yaitu orang laki-laki yang keluar dari neraka dengan merangkak, kemudian Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi berfirman kepadaNya : “Pergilah, dan masuklah ke sorga”. Rasulullah saw. bersabda : “Maka ia datang ke sorga dan terbayang olehnya bahwa sorga itu sudah penuh, lalu ia kembali dan berkata : “Wahai Tuhan, saya mendapati sorga itu penuh”. Kemudian Tuhan berfirman kepadanya : “Pergilah, dan masuklah ke Sorga. “Rasulullah saw. bersabda : “Maka ia datang ke sorga dan terbayang olehnya bahwa sorga itu sudah penuh, lalu ia kembali dan berkata : “Wahai Tuhan, saya mendapati sorga itu penuh”. Kemudian Tuhan berfirman kepadanya : “Maka ia datang ke Sorga”, dan di bayangkan olehnya bahwasanya Sorga itu penuh. Lalu ia kembali dan berkata : “Wahai Tuhan, saya mendapati sorga itu penuh”. Kemudian Tuhan berfirman kepadanva : “Pergilah dan masuklah ke sorga”. Sesungguhnya bagimu seperti dunia dan sepuluh kalinya”, atau bagimu sepuluh kali dunia”. Rasulullah saw bersabda : “Maka ia berkata : “Apakah Engkau mentertawakan aku, sedangkan Engkau Raja”. Ibnu Mas’ud berkata : “Sungguh aku melihat Rasulullah saw. tertawa sehingga tampaklah gigi taringnya”. Beliau bersabda : “Maka dikatakan : “Itulah penghuni sorga yang tempatnya paling bawah”. (Hadits ditakhrij oleh Muslim).
Dari Abu Sa’id Al Khudri ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda : “Tidaklah perdebatan seseorang dari padamu dalam menuntut hak yang ada di dunia lebih keras dari pada perdebatan orang-orang mu’min dengan Tuhan mereka bagi saudara-saudara mereka yang masuk neraka. Rasulullah saw. bersabda : “Mereka berkata : “Wahai Tuhan kami, saudara-saudara kami shalat bersama kami, mereka puasa bersama kami, haji bersama kami, namun mereka Engkau masukkan ke nereka”. Rasulullah saw. bersabda : Maka Tuhan berfirman : “Pergilah dan keluarkanlah orang kamu kenal di antara mereka !”. Rasulullah saw bersabda : “Maka orang-orang mu’min itu datang kepada mereka dan orang-orang mu’min itu mengetahui rupa-rupa mereka”. Diantara mereka ada orang yang sudah dibenamkan ke neraka sampai kepertengahan dua betisnya, dan diantara mereka ada yang sudah dibenamkan sampai kedua mata kakinya. Lalu orang-orang mu’min itu mengeluarkan mereka, dan berkata : “Wahai Tuhan kami, kami mengeluarkan orang-orang yang telah Engkau perintahkan kepada kami”. Rasulullah saw. bersabda dan Tuhan berfirman : “Keluarkanlah orang-orang yang di dalam hatinya ada iman seberat satu dinar”. Kemudian Rasulullah saw bersabda : “Orang-orang yang didalam hatinya ada seberat setengah dinar, sampai Tuhan berfirman : “Orang yang di dalam hatinva ada seberat semut kecil”. Abu Sa’id berkata : “Barang siapa yang tidak membenarkan, maka bacalah ayat ini :
“INNALLAAHA LAA YAGHFIRU AN YUSYRAKA BIHI WAYAGHFIRU MAADUUNA DZAALIkA LIMAN YASYAA-U WAMAN YUSYRIK BILLAAHI FAQADIFTARAA ITSMAN ‘AZHILMAA”.
(Sesungguhnva Allah tidak akan mengampuni dosa syvirik dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu bagi siapa yang dikehendakiNya. Barang siapa vang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa besar). (An Nisa’ : 48).
Dari Abu Sa’id Al Khudri ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : “Apabila Allah menyelamatkan orang-orang mu’min dari neraka, dan mereka beriman, maka seseorang diantaramu tidak mendebatkan hak sahabatnya di dunia lebih keras dari pada perdebatan orang-orang mu’min dengan Tuhan mereka bagi saudara-saudara mereka yang dimasukkan ke neraka”. Rasulullah saw. bersabda : “Mereka berkata : “Wahai Tuhan kami, saudara-saudara kami shalat bersama kami, berpuasa bersama kami dan hajji bersama kami, namun Engkau memasukkan mereka ke neraka”. Lalu Tuhan berfirman : “Pergilah kalian dan keluarkanlah orang-orang yang kamu kenal diantara mereka”, maka orang-orang mu’min datang kepada mereka, lalu mengetahui rupa-rupa mereka karena neraka tidak memakan rupa-rupa mereka. Diantara mereka ada orang yang telah dibenamkan di neraka sampai pertengahan betisnya dan diantara mereka ada yang dibenamkan sampai kedua mata kakinya. Lalu orang-orang mu’min mengeluarkan mereka, kemudian mereka itu berkata : “Tuhan kami, kami telah mengeluarkan orang-orang yang telah Engkau perintahkan kepada kami”, Lalu Allah berfirman : “Keluarkanlah orang-orang yang didalam hatinya ada iman seberat dinar, kemudian orang­orang yang di dalam hatinya ada iman seberat setengah dinar, kemudian orang yang didalam hatinya ada iman seberat biji sawi”. Abu Sa’id berkata : “Barang siapa yang tidak membenarkan hal ini maka bacalah ayat ini :
“INNALLAAHA LAA YAZHLIMU MITSQAALA DZARRATIN WA INTAKU HASANATAN YUDLAA­’IFHAA WAYU’TI MILLADUNHU AJRAN ‘AZHIIMAA ”
(Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu bagi siapa yang dikehendakiNya, barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa besar). (An Nisa’ : 48).
38. SORGA ITU DIHARAMKAN ATAS ORANG-OR�ANG KAFIR
Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw, beliau bersabda : “Ibrahim bertemu dengan ayahnya Azar pada hari Qiamat, pada wajah Azar terdapat hitam-hitam dan berdebu, maka Ibrahim bertanya kepadanya : “Tidakkah aku telah berkata kepadamu : “Janganlah engkau durhaka kepadaku”. Lalu ayahnya menjawab : “Pada hari ini saya tidak durhaka kepadamu”. Maka Ibrahim berkata : “Wahai Tuhan, sesungguhnya Engkau telah berjanji kepadaku untuk tidak menyusahkan aku pada hari kebangkitan. Kesusahan manakah yang lebih susah dari pada ayahku yang jauh ?” Allah Ta’ala berfirman . “Sesungguhnya Aku mengharamkan sorga atas orang-orang kafir, kemudian dikatakan : “Wahai Ibrahim, apa yang dibawah kakimu ?” Maka Ibrahim melihat, tiba-tiba ada seperti serigala yang berlumuran darah dan ditarik kaki-kakinya, kemudian dilemparkan ke neraka”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Dari Anas bin Malik ra. dari Nabi saw., beliau bersabda : “Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi berfirman kepada ahli neraka vang paling ringan siksanya : “Seandainya kamu mempunyai dunia dan seisinya, apakah kamu mau menebusinya ?” Ia menjawab : “Ya”. Kemudian Tuhan berfirman : “Aku telah menghendaki kamu akan sesuatu yang lebih ringan dari pada ini semenjak kamu dalam tulang rusuk Adam agar kamu tidak mensekutukan”. Saya duga Dia berfirman : Dan Aku tidak memasukkan kamu ke neraka, namun kamu enggan, kecuali kamu mensekutukan”. (Hadits ditakhrij oleh Muslim).
Dari Anas bin Malik ra. bahwasanva Nabi saw. bersabda : “Dikatakan kepada orang kafir pada hari Qiamat : “Bagaimanakah pendapatmu, seandainva kamu mempunyai emas sepenuh bumi, apakah kamu menebus dengannya ?” Ia menjawab : “Ya”. Lalu dikatakan kepadanya : “Kamu telah dimintai yang lebih mudah dari pada itu”. (Hadits ditakhrij oleh Muslim).
39. SESUATU YANG MELINGKARI SORGA DAN NERAKA
Dari Abu Hurairah ra. dari Rasulullah saw, beliau bersabda : “Ketika Allah menciptakan sorga dan neraka, Allah mengutus Jibril ke sorga, kemudian Dia berfirman : “Lihatlah kepadanya dan kepada apa yang telah Aku sediakan bagi penghuninya di dalamnya”. Rasulullah saw. bersabda : Maka Jibril datang dan melihatnya dan kepada apa yang telah disediakan Allah untuk penghuninya. Rasulullah saw. bersabda : Kemudian Jibril kembali kepadaNya. Jibril berkata : “Demi KemuliaanMu, tidak ada seorangpun yang mendengar sorga kecuali ia memasukinya”. Lalu Dia memerintahkan sorga, lalu sorga dikelilingi dengan hal-hal yang tidak menvenangkan. Kemudian Dia berfirman : “Kembali kamu ke sorga, tiba­tiba sorga telah dikelilingi dengan hal-hal yang tidak menyenangkan. Kemudian Dia berfirman : “Kembali kamu ke sorga, tiba-tiba sorga telah dikelilingi dengan hal-hal yang tidak menyenangkan. Lalu Jibril kembali kepadaNya, dan berkata : “Demi kemuliaan Mu, sungguh aku takut, tidak ada seorangpun vang memasukinya”. Dia berfirman : “Pergilah kamu keneraka dan lihatlah kepadanya, dan kepada apa yang telah Aku sediakan untuk penghuninya”, maka tiba-tiba neraka itu naik sebahagiannya pada sebahagian yang lain. Lalu Jibril kembali padaNya dan berkata : “Demi kemuliaanMu, seseorang tidak mendengar neraka, maka ia memasukinya”. Lalu Tuhan memerintahkannya, kemudian neraka telah dikelilingi dengan hal-hal yang menyenangkan. Tuhan berfirman : “Kembalilah kepadanya”, maka Jibril kembali ke neraka. Lalu Jibril berkata : “Sungguh saya khawatir seseorang tidak selamat dari padanya kecuali ia akan memasukinva”. (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi).
Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda : “Ketika Allah menciptakan sorga, Allah berfirman kepada Jibril : “Pergilah dan lihatlah ia !”, maka Jibril pergi dan melihatnya, kemudian dia datang lalu berkata : “Wahai Tuhan, demi kemuliaan Mu, seseorang tidak mendegarnya kecuali dia memasukinya”. Lalu Dia mengelilingi sorga dengan hal-hal yang tidak menyenangkan. Kemudian Tuhan berfirman : “Wahai Jibril, pergilah kau lihatlah ia”. Maka Jibril pergi dan melihatnya, kemudian Jibril datang dan berkata : “Wahai Tuhan, demi Kemuliaan Mu, sungguh saya khawatir seseorang tidak masuk kepadanya”. Rasulullah saw. bersabda : “Ketika Allah menciptakan neraka, Allah berfirman : “Wahai Jibril, pergilah dan lihatlah ia !”, maka Jibril pergi dan melihat kepadanya, kemudian Jibril datang dan berkata : “Demi kemuliaan Mu, tidaklah seseorang mendengarnya lalu dia memasukinya”, lalu Allah mengelilinginya dengan hal-hal yang menyenangkan. Kemudian Tuhan berfirman : “Wahai Jibril, pergilah dan lihatlah ia !”, maka jibril pergi dan melihatnya dan berkata : “Wahai Tuhan, demi kemuliaan Mu sungguh saya khawatir, seseorangpun tidak selamat kecuali ia akan memasukinya”. (Hadits ditakhrij oleh Abu Dawud).
40. SEBAGIAN PENGHUNI SORGA MOHON IZIN UNTUK BERCOCOK TANAM
Dan Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. : “Pada suatu hari Nabi saw bercerita dan disampingnya ada seorang lelaki dari penduduk kampung, bahwasanya seorang lelaki dari penghuni sorga, minta izin kepada Tuhannya untuk bercocok tanam. Tuhan berfirman : “Tidakkah kamu mendapati apa yang kamu inginkan ?” Ia menjawab : “Ya, akan tetapi saya senang bercocok tanam,” maka dia bersegera dan menyemai dan sangat cepat tumbuhnya ujung, tegak dan panennya tumbuh-tumbuhan itu, dan digulungnya seperti gunung. Lalu Allah Yang Maha Tinggi berfirman : “Ambillah wahai anak Adam, sesungguhnya kamu tidak dikenyangkan oleh sesuatu”. Maka berkatalah orang dusun itu : “Wahai Rasulullah, engkau tidak mendapati orang ini kecuali orang-orang Quraisy atau or­ang-orang Anshar. Sesungguhnya mereka itu pemilik tanaman. Adapun kami bukanlah pemilik tanaman”. Maka Rasulullah saw. tertawa. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
41. TAKUT DAN KHAWATIR TERHADAP ALLAH
Dari Rib’i bin Hirasy berkata : “Uqbah bin ‘Amr berkata kepada Hudzaifah : “Tidakkah kamu bercerita kepada kami sesuatu yang kamu dengar dari Rasulullah saw. ?” Ia menjawab : “Sesungguhnya sava mendengar beliau bersabda : “Sesungguhnya apabila Dajjal keluar, maka ia membawa air dan api”. Adapun sesuatu yang dipandang oleh manusia bahwa sesuatu itu api maka sesungguhnya sesuatu itu air dingin, dan sesuatu vang dipandang oleh manusia bahwa sesuatu itu air maka sesungguhnva sesuatu itu api yang membakar. Barangsiapa di antaramu yang menjumpai, maka hendaklah ia menempatkan diri pada rang dipandang bahwa sesuatu itu api, karena sesungguhnya dia adalah air dingin (sejuk)”. Hudzaifah berkata . “Saya mendengar beliau bersabda: “Sesungguhnya ada seorang laki-laki sebelum kamu didatangi oleh malaikat untuk mencabut ruhnya, lalu ditanyakan kepadanya : “Apakah kamu mengetahui kebaikanmu?”. Ia menjawab : “Saya tidak tahu”. Dikatakan kepadanya : “Lihatlah”. Ia berkata : “Saya tidak tahu sesuatu, hanya saja pernah berbai’at kepada manusia di dunia, dan aku membalas mereka lalu saya memberi tangguh kepada orang kaya dan membebaskan kepada orang yang kesulitan. “Lalu Allah memasukkannya ke sorga”. Ia berkata : “Saya mendengar beliau bersabda : “Sesungguhnya seorang laki­laki hampir meninggal. Ketika ia putus asa terhadap hidupnya, ia berpesan kepada keluarganya : “Apabila saya mati, maka kumpulkanlah kayu bakar yang banyak dan nyalakanlah api padanya, sehingga apabila api itu telah membakar daging dan tulangku, maka ambillah dan tumbuklah. Kemudian carilah hari yang berangin keras dan taburkanlah ke sungai”. Maka mereka melaksanakannya, lalu Allah menghimpunnya dan bertanya kepadanya: “Kenapakah kamu perbuat itu semua ?” Ia menjawab : “Karena takut kepadaMu” maka Allah mengampuninya. Uqbah bin Amr berkata : “Saya mendengar beliau menyabdakan hal itu dan orang tersebut tukang gali”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Dari ‘Uqbah bin Abdul Ghafir dari Abu Sa’id Al Khudri ra. dari Nabi saw. bahwasanya seorang yang sebelummu diberi kenikmatan harta oleh Allah. Ketika ia akan meninggal ia berkata kepada anak-anaknya : “Aku ini ayah macam apa bagimu ?”. Mereka menjawab : “Ayah yang terbaik”. Ia berkata : “Sesungguhnya saya tidak pernah berbuat baik, apabila aku meninggal maka bakarlah sava, kemudian hancur luluhkan dan taburkanlah pada hari yang berangin kencang”. Maka mereka melakukannya. Lalu Allah Azza wa jalla menghimpunnya dan berfirman : “Apakah yang membebani kamu ?” Ia menjawab : “Takut kepadaMu”. Maka Allah memberikan rahmatNya”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Dari Rib’i bin Hirasy berkata : “Uqbah bin Amr A1 Anshari berkata kepada Hudzaifah : “Tidakkah kamu bercerita kepada kami akan sesuatu yang kamu dengar dari Nabi saw. ?” Ia menjawab : “Saya mendengar beliau bersabda : “Sesungguhnya seseorang yang hampir mati, ketika ia putus asa dari hidup ia berpesan kepada keluarganya : “Apabila saya mati maka kumpulkanlah kayu yang banyak untukku. Kemudian nyalakan api, sehingga apabila api itu telah memakanku (membakarku) dan terus sampai ke tulangku maka ambillah dan tumbuklah dan tebarkanlah di dalam sungai pada hari yang panas atau hari yang berangin. Lalu Allah menghimpunnya dan berfirman : “Kenapakah kamu memperlakukan ini ?” Ia menjawab : “Karena takut kepadaMu”. Maka Dia mengampuninya”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw, beliau bersabda : “Ada seseorang yang keterlaluan terhadap dirinya. Ketika menjelang mati ia berkata kepada anak-anaknya : “Jika saya mati bakarlah saya, remukkanlah saya kemudian taburkanlah saya di angin. Demi Allah jika Tuhanku mampu terhadapku niscaya Dia menyiksaku dengan siksaan yang tidak ditimpakan kepada orang lain”. Ketika ia meninggal, hal itu dilaksanakan terhadapnya. Tiba-tiba ia dapat berdiri (setelah dihidupkan lagi) lalu Allah berfirman : “Apakah yang mendorongmu untuk berbuat demikian itu ?” Ia menjawab : “Wahai Tuhanku, yang mendorong adalah ketakutanku kepadaMu”. Lalu Allah mengampuninya”. Selain Abu Hurairah berkata : “Takut kepadaMu wahai Tuhan-ku” (Hadits di takhrij oleh Bukhari).
Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda : “Seorang laki-laki yang tidak pernah berbuat kebaikan berkata : “Apabila ia meninggal maka bakarlah ia dan tebarkanlah separohnya di lautan, maka demi Allah jika Allah mampu atasnya niscaya Dia menyiksanya yang tidak pernah ditimpakan kepada seseorangpun di dunia. Maka Allah memerintahkan kepada lautan lalu mengumpulkan apa yang ada didalamnya, dan memerintahkan daratan lalu mengumpulkannya. Kemudian Allah berfirman : “Kenapakah kamu berbuat (demikian) ?”. Ia menjawab : “Karena takut kepadaMu sedang Kamu lebih mengetahui” maka Dia mengampuninya”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Dari Abu Said ra. dari Nabi saw. bahwasanya belaiu menuturkan seorang laki-laki yang telah lampau atau or­ang yang sebelummu mengatakan suatu perkataan yakni ia diberi anak dan harta benda oleh Allah. Ketika-mati hampir tiba, ia berkata kepada anak-anaknya : “Ayah macam apa saya ini bagimu ?”. Mereka menjawab : “Sebaik­baik ayah”. Ia-berkata : “Sesungguhnya ia tidak menyimpan atau menanam kebaikan di sisi Allah. Jika Kuasa atasnya niscaya Dia menyiksanya. Maka perhatikanlah.
Jika saya mati maka bakarlah saya, sehingga bila saya telah menjadi arang (abu) lumatkanlah saya, atau ia berkata : “Hancurkanlah saya. Jika ada hari yang berangin ribut, taburkanlah saya- padanya”. Nabi saw. bersabda : “Ia mengambil perjanjian mereka atas yang demikian itu. Demi Tuhanku, mereka melaksanakannya kemudian menaburkan pada hari yang berangin ribut”.
Allah Azza wa Jalla berfirman : “Jadilah” tiba-tiba ia menjadi seorang yang berdiri, lalu Allah berfirman : “Hai hambaKu apakah yang mendorongmu untuk melakukan apa vang telah kamu lakukan itu ?”. Ia menjawab : Takut kepadaMu atau untuk berpisah dari padaMu”. Beliau bersabda : “Ketika Tuhan bertemu dengannya, Dia memberikan rahmat”. Beliau bersabda pada lain kali : “Dia tidak menjumpainya selain dengan rahmat”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw., beliau bersabda : “Seorang laki-laki berlebih-lebihan terhadap dirinya. Ketika hampir meninggal, ia pesan kepada anak-anaknya, dengan berkata : “Jika saya mati maka bakarlah saya kemudian lumatkanlah. Kemudian taburkanlah saya di lautan. Demi Allah jika Tuhan mampu atasKu niscaya Dia menyiksaku dengan siksaan yang belum pernah ditimpakan pada seseorangpun”. Mereka mengerjakannya. Allah berfirman kepada bumi : “Tunaikanlah apa yang kamu ambil”. Tiba­tiba ia berdiri (hidup lagi = pen). Allah berfirman kepadanya : “Apakah yang mendorongmu berbuat (berpesan) seperti itu ?” Ia menjawab : “Takut kepadaMu wahai Tuhanku” atau “ketakutan kepadaMu”. Maka Allah mengampuninya karena (alasan) itu. (Hadits ditakhrij oleh Muslim).
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : “Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : Seseorang berlebih-lebihan terhadap dirinya, sampai ketika mati hampir datang kepadanya, ia berkata kepada keluarganya : “Apabila saya telah mati maka bakarlah saya kemudian taburkanlah saya di angin di lautan. Demi Allah jika Allah kuasa atas saya niscaya Dia menyiksa saya dengan siksaan yang belum pernah untuk menyiksa makhlukNya seorangpun”. Beliau bersabda : “Maka keluarganya melaksanakannya. Allah Azza wa Jalla berfirman kepada segala sesuatu yang telah memungutnya barang sedikit : “Tunaikanlah apa yang telah kamu pungut”. Tiba-tiba dia berdiri (hidup lagi = Pen). Allah Azza wa Jalla berfirman : “Apakah yang mendorong berbuat (berpesan) itu ?” Ia menjawab : “Takut kepadaMu”. Maka Allah mengampuni-Nya. (Hadits ditakhrij oleh An Nasa’i).
Dari Abu Hurairah ra. dari Rasulullah saw, beliau bersabda : “Ketika kematiannya hampir tiba ia berpesan kepada anak­anaknya dengan berkata : “Jika saya telah mati maka bakarlah saya kemudian lumatkanlah saya dan tebarkanlah saya di angin di lautan. Demi Allah jika Tuhanku mampu atasku niscaya Dia menyiksa saya dengan siksaan yang tidak pernah untuk menyiksa seseorangpun”. Beliau bersabda : “Mereka melaksanakannya, Allah berfirman kepada bumi : “Tunaikanlah apa yang telah kamu pungut”. Tiba-tiba ia berdiri, Allah berfirman kepadanya : “Apakah yang mendorongmu untuk melakukan hal itu ?”. Ia menjawab. “Takut kepadaMu atau khawatir kepadaMu wahai Tuhanku”. Maka Allah mengampuninya. (Haditsd ditakhrij oleh Ibnu Majah).
42. TIGA ORANG YANG DICINTAI OLEH ALLAH AZZA WA JALLA
Dari Abu Dzar ra. dari Nabi saw, beliau bersabda : Tiga orang yang dicintai oleh Allah Maha Muliia dan Maha Besar, yaitu : Seseorang yang mendatangi suatu kaum, ia minta kepada mereka dengan nama Allah, dan ia tidak minta karena kekerabatan antara dia dan mereka, namun mereka mencegahnya, lalu ada seseorang yang mengiringinya; dia memberinya secara rahasia, yang hanya diketahui oleh Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Besar dan orang yang diberinya. Dan suatu kaum vang berjalan di malam hari sehingga ketika ia lebih senang tidur dari pada apa yang sedang mereka jalankan, mereka singgah dan meletakkan kepala mereka, lalu di antara mereka ada seorang yang bangun untuk merendahkan diri kepada-Ku dan membaca ayat-ayatKu. Dan seseorang yang berada di daslam pasukan, mereka bertemu musuh lalu mereka berbalik ke belakang namun ia maju lagi sehingga ia terbunuh atau mendapat kemenangan”. (Hadits ditakhrij oleh An Nasa’i).
43. TURUNNYA SURAT AL KAUTSAR
Dari Anas bin Malik ra., ia berkata : Pada suatu hari di hadapan kami (ia maksudkan Nabi Muhammad saw.) ketika beliau tidur sejenak kemudian beliau mengangkat kepala serava tersenyum, lalu kami berkata kepada beliau : “Apakah yang menjadikan engkau tertawa wahai Rasulullah ?” Beliau bersabda : “Tadi telah turun kepadaku sebuah surat yaitu : “Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu ni’mat yang banyak. Maka shalatlah karena Tuhanmu dan sembelihlah binatang korban. Sesungguhnya orang-orang yang membencimu dialah orang-orang yang terputus”. Kemudian Beliau bersabda : “Tahukah kamu, apakah Kautsar (ni’mat yang banyak) itu ?”. Kami menjawab : “Allah dan Rasulnya lebih mengetahui”. Beliau bersabda : “Kautsar adalah sungai dan bengawan Tuhanku di syurga. Tempatnya (tempat minumnya) lebih banyak dari pada jumlah bintang. Bengawan itu didatangi umatku, lalu di antara mereka ada yang ditarik, maka aku berkata : “Wahai Tuhanku, sesungguhnya dia adalah umatku”. Dia berfirman : “Sesungguhnya kamu tidak mengetahui apa yang terjadi sesudahmu”. (Hadits ditakhrij oleh An Nasa’i).
44. TELAGA NABI SAW.
Dari Abdullah ra. dari Nabi saw, beliau bersabda : “Aku adalah orang yang mendahului kamu atas telaga, maka sungguh orang-orang laki-laki diantaramu dinaikkan bersamaku, kemudian sungguh mereka dipisahkan dari aku, lalu aku berkata : “Wahai Tuhan, shahabat-shahabatku, maka dikatakan : “Sesungguhnya kamu tidak mengetahui apa yang mereka perbuat sesudahmu”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Dari Anas ra. dari Nabi saw., beliau bersabda : “Sungguh orang-orang dari sahabatku akan datang kepadaku di telaga sehingga apabila aku mengetahui mereka, mereka dipisahkan dariku, maka aku berkata : “Sahabat-sahabatku”, kemudian Allah berfirman : “Kamu tidak mengetahui apa yang mereka perbuat sesudahmu”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw., heliau bersabda : “Ketika Aku sedang berdiri, tiba-tiba ada sekelompok or­ang, sehingga ketika aku mengetahui mereka, keluarlah seorang laki-laki dari antaraku dan antara mereka. Kemudian orang laki-laki itu berkata : “Marilah”, maka aku bertanya : “Akan ke mana ?”. Dia menjawab : “Ke neraka, demi Allah”. Aku bertanya : “Bagaimana keadaan mereka ?”. Dia menjawab : “Sesungguhnya mereka kembali ke belakang mereka sesudahmu”. Kemudian tiba-tiba ada satu kelompok orang, sehingga ketika aku mengetahui mereka, keluarlah seorang lelaki dari antaraku dan mereka. Lalu dia berkata : “Marilah.” Aku bertanya : “Akan kemana ?”. Dia menjawab : “Ke neraka, demi Allah”. Aku bertanya : “Bagaimana keadaan mereka ?”Dia menjawab : “Sesungguhnya mereka kembali ke belakang mereka sesudahmu, dan aku tidak menduga orang yang selamat dari mereka kecuali seperti onta yang tersesat (tanpa penggembala)”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Dari Asma’ binti Abu Bakar ra., ia berkata : Nabi saw. bersabda : “Sesungguhnya Aku di telaga, sehingga Aku melihat orang dari kalanganmu yang datang kepadaku dan akan diambil orang-orang dari sisiku”. Kemudian aku berkata dan akan diambil orang-orang dari sisiku”. Kemudian aku berkata : “Wahai Tuhan, itu dari golonganku dan dari ummatku”. Lalu dikatakan : “Apakah kamu mengetahui sesuatu yang telah diperbuat mereka sesudahmu ? Demi Allah, mereka terus menerus kembali ke tumit mereka”. Dan Ibnu Abi Mulaikah berkata : “Wahai Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada Mu agar kami tidak kembali ke tumit kami, atau terfitnah dalam agama kami”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
45. YANG PERTAMA KALI DIHISAB PADA HARI KIAMAT ADALAH SHALAT
Dari Huraits bin Qabishah, ia berkata : Saya sampai di Madinah. Ia berkata : “Wahai Allah mudahkanlah bagiku (mendapat) teman duduk yang baik. Lalu saya duduk kepada Abu Hurairah ra. Ia berkata : Saya berkata : “Saya berdo’a kepada Tuhan (Allah) Yang Maha Mulia dan Maha Besar -untuk memudahkan bagiku teman duduk yang baik, maka sampaikanlah kepadaKu hadits yang kamu dengar dari Rasulullah saw.- Semoga Allah memberi manfaat kepadaku dengan itu”. Ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : “Sesungguhnya sesuatu yang paling dulu dihisab pada hamba adalah shalatnya. Jika shalat itu baik maka ia telah menang dan sukses. Jika shalatnya rusak maka ia telah merugi”. Hammam berkata : Saya tidak tahu, ini dari perkataan Qatadah atau riwavat. Jika dari fardhunya ada kekurangan-kekurangan, Allah berfirman : “Lihatlah, apakah hambaKu mempunyai shalat sunnat, maka fardhu yang kurang itu dapat disempurnakan. Kemudian demikian itu caranya dalam menghisab seluruh amalnya”. (Hadits ditakhrij oleh An Nasa’i).
Dari Abu Hurairah ra. dari Rasulullah saw., beliau bersabda : “Sesuatu yang pertama kali diperhitungkan pada hamba adalah shalatnya, jika ia menyempurnakannya. Jika tidak (sempurna) maka Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : “Lihatlah apakah hambaKu mempunyai (shalat) sunat ?”. Jika kedapatan padanya (shalat) sunat, maka Allah berfirman : “Sempurnakanlah fardhu itu dengannya”. (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).
Dari Tamim ad Dari ra. dari Nabi saw, beliau bersabda : “Sesuatu yang pertama diperhitungkan pada hamba di hari Qiyamat adalah shalatnya. Jika ia menyempurnakannya maka dicatat baginya shalat sunatnya. Jika ia tidak menyempurnakannya maka Allah Yang Maha Suci berfirman kepada para malaikatNya : “Lihatlah apakah kamu menjumpai shalat sunat bagi hambaKu ? maka sempurnakanlah dengannya fardhu yang disia-siakannya. Kemudian amal-amalnya diambil menurut perhitungan itu”. (Hadits ditakhrij oleh Abu Daud).
Dari Anas bin Hakim Adh Dhabi -ia samar dari Ziyad atau Ibnu Ziyad dia datang di Madinah dan bertemu dengan AburHurairah berkata: Ia minta dijelaskan keturunanku, maka saya menunjukkan nasabku : Abu Hurairah berkata : “Hai pemuda, maukah saya ceritakan hadits kepadamu ?”. Saya menjawab : “Baiklah, semoga Allah memberikan rahmat kepadamu”. Yunus berkata : “Sava mendengar ia menuturkannya dari Nabi saw. bersabda : “Sesunguhnva amal-amal hamba yang pertama kali diperhitungkan pada hari Qiyamat adalah shalat”. Beliau bersabda: Tuhan kami Yang Maha Besar dan Maha Mulia berfirman kepada para malaikatNya -padahal Dia lebih mengetahui : “Lihatlah shalat hambaKu, ia menyempurnakan atau mengurangi. Jika shalat itu sempurna maka dicatatlah kesempurnaan baginya. Jika ia mempunyai shalat sunat maka Allah berfirman : “Sempurnakanlah bagi hambaKu akan fardhunya dari sunatnva”. Kemudian amal-amal itu diambil seperti itu. (Hadits ditakhrij oleh Abu Dawud).
Dari Ibnu Abbas ra., ia berkata : Rasululah saw. bersabda : “Tuhanku datang kepadaku dalam sebagus-bagus bentuk”. Ia berkata : “Saya menduga beliau sedang tidur”. Ia berkata : “Demikianlah dalam hadits”. Tuhanku berfirman : “Hai Muhammad, tahukah kamu dalam hal apakah Al Malaul a’la (kelompok yang sempurna) itu bertengkar?”.
Beliau bersabda : “Saya katakan “tidak”. Beliau bersabda : “Maka Dia meletakkan tanganNya diatas kedua belikatku, sehingga Aku dapati kesejukannya sampai kedua susuku”. Atau beliau bersabda : “Pada leherku, maka aku mengetahui apa yang dilangit dan di bumi”.
Dia berfirman : “Hai Muhammad, tahukah kamu dalam hal apakah Al Malaul a’la (kelompok yang sempurna) itu bertengkar ?” Saya menjawab: “Ya”. Dia berfirman : “Dalam penghapus, dalam penghapus yaitu diam di Masjid setelah shalat, berjalan kaki untuk jama’ah, menyempurnakan wudhu atas hal-hal yang tidak disenangi. Barangsiapa yang melakukan hal itu maka ia hidup dengan baik, dan mati dengan baik, dan dalam kesalahan seperti hari dilahirkan oleh ibunya. Dia berfirman : “Hai Muhammad, apabila kamu telah shalat maka ucapkanlah :
‘ALLAAHUMMA AS ALUKA FI’LAL KHAIRATI WATARAL MUNKARAATI WAHUBBUL MASAA­KIINI WA IDZA ARADTA BI’IBAADIKA FITNATAN FAQBIDLNII ILAIKA GHAIRA MAFTUNIN”
(Wahai Allah, saya mohon kepadaMu perbuatan yang baik, meninggalkan kemungkaran, dan cinta pada orang-orang miskin. Apabila Engkau menghendaki fitnah pada hambaMu maka matikanlah saya olehMu tanpa-terfitnah”.
Beliau bersabda : “Untuk derajat itu adalah menyiarkan salam, memberi makanan, shalat malam di kala manusia sedang tidur. (Hadits ditakhirij oleh Tirmidzi).
Dari Ibnu Abbas ra. dari Nabi saw., beliau bersabda : “Tuhanku datang kepadaku dalam, sebaik-baik bentuk dengan berfirman : “Wahai Muhammad”, Aku menjawab : “Kami perkenankan Engkau wahai Tuhanku,’ dan kebahagiaanMu”.
Dia berfirman : “Dalam hal apakah Al Malaul a’la (kelompok yang tinggi) itu bertengkar ? Aku menjawab : “Wahai Tuhanku, aku tidak tahu”. Lalu Dia meletakkan tanganNya di antara kedua tulang belikatku dan aku mendapatkan kesejukan di antara kedua susuku, lalu aku mengetahui apa yang di antara timur dan barat. Dia berfirman : “Hai Muhammad !”. Aku menjawab : “Aku perkenankan panggilanMu, wahai Tuhanku dan kebahagiaanMu”. Dia berfirman : “Dalam hal apakah kelompok vang tinggi itu bertengkar ?”. Aku menjawab : “Dalam derajat dan penghapus, yaitu melangkah kaki untuk jama’ah, menyempurnakan wudhu atas hal-hal yang tidak disenangi dan menanti shalat setelah melakukan shalat. Barangsiapa vang menjaga hal itu maka ia hidup dengan baik dan mati dengan baik, dan dosanya seperti hari dilahirkan oleh ibunya”. (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi).
Dari Abdullah bin Amr yaitu Ibnu Ash ra., ia berkata : Kami shalat Maghrib bersama Rasulullah saw, orang yang pulang telah pulang dan masih duduklah orang yang berdo’a atau bermohon. Rasulullah saw. datang dengan segera dan nafas terengah-engah dan terbuka kedua lutut beliau seraya bersabda : “Bergembiralah, ini Tuhanmu telah membuka salah satu pintu langit, Dia bermegah-megahdengan kamu terhadap malaikat, seraya berfirman : “Lihatlah kepada menanti fardhu yang lain”. (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).
46. YANG DIHARAP HANYA SYAFA’AT DARI RASULULLAH SAW.( 1/6)
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Orang-orang berkata : “Wahai Rasulullah, apakah kami melihat Tuhan kami pada hari Qiyamat ?” Beliau bersabda : “Apakah kamu saling memadharatkan dalam melihat matahari yang tidak berawan ?”. Mereka menjawab : “Tidak, wahai Rasulullah”. Rasulullah bersabda . “Apakah kamu saling memadharatkan dalam melihat bulan pada malam purnama yang tidak berawan ?”. Mereka menjawab : “Tidak, wahai Rasulullah”. Beliau bersabda : “Maka sesungguhnya demikian itulah kamu melihat Tuhan pada hari Qiamat. Allah mengumpulkan manusia, lalu Tuhan berfirman : “Barang siapa yang menyembah sesuatu, maka ikutilah” Orang vang menyembah matahari, ia mengikutinva (matahari itu) dan orang yang menyembah berhala-berhala ia mengikuti berhala-berhala itu, yang masih tinggal adalah umat ini dan didalamnya ada orang-orang munafik. Lalu Allah mendatangi mereka dalam bentuk yang tidak mereka kenal, Allah berfirman : “Akulah Tuhanmu”, maka mereka berkata : “Aku berlindung kepada Allah dari kamu, inilah tempat kami, sehingga Tuhan kami datang kepada kami, apabila Tuhan kami mendatangi kami niscaya kami akan mengetahui Nya”. Maka Allah mendatangi mereka dalam bentuk yang mereka kenal, lalu Allah berfirman : “Akulah Tuhanmu”. Mereka berkata: “Engkau Tuhan kami.” Kemudian mereka mengikuti Nya, dan dipasanglah jembatan Jahannam. Rasulullah saw. bersabda : “Aku adalah orang yang pertama melewati, dan do’a-do’a para Rasul saat itu adalah : “Wahai Allah selamatkanlah, selamatkanlah”. Padanya ada penyambar seperti duri pohon Sa’dan, tidakkah kamu melihat duri-duri pohon Sa’dan ?” Mereka menjawab : “Ya, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda : ‘Duri-duri itu seperti duri-duri pohon Sa’dan, hanya saja kadar besarnya yang mengetahui hanya Allah. Neraka itu menyambar manusia karena perbuatan mereka, diantara mereka ada yang dihancurkan karena perbuatannva, dan diantara mereka ada vang dicincang, kemudian selamat, sehingga apabila Allah telah selesai dalam memutusi hamba-hambaNya dan berkehendak untuk mengeluarkan mereka dari neraka, maka Dia mengeluarkan, yaitu orang­orang yang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Maka Allah memerintahkan Malaikat untuk mengeluarkan mereka, para Malaikat mengetahui mereka dengan tanda bekas sujud, karena Allah mengharamkan neraka memakan bekas-bekas sujud dari anak Adam. Para Malaikat mengeluarkan mereka dalarn keadaan telah hangus, lalu ditumpahkan air pada mereka yang disebut air hidup, maka mereka tumbuh seperti tumbuhnya biji-bijian pada tanah yang dibawa oleh banjir, dan tinggallah seorang lelaki yang menghadapkan wajahnya ke neraka, sambil berkata : “Wahai Tuhan, bau neraka telah menghancurkan saya dan nyalanva telah membakar saya, maka palingkanlah muka saya dari neraka”. Dia senantiasa berdo’a kepada Allah, kemudian Allah berfirman : “Jika saya memberi barangkali kamu akan minta padaku akan yang lain”, maka dia menjawab : “Tidak, demi kemuliaanMu, saya tidak minta yang lain”, lalu Tuhan memalingkan mukanya dari neraka, kemudian sesudah itu ia berkata : “Wahai Tuhan, dekatkanlah saya ke pintu sorga” Maka Tuhan berfirman : “Bukankah kamu telah yakin, bahwa kamu tidak akan minta kepadaKu akan selainnya?, celaka kamu wahai anak Adam, alangkah khianatnya kamu”, namun dia senantiasa berdo’a, lalu Tuhan berfirman : “Jika Aku memberimu, barangkali kami minta kepadaKu akan yang lain.” Maka dia berkata : “Tidak,” demi kemuliaan Mu saya tidak minta yang lain kepadaMu”, dia memberikan janji-janji kepada Allah untuk tidak minta vang lain lagi, maka Allah mendekatkannva ke pintu sorga. Ketika ia melihat apa yang ada didalamnya, ia diam sesuai yang dikehendaki Allah untuk diam, kemudian dia berkata : “Tuhan, masukkanlah saya ke sorga”. Lalu Allah berfirman : “Bukankah kamu telah yakin bahwa kamu tidak minta kepadaku akan vang kamu telah yakin bahwa kamu tidak minta kepadaku akan yang lain ? Celaka kamu wahai anak Adam, alangkah khianatnya kamu”, maka dia berkata : “Wahai Tuhan, janganlah Engkau jadikan saya hamba Mu yang paling celaka”. Ia senantiasa berdo’a sehingga Allah tertawa, maka ketika Allah tertawa karenanya, Allah memberikan izin kepadanya untuk masuk sorga. Ketika ia masuk sorga, dikatakan kepadanya : “Bercita-citalah demikian “, maka iapun bercita-cita, kemudian dikatakan kepadanya : “Bercita-citalah demikian, maka dia bercita-cita sehingga cita-citanya habis, lalu dikatakan kepadanya. : “Ini untukmu dan bersama itu kamu mendapat lagi sesuatu yang sama”. Abu Hurairah ra. berkata : “Orang lelaki itulah yang paling akhir masuk sorga”. Abu Said Al Khudri duduk bersama Abu Hurairah ra, tidak merubah haditsnya sedikitpun sehingga sampai kepada perkataannya : “Ini untukmu dan bersama itu kamu mendapat lagi sesuatu yang sama”. Abu Said berkata : “Sava mendengar Rasulullah saw bersabda : “Ini untukmu dan sepuluh kali hal yang seperti itu”. Abu Hurairah berkata : “Saya hafal : “Bersama itu kamu mendapat lagi sesuatu yang sama”. (HR. Bukhari).
Dari Anas Ibnu Malik ra. bahwasanya Nabi saw. bersabda : “Pada hari Qiamat Allah mengumpulkan orang-orang mu’min demikian, lalu mereka berkata : “Seandainya kita mohon syafa’at kepada Tuhan kita, sehingga Dia memberi kelonggaran kepada kita ditempat kita ini”, maka mereka datang kepada Adam, kemudian berkata : “Wahai Adam, tidakkah engkau melihat manusia ? Allah telah menjadikan Engkau dengan tangan-Nya, dan menyuruh para malaikatNya untuk sujud kepada Engkau, Allah telah menganjurkan nama-nama segala sesuatu kepada Engkau, maka mohonkanlah syafa’at bagi kami kepada Tuhan kita, sehingga Tuhan memberi kelonggaran terhadap kami di tempat kami ini”. Maka Adam menjawab : “Saya tidak menempati tempat itu,” ia menyebutkan kepada mereka kesalahan yang dilakukannya, akan tetapi datanglah kepada Nuh, karena dia Rasul pertama iang diutus Allah kepada penduduk bumi,” lalu mereka datang kepada Nuh, maka ia menjawab : “Saya tidak menempati tempat itu, ia menyebutkan kesalahan yang telah dilakukannya. Akan tetapi datanglah kepada Ibrahim, kekasih Allah !” Lalu mereka datang kepada Ibrahim, maka ia menjawab : “Saya tidak menempati tempat itu, ia menyebutkan kesalahan­kesalahan yang dilakukannva – akan tetapi datanglah kepada Musa, maka ia menjawab : “Saya tidak menempati tempat itu”, ia menyebutkan pada mereka kesalahan yang telah dilakukannya, akan tetapi datanglah kepada Isa, hamba dan Rasul Allah, kalimah dan ruhnya!”, lalu mereka datang kepada Isa, maka ia menjawab : “Saya tidak menempati tempat itu”. Akan tetapi datanglah kepada Muhammad saw. hamba vang telah diampuni dosa-dosanya yang telah terdahulu dan yang terkemudian”. Lalu mereka datang kepadaku, maka aku pergi, lalu minta izin kepada Tuhanku, maka Dia mengizinkannva padaku. Ketika aku melihat Tuhanku, aku sujud, kemudian Allah meninggalkan aku sesuai dengan kehendak Nya dalam meninggalkan aku, kemudian dikatakan padaku : “Bangkitlah Muhammad, berkatalah akan didengar, mintalah perantara akan diberi, dan mohonlah syafa’at akan diberi syafa’at”. Maka aku memuji Tuhanku dengan pujian-pujiau yang telah diajarkan kepadaku, kemudian aku mohon syafa’at, dan Tuhan membatasinya kepadaku, maka aku memasukkan mereka ke sorga, kemudian aku kembali, dan ketika aku melihat tuhanku, aku sujud. Lalu Allah meninggalkan aku sesuai dengan kehendak Allah untuk meninggalkan aku, kemudian dikatakan : “Bangkitlah Muhammad, berkatalah akan didengar, mintalah perantara akan diberi, dan mohonkan syafa’at akan diberi syafa’at !”. Maka aku memuji Tuhan dengan puji-pujian vang telah diajarkan oleh Tuhan kepadaku, lalu aku mohon syafa’at dan Tuhan membatasinva kepadaku, maka aku memasukkan mereka ke sorga, lalu aku kembali, dan ketika aku melihat Tuhan, aku sujud, kemudian Allah meninggalkan aku sesuai dengan kehendakNya dalam meninggalkan aku, kemudian dikatakan : “Bangkitlah Muhammad, berkatalah akan didengar, mintalah perantara akan diberi dan mohonkan syafa’at akan diberi syafa’at !”, lalu aku memuji Tuhanku dengan pujian yang telah diajarkan Nya kepadaku, kemudian aku memohon syafa’at dan Dia membatasinya kepadaku, lalu aku kembali dan berkata : “Wahai Tuhan, yang masih di neraka hanyalah orang-orang yang telah dicegah oleh Al Qur’an, dan wajiblah kekal atasnya”.Nabi saw: bersabda : “Keluarlah dari neraka orang-orang yang mengucapkan : “Laailaaha illallaah (tidak ada Tuhan selain Allah) dan dihatinya ada kebaikan seberat gandum ( ± 6 butir biji) kemudian keluar lagi dari neraka orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallaah, dan di hatinya ada kebaikan sebutir biji gandum, lalu keluar lagi dari neraka orang yang mengucapkan: Laa ilaaha illallaah, dan dihatinya ada kebaikan seberat semut kecil. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
47. YANG DIHARAP HANYA SYAFA’AT DARI RASULULLAH SAW. (2/6)
Dari Abu Hurairah ra., bahwasanya orang-orang berkata : “Wahai Rasulullah, apakah kami melihat Tuhan kami pada hari Qiamat ?” maka Rasulullah saw. bersabda : “Apakah kamu saling memadharatkan dalam melihat bulan pada malam purnama ?” Mereka menjawab : “Tidak, wahai Rasulullah”. Beliau bersabda : “Apakah kamu saling memadharatkan dalam melihat matahari vang tidak berawan ?”. Mereka menjawab : “Tidak, wahai Rasulullah”. Beliau bersabda : “Maka sesungguhnya kamu akan melihatnya seperti itu, Allah akan mengumpulkan manusia pada hari Qiamat, kemudian Allah berfirman : “Barang siapa yang menyembah sesuatu, maka hendaklah ia mengikutinya”. Orang yang menyembah matahari, mengikuti matahari, orang yang menyembah bulan ia mengikuti bulan, orang yang menyembah berhala ia mengikuti berhala, dan yang masih adalah ummat ini yang didalamnya ada orang yang dapat memberikan pertolongan atau orang-orang munafiq : “Ibrahim (Ibnu Sa’ad) dalam hal ini ragu. Kemudian Allah datang kepada mereka dan berfirman : “Akulah Tuhanmu”. Lalu mereka berkata : “Inilah tempatku sehingga Tuhan kami datang. Apabila Tuhan kami datang, kami mengenalnya”. Lalu Tuhan mereka datang, dalam bentuk Nya yang mereka kenal, dan berfirman : “Akulah Tuhanmu”, kemudian mereka berkata : “Engkaulah Tuhan kami,” lalu mereka mengikutiNya, dan dipasanglah jembaran diantara dua tebing Jahannam, lalu aku (Muhammad) dan umatku adalah orang yang pertama melewatinya.
Pada hari itu tidak ada orang yang bercakap-cakap kecuali para Rasul. Pada hari itu para Rasul berdo’a : “Wahai Allah, selamatkanlah, selamatkanlah”, di Jahannam ada penyambar seperti duri pohon Sa’dan, hanya saja tidak tahu ukuran besarnya kecuali Allah, mereka menyambar manusia karena perbuatan mereka, diantara mereka ada vang dihancurkan karena perbuatannya, atau dicincang atau diampuni dan sebagainya, kemudian jelaslah, sehingga apabila Allah telah selesai memutusi diantara hamba­hamba Nya dan berkenan mengeluarkan dari neraka or­ang-orang yang dikehendaki dengan rahmat-Nva, Dia memerintahkan para Malaikat untuk mengeluarkan mereka dari neraka, yaitu orang-orang yang tidak mensekutukan Tuhan dengan sesuatu dari orang-orang yang dikehendaki Allah untuk diberi rahmat Nya dari orang-orang yang menyaksikan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Para malaikat mengetahui mereka di neraka dengan bekas-bekas sujud. Kemudian mereka keluar dari neraka dengan telah terbakar, lalu air hidup ditumpahkan kepada mereka, maka mereka tumbuh dibawahnya, sebagaimana tumbuhnya biji-bijian di tanah yang terbawa banjir. Kemudian Allah menyelesaikan untuk memberikan keputusan diantara hamba-hamba, dan yang masih ada dari mereka adalah seorang lelaki yang menghadapkan wajahnya ke neraka, dialah penghuni neraka yang terakhir masuk sorga, dan ia berkata : “Wahai Tuhan, palingkanlah wajahku dari neraka sesungguhnya baunya telah menghancurkan aku, nyalanya telah membakar aku”. Maka ia berdo’a kepada Allah dengan sesuatu yang ia kehendaki untuk berdo’a kepadaNya, kemudian Allah berfirman : “Jika hal itu aku berikan padamu, apakah barangkali kamu minta lagi kepadaku selainnya?”, Dia menjawab : “Tidak, demi kemuliaan Mu, saya tidak minta lagi selamanya. Dia memberikan janji­janji kepada Tuhannya dengan sesuatu yang dikehendakinya, kemudian Allah memalingkannva dari neraka, ketika ia menghadap ke sorga dan melihatnya, ia diam sesuai dengan apa yang dikehendaki Allah untuk diam, lalu dia berkata : “Wahai Tuhan, ajukanlah saya ke pintu sorga, maka Allah berfirman kepadanya : “Bukankah kamu telah memberikan janji-janji untuk tidak minta padaku selama-lamanya selain apa yang telah diberikan kepadamu ? Celakalah wahai anak Adam, alangkah khianatmu”. Ia berkata : “Wahai Tuhan”, dan dia berdo’a kepada Allah sehingga Dia berfirman : “Jika kamu telah diberi hal itu, apakah barangkali kamu minta selainnva ?”. Dia menjawab : “Tidak. Demi kemuliaanMu, saya tidak minta selainnya”, dan ia memberikan janji-janji sesuai dengan apa yang dikehendakiNya, maka Tuhan mengajukannya ke pintu sorga. Ketika ia telah berdiri di pintu sorga tampaklah sorga itu baginya, maka ia melihat kesenangan yang ada didalamnya, maka ia diam sesuai dengan apa yang dikehendaki Allah untuk diam, kemudian ia berkata : “Wahai Allah, masukkanlah kami ke sorga”. Maka Allah berfirman : “Bukankah kamu telah memberikan janji-janji untuk tidak minta selain apa yang telah Aku berikan kepadamu, celakalah kamu wahai anak Adam. Alangkah khianatnya kamu”, kemudian ia berkata : “Wahai Tuhan, janganlah aku menjadi hambaMu yang paling celaka”, ia senantiasa berdo’a sehingga Allah tertawa karenanya dan ketika Tuhan tertawa, Dia berfirman : “Masuklah ke sorga”, ketika dia memasukinya, Allah berfirman : “Bercita-citalah”. Maka dia mohon kepada Tuhanya dan bercita-cita, sehingga Allah menyebutkannya dan berfirman kepadanya : “Bercita-citalah demikian dan demikian, sehingga habis cita-citanya, Allah berfirman : Itulah untukmu dan bersama itu mendapat lagi yang sama”. Atha’ bin Yazid berkata : “Dan Abu Sa’id Al Khudri serta Abu Hurairah, sedikitpun tidak menolak haditsnya”, sehingga ketika Abu Hurairah menceritakan : Bahwa Allah Ta’ala yang Maha Suci dan Maha Tinggi berfirman : “Itu untukmu, dan bersama itu mendapat lagi yang sama”, Abu Sa’id Al Khudri berkata: “Dan bersama itu mendapat lagi lipat sepuluh kalinya, wahai Abu Hurairah”. Abu Hurairah berkata saya hanya hafal firmanNya : “Itu untukmu dan bersama itu mendapat lagi yang sama”, Abu Sa’id Al Khudri berkata : “Saya bersaksi, bahwa saya hafal dari Rasulullah saw.” Itu untukmu, dan kamu mendapat lagi sepuluh kalinya”. Abu Hurairah berkata : “Itulah seorang lelaki penghuni sorga yang paling akhir masuk sorga”. (HR. Bukhari).
Dari Abu Sa’id Al Khudri ra., ia berkata : Kami berkata : “Wahai Rasulullah, apakah kami melihat Tuhan kami pada hari Qiamat ?” maka beliau bersabda : “Apakah kamu saling memadharatkan dalam melihat matahari dan bulan apabila cerah ?” Kami menjawab : “Tidak,” Rasulullah saw bersabda : Sesungguhnya kamu saat itu tidak saling memadharatkan dalam melihat Tuhanmu, kecuali sebagaimana kamu saling memadharatkan dalam melihat matahari dan bulan”. Dan beliau bersabda : “Pemanggil memanggil : “Hendaklah tiap­tiap kaum pergi kepada apa yang dulu selalu mereka sembah”. Maka penyembah salib pergi kepada salib mereka, penyembah berhala pergi kepada berhala mereka, dan penyembah setiap Tuhan kepada Tuhan mereka, sehingga yang masih hanyalah orang yang menyembah Allah dari orang yang baik dan orang dosa, dan sisa-sisa ahli Kitab. Kemudian didatangkan Jahannam dengan ditampakkan seperti fatamorgana, dan dikatakan kepada orang Yahudi : “Apakah yang kamu sembah ?”. Mereka menjawab : “Kami menyembah Uzair, anak Allah,” maka dikatakan : “Kamu berdusta, Allah Ta’ala tidak mempunyai isteri dan tidak mempunyai putra, maka apakah yang kamu kehendaki ?”. Mereka menjawab : “Kami ingin Engkau memberi minum kepada kami”, maka dikatakan kepada orang-orang Nasrani” : “Apakah yang kamu sembah?”. Mereka menjawab : “Kami menyembah ‘Isa putra Allah,” maka dikatakan: “Kamu berdusta, Allah tidak mempunyai isteri dan tidak mempunyai putra, apakah yang kamu kehendaki ?”. Mereka menjawab: “Kami ingin engkau memberi minum kepada kami,” maka dikatakan : “Minumlah !”, Lalu mereka berjatuhan di Jahannam, sehingga yang masih hanyalah orang-orang yang menyembah Allah dari orang yang baik dan orang yang berdosa, maka dikatakan kepada mereka : “Apakah yang mencegah kamu, sedangkan orang-orang sudah pergi ?”. Mereka menjawab : “Kami memisahkan diri dari mereka, karena kami lebih membutuhkan kepadaNya pada hari ini, dan sungguh kami telah mendengar pemanggil memanggil : “Hendaklah tiap-tiap kamu mengikuti apa yang telah mereka sembah, dan kami hanya menunggu Tuhan kami,” Nabi saw. bersabda : “Maka Tuhan yang Maha Pemaksa datang kepada mereka dalam bentuk selain bentuk yang mereka lihatnya pada pertama kalinya, kemudian Allah berfirman : “Akulah Tuhanmu”, maka mereka menjawab : “Engkau Tuhan kami”. Yang “berbicara kepada Tuhan hanyalah para Nabi, lalu Tuhan berfirman : “Apakah diantara kamu dan dianrara Tuhan ada tanda vang kamu ketahui ?” Mereka menjawab : “Betis”. Maka Tuhan membuka betisNya, lalu tiap-tiap Mu’min sujud kepadaNya, dan yang tinggal hanyalah orang-orang yang sujud kepada Allah dengau riya’ dan sum’ah, maka ia pergi untuk bersujud namun punggungnya kembali datar seperti satu papan (tingkatan). Kemudian didatangkan jembatan, dan dipasang diantara dua tebing Jahannam. Kami bertanya : “Wahai Rasulullah, apakah jembatan itu ? “Beliau bersabda : “Licin dan menggelincirkan, padanya terdapat penyambar, dan rumput berduri vang terhampar, durinya bengkok yang ada di Najd yang bernama Sa’dan. Orang Mu’min padanya seperti kerlingan mata, seperti kilat, angin, kuda dan kendaraan yang baik. Orang selamat yang diselamatkan, orang selamat yang dicincang dan orang yang terjerembab di neraka Jahannam, sehingga yang terakhir dari mereka itu diseret. Kami tidaklah lebih menuntut hak yang telah jelas bagimu dari pada orang­orang mu’min kepada Dzat Yang Maha Pemaksa pada hari itu. Apabila mereka melihat bahwa mereka telah selamat, mereka (memikirkan) saudara mereka dengan berkata : “Wahai Tuhan kami, mereka shalat bersama kami, puasa bersama kami dan beramal bersama kami”, Allah Ta’ala berfirman : “Pergilah, barang siapa yang kamu dapati dihatinya iman seberat dinar maka keluarkanlah ia”, dan Allah mengharamkan dia di neraka, maka mereka datang kepada saudara-saudara mereka yang mana sebagiannya telah masuk ke neraka sampai telapak kakinya dan (ada vang sampai) pertengah kedua betisnya, lalu mereka mengeluarkan orang yang mereka kenal, kemudian mereka kembali, dan Allah berfirman : “Pergilah, barang siapa yang kamu dapati dihatinya ada iman seberat setengah dinar maka keluarkanlah ia”. Maka mereka mengeluarkan orang yang mereka kenal, kemudian mereka kembali, lalu Allah berfirman : “Pergilah, barang siapa yang kamu dapati di hatinya (iman) seberat setengah dinar, maka keluarkanlah ia !”.
Maka mereka mengeluarkan orang yang mereka kenal, kemudian mereka kembali, dan Allah berfirman : “Pergilah, barang siapa yang kamu dapati di dalam hatinya iman seberat semut kecil maka keluarkanlah ia !”. Maka mereka mengeluarkan orang yang merekaz kenal.
Abu Sa’id berkata : Jika kamu tidak membenarkan maka bacalah:
“INNALLAAHA LAA YAZHLIMU MITSQAALA DZARRATIN WA INTAKU HASANATAN YUDLA­’IFHAA”
(Sesungguhnya Allah tidak menzhalimi seberat semut kecilpun, dan jika ada kebaikan maka Dia melipatkannya).
Maka para Nabi, Malaikat dan orang-orang mu’min memberi syafa’at, lalu Tuhan Yang Maha Pemaksa berfirman : “Syafa’at Ku masih”, lalu Dia menggenggam segenggam dari neraka, maka dia mengeluarkan kaum-kaum yang telah terbakar, lalu mereka dilemparkan di dalam sungai di mulut sorga yang disebut air hidup, maka mereka tumbuh dikedua tepinya sebagaimana tumbuhnya biji-bijian ditanah yang dibawa banjir yang kamu lihat di samping batu besar, disamping pohon, apa yang didekat matahari dari pohon itu hijau dan yang dinaungannya adalah putih. Mereka keluar seperti permata, lalu di leher mereka diberi medali, maka mereka masuk sorga : “Itulah hamba-hamba yang dimerdekakan oleh Allah Yang Maha Penyayang, dimasukkan ke sorga tanpa amal yang dilakukannya dan tanpa kebaikan yang mereka kerjakan. Lalu dikatakan kepada mereka, bagimu apa yang kamu lihat dan bersama itu hal yang sama”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
48. YANG DIHARAP HANYA SYAFA’AT DARI RASULULLAH SAW. (3/6)
Dari Anas ra. berceritera kepada kami bahwasanya Nabi saw. bersabda “Orang-orang mu’min pada hari Qiamat ditahan sehingga mereka merasa sedih, lalu mereka berkata :
“Andaikata kita mohon syafa’at kepada Tuhan, sehingga Tuhan memberi kelonggaran kepada kita ditempat kita ini”, lalu mereka datang kepada Adam dan berkata : “Engkau Adam, bapak manusia, Allah telah menjadikan engkau dengan tangan Nya dan telah menempatkan engkau disurga Nya, mensujudkan para Malaikat Nya kepada engkau, dan Dia mengajar engkau nama-nama segala sesuatu, agar Engkau memohon syafa’at bagi kami disisi Tuhanmu, sehingga Dia melonggarkan kami ditempat kami ini : “Rasulullah bersabda : “Maka Adam menjawab : “Aku tidak menempati tempat itu -Rasulullah saw bersabda : “Adam menyebutkan kesalahannya yang telah dilakukan yaitu makan dari pohon yang telah dilarang- akan tetapi datanglah kepada Nuh, Nabi pertama yang diutus oleh Allah kepada penduduk bumi !”, lalu mereka datang kepada Nuh, maka Nuh menjawab : “Aku tidak menempati tempat itu -dan dia menyebutkan kesalahannya yang telah menimpa yaitu ia memohon kepada Tuhannva tanpa ilmu- akan tetapi datanglah kepada kekasih Tuhan !”, Rasulullah saw bersabda : “Mereka datang kepada Ibrahim”, maka ia menjawab : “Sesungguhnya saya tidak menempati tempat itu” dan ia menyebutkan tiga kalimat yang mana ia telah berdusta -akan tetapi datanglah kepada Musa, hamba yang telah diberi Taurat, Allah mengajak bercakap­cakap dan mendekatkannya !” : Rasulullah bersabda: “Lalu mereka datang kepada Musa, maka ia menjawab : “Sesungguhnya aku tidak menempati itu” dan dia menyebutkan ke salahan yang dilakukannya yaitu dia telah membunuh jiwa – akan tetapi datanglah kepasa Isa, hamba dan Rasul Allah, ruh dan kalimahNya!” Rasulullah saw. bersabda : “Lalu mereka datang kepada ‘Isa maka ‘Isa menjawab : “Aku tidak menempati tempat itu – akan tetapi datanglah kepada Muhammad saw. hamba yang telah diampuni dosa-dosanya yang telah terdahulu dan yang terkemudian, lalu mereka datang kepadaku, maka aku datang kepada Tuhanku di rumah Nya, lalu aku diizinkan untuk itu. Ketika aku melihat Tuhan, aku sujud, kemudian Allah meninggalkan aku sekehendak Nva, lalu Dia berfirman : “Bangkitlah Muhammad dan berkatalah akan didengar, mohonlah syafa’at akan diberi syafa’at, mintalah perantara akan diberi”. Lalu aku mengangkat kepala dan memuji Tuhan dengan puji-pujian yang telah diajarkan Nya kepadaku. Kemudian aku mohon syafa’at dan Allah membatasi kepadaku, maka aku keluar lalu aku memasukkan mereka ke sorga. Qatadah berkata : Saya mendengar juga beliau bersabda : “Maka aku keluar, lalu aku mengeluarkan dari mereka kemudian aku memasukkan mereka ke sorga. Aku kembali dan minta izin kepada Tuhanku di rumah-Nya, maka Tuhan memberi izin. Ketika aku melihat Nya, aku sujud, kemudian Allah meninggalkan aku sekehendak Nya, lalu Allah meninggalkan aku sekehendak Nya, lalu Allah berfirman : “Bangkitlah Muhammad, berkatalah akan didengar, mohonlah syafa’at akan diberi syafa’at, mintalah maka diberi”. Rasulullah saw. bersabda : “Maka aku mengangkat kepala, dan aku memuji Tuhanku dengan puji-pujian yang telah diajarkan Nya kepadaku”. Rasulullah saw. bersabda : “Kemudian aku mohon syafa’at, lalu Dia memberi kepadaku, maka aku keluar dan memasukkan mereka ke sorga”. Qatadah berkara : “Dan saya mendengar juga Rasulullah saw. bersabda : “Maka aku keluar, kemudian aku mengeluarkan mereka dari neraka dan memasukkan mereka ke sorga”. Lalu aku kembali untuk yang ketiga kalinya, dan aku minta izin kepada Tuhanku dirumah Nya, maka Tuhan memberi izin dan ketika aku melihat Nya, aku sujud lalu Tuhan meninggalkan aku sekehendak Nya, kemudian Tuhan berfirman : “Bangkitlah Muhammad, berkatalah akan didengar; mohonlah syafa’at akan diberi syafa’at, dan mintalah perantara akan diberi’. Rasulullah saw bersabda : “Maka aku mengangkat kepala, lalu aku memuji Tuhan dengan pujian yang telah diajarkan Nya kepadaku”. ‘ Rasulullah bersabda : “Kemudian aku mohon syafa’at, dan Tuhan membatasinya atasku, maka aku keluar, dan memasukkan mereka ke sorga”. Qatadah berkata : “Sungguh saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda : “Maka aku keluar, lalu aku mengeluarkan mereka dari neraka, dan memasukkan mereka ke sorga, sehingga yang masih di neraka hanyalah orang yang telah dicegah oleh Al-Qur’an : Yakni wajib baginya kekal. Anas berkata : “Kemudian beliau membaca ayat ini :
” ASAA AN YAB’ATSAKA RABBUKA MAQAAMAM MAHMUUDAA”
(Mudah-Mudahan Tuhanmu membangkitkan kamu di tempat yang terpuji).
Beliau bersabda : “Tempat yang terpuji inilah yang dijanjikan kepada Nabimu saw”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Dari Ma’bad bin Hilal Al Anazi bercerita kepada kami, ia berkata: Orang-orang dari penduduk Basrah berkumpul pada kami, maka kami pergi kepada Anas bin Malik ra. dan kami pergi bersama-sama dengan Tsabit Al Bunani, ia bertanya kepadanya bagi kami tentang hadits syafa’at, ketika itu ia dalam rumahnya, dan kami menjumpainya ia sedang shalat Dhuha, kemudian kami minta izin, maka kami diberi izin, sedangkan ia diatas tempat tidurnya, lalu kami berkata kepada Tsabit : “Janganlah kamu bertanya kepadanya tentang awal sesuatu dari hadits syafa’at”. Kemudian ia berkata : “Wahai ayah Hamzah, mereka teman-temanmu dari penduduk Basrah datang kepadamu, mereka bertanya kepadamu tentang hadits syafa’at”. Dia berkata : “Muhammad saw. telah bercerita kepada kami dengan bersabda : “Apabila hari Qiamat tiba, manusia bercampur sebagian dengan sebagian yang lain, lalu mereka datang kepada Tuhan engkau” maka Adam menjawab : “Saya tidak menempati tempat itu, akan tetapi datanglah kamu sekalian kepada Ibrahim, sesungguhnya ia itu kekasih Tuhan Yang Maha Pemurah”. Lalu mereka datang kepada Ibrahim, maka ia menjawab : Saya tidak menempati tempat itu, akan tetapi datanglah kamu sekalian kepada Musa, sesungguhnya dia diajak bicara oleh Allah”. Lalu mereka datang kepada Musa, maka ia menjawab : Saya tidak menempati tempat itu, akan tetapi datanglah kamu kepada Isa, sesungguhnya dia ruh dan kalimah Allah,” lalu mereka datang kepada ‘Isa, maka ia menjawab : “Saya tidak memempati tempat itu, akan tetapi datanglah kamu sekalian kepada Muhammad saw”, lalu mereka datang kepadaku, maka aku bersabda : “Akulah yang menempati syafa’at”, kemudian aku minta izin kepada Tuhanku, lalu Tuhan memberi izin kepadaku dan mengilhamkan kepadaku puji-pujian yang dengannya itu aku memuji Nya. (Tuhan berfirman) : “Janganlah kamu datang kepadaKu sekarang !”, lalu aku memuji Nya dengan puji-pujian itu, dan aku tersungkur sujud kepada Nya. Kemudian dikatakan : “Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu dan berkatalah, kamu akan didengar, dan mintalah maka kamu akan diberi, dan mohonlah syafa’at kamu akan diberi syafa’at !”. Lalu aku berkata : “Wahai Tuhan, ummatku, ummatku”, kemudian Tuhan berfirman : “Wahai Muhammad pergilah, lalu keluarkanlah dari mereka orang yang dalam hatinya ada iman seberat biji gandum”, maka aku pergi dan melaksanakan hal itu, kemudian aku kembali, lalu aku memuji dengan puji­pujian itu, dan aku tersungkur sujud kepada Nya, kemudian dikatakan : “Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu, berkatalah, kamu akan didengar, mohonlah maka kamu akan diberi dan mohonlah syafa’at, kamu akan diberi syafa’at !”.
Lalu aku berkata : “Wahai Tuhan, ummatku, ummatku, kemudian Tuhan berfirman : “Pergilah, keluarkanlah dari neraka orang yang dalam hatinya ada iman seberat sebutir biji gandum atau biji sawi !”, lalu aku pergi dan melaksanakannya. Kemudian aku kembali dan memuji Nya dengan pujian-pujian itu, lalu aku tersungkur sujud kepada Nya, kemudian dikatakan : “Wahai Muhammad angkatlah kepalamu, berkatalah, kamu akan didengar, mohonlah maka kamu akan diberi, mohonlah syafa’at kamu akan diberi syafa’at !”, lalu aku berkata: “Wahai Tuhan, ummatku, ummatku”, kemudian Tuhan berfirman : “Pergilah dan keluarkanlah orang yang dalam hatinya ada iman lebih sedikit, lebih sedikit, lebih sedikit dari seberat sebutir biji sawi !”, lalu aku mengeluarkannya dari neraka, kemudian aku pergi dan melaksanakannya hal itu”. Ketika kami keluar dari sisi Anas ra. saya berkata kepada sebagian teman-teman kami : “Andaikata kamu singgah di tempat Hasan, yang mana dia sedang bersembunyi dirumah Abu Khalifah. Kami menceritakan sesuatu yang diceritakan Anas bin Malik kepada kami, lalu kami mendatanginya, dan memberikan salam kepadanya, maka ia memberi izin kepada kami, dan kami berkata kepadanya : “Wahai Abu Sa’id, kami datang kepadamu dari sisi saudaramu Anas bin Malik, dan kami tidak melihat seperti apa yang diceritakan kepada kami tentang hadits syafa’at”, lalu dia berkata : “Hih”, maka kami menceritakan hadits itu kepadanya dan berakhir sampai tempat ini, lalu dia berkata : “Hih”, maka aku bercerita kepadanya, ia tidak menambah atas hadits ini, lalu ia berkata : Sungguh ia telah menceritakan kepadaku, kelengkapannya sejak 20 tahun yang lalu, dan saya tidak tahu, apakah dia lupa ataukah tidak senang kamu membebaninya”, lalu kami berkata : “Wahai Abu Sa’id, ceritakanlah kepada kami !”, maka ia tertawa dan berkata : “Manusia itu diciptakan dengan mempunyai rasa tergesa­gesa. Saya menyebutkannya itu hanyalah karena saya ingin menceritakannya kepadamu. Ia bercerita kepada saya sebagaimana saya bercerita kepadamu. Beliau bersabda : “Kemudian aku kembali yang keempat kalinya, lalu aku memuji dengan puji-pujian itu, kemudian aku tersungkur sujud kepada Nya lalu dikatakan: “Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu, berkatalah, kamu akan didengar, mintalah maka kamu akan diberi, dan mohonlah syafa’at, kamu akan diberi syafa’at !”.
“Kemudian aku berkata : “Wahai Tuhan, izinkanlah bagimu terhadap orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallaahu, (Tidak ada Tuhan selain Allah). Maka Tuhan berfirman : “Demi kemuliaan dan kebesaran Ku, kesombongan dan keagungan Ku, sungguh Aku akan mengeluarkan dari neraka orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallaah”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
49. YANG DIHARAP HANYA SYAFA’AT DARI RASULULLAH SAW. (4/6)
Dari Atha’ bin Yazid Al-Laitsi, bahwasanya Abu Hurairah ra. memberitahukannya bahwasanya orang-orang bertanya kepada Rasulullah saw. : “Wahai Rasulullah, apakah kami melihat Tuhan kami pada hari Qiamat ?” Maka Rasulullah saw bersabda : “Apakah kamu saling memadharatkan dalam melihat bulan pada malam purnama ?” Mereka menjawab : “Tidak, wahai Rasulullah”. Beliau bersabda : Apakah kamu memadharatkan dalam melihat matahari yang tidak berawan ?” Mereka menjawab : “Tidak”. Beliau bersabda : “Maka sesungguhnya kamu akan melihat Nya seperti itu, Tuhan mengumpulkan manusia pada hari Qiamat, lalu Tuhan berfirman : “Barang siapa yang menyembah sesuatu, maka hendaklah ia mengikuti sesuatu itu !”. Orang yang menyembah matahari, maka ia mengikuti matahari, orang yang menyembah bulan, maka ia mengikuti bulan, orang yang menyembah patung, maka ia mengikuti patung, dan yang masih tinggal adalah ummat ini, yang didalamnya ada orang munafiqnya. Lalu Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi datang kepada mereka dalam bentuk selain bentuk Nya yang mereka kenal lalu berfirman : “Akulah Tuhanmu”, kemudian mereka berkata : “Kami berlindung kepada Allah darimu, inilah tempat kami sehingga Tuhan kami datang. Ketika Tuhan kami datang, kami mengenal Nya”. Maka Tuhan datang kepada mereka dalam bentuk Nya yang mereka kenal, lalu Tuhan berfirman : “Akulah Tuhanmu”. Kemudian mereka berkata : “Engkau Tuhan kami”, lalu mereka mengikuti Nya. Dan dipasanglah jembatan di antara dua tebing Jahannam, maka aku (Rasulullah) dan ummatku yang pertama melewati. Pada hari itu yang berbicara hanyalah para Rasul, dan do’a para Rasul pada hari itu adalah : “Wahai Allah, selamatkanlah, selamatkanlah.” Dan di dalam Jahannam, ada penggayut seperti duri pohon Sa’dan. Apakah kamu sekalian mengetahui duri pohon Sa’dan?” Mereka menjawab : “Ya, wahai Rasulullah”. Rasuiullah saw. bersabda: ” Maka sesungguhnya dari-duri itu seperti duri pohon Sa’dan; hanya saja yang mengetahui ukuran besarnya hanyalah Allah. Penggayut itu menyambar manusia karena perbuatan mereka. Diantara mereka ada orang mu’min yang masih tinggal karena perbuatannva dan di antara mereka ada yang diampuni sehingga dia selamat, sehingga ketika Allah selesai memutuskan para hamba-hambaNya dan berkehendak untuk mengeluarkan orang yang dikehendaki Nya dari penghuni neraka dengan rahmat Nya, Dia memerintahkan para Malaikat Nya untuk mengeluarkan mereka dari neraka yaitu orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, dari orang yang Allah kehendaki untuk diberi rahmat Nya yaitu orang yang mengucapkan “Laa illaaha illallaah (tidak ada Tuhan selain Allah)”. Para Malaikat mengetahui mereka dineraka dan mengenal mereka dengan bekas-bekas sujud karena neraka memakan anak Adam kecuali bekas-bekas sujud di mana Allah mengharamkan neraka memakan bekas sujud. Lalu mereka keluar dari neraka dengan telah terbakar. Kemudian ditumpahkan pada mereka air hidup, maka mereka tumbuh sebagaimana tumbuhnya biji-bijian pada tanah yang dibawa banjir. Setelah Allah selesai menetapkan di antara hamba-hamba, yang masih tinggal adalah orang yang menghadapkan wajahnya ke neraka, dialah orang yang paling akhir masuk sorga, dimana ia berkata : “Wahai Tuhan, palingkanlah wajahnya ke neraka, dialah orang yang paling akhir masuk sorga, dimana ia berkata : “Wahai Tuhan, palingkanlah wajahku dari neraka, sungguh baunya telah menghancurkan saya dan nyalanya telah membakar saya”. Ia berdo’a kepada Allah sesuai dengan apa yang dikehendakinya untuk berdo’a kepada Nya : Kemudian Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi berfirman : “Jika Aku mengabulkan hal itu apakah barangkali kamu masih minta lagi selainnya ?”. Ia menjawab : “Tidak, saya tidak minta selainnya,” lalu ia memberikan janji-janji sesuai dengan apa yang dikehendakinya, kemudian Allah memalingkan wajahnya dari neraka, dan ketika ia menghadap kesorga, ia melihat sorga itu, ia diam sesuai dengan kehendak Allah untuk diam, kemudian ia berkata : “Wahai Tuhan, ajukanlah saya ke pintu sorga itu, ia diam sesuai dengan kehendak Allah untuk diam, kemudian ia berkata : “Wahai Tuhan, ajukanlah saya ke pintu sorga”. Maka Allah berfirmar: kepadanya : “Bukankah kamu telah memberi janji-janji, bahwa kamu tidak minta selain yang telah Aku berikan kepadamu, celaka kamu wahai anak Adam, alangkah khianatnya kamu”. Lalu ia berkata : “Wahai Tuhan” ia berdo’a kepada Allah sehingga Allah berfirman : “Jika Aku memberikan hal itu kepadamu, apakah barangkali kamu minta selainnya ?” Ia menjawab : Tidak, demi kemuliaan Mu”. Lalu ia memberikan janji-janji sesuai dengan apa yang dikehendakinya kepada Tuhannya. Maka Tuhan mengajukan ke pintu sorga. Ketika ia berdiri di pintu sorga, terbukalah sorga baginya, ia melihat kebaikan dan kesenangan yang ada didalamnya, ia diam sesuai dengan kehendak Allah untuk diam, lalu ia berkata : “Wahai Tuhan, masukkanlah saya ke sorga”. Maka Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi berfirman kepadanya : “Bukankah kamu telah memberikan janji-janji untuk tidak minta selain apa yang telah Aku berikan kepadamu? celakalah kamu anak Adam, alangkah khianatmu”. Ia berkata : “Wahai Tuhan, janganlah saya menjadi makhluk Mu yang paling celaka,” Ia senantiasa berdo’a kepada Allah sehingga Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Besar tertawa karenanya. Ketika Allah tertawa, Allah berfirman : “Masuklah kamu ke sorga”, dan ketika ia masuk ke sorga, Allah berfirman kepadanya : “Bercita-citalah”. Lalu ia minta kepada Tuhannya dan bercita-cita, sehingga apabila telah habis cita-citanya, Al­lah Yang Maha Suci berfirman : “Itu untukmu dan kamu akan mendapat lagi yang seperti itu” ‘Atha’ bin Yazid berkata : “Abu Said beserta Abu Hurairah ra. tidak menolak haditsnya sedikitpun. Sehingga ketika Abu Hurairah menceritakan bahwasanya Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman kepada orang lelaki itu : “Dan bersama itu pula, sesuatu yang sama”. Abu Said berkata : “Dan bersama itu, sepuluh lipat kalinya, wahai Abu Hurairah”. Abu Hurairah berkata : “Saya hanya hafal firmanNya : “Itu untukmu dan bersama itu kamu mendapat lagi yang sama”. Abu Sa’id berkata : “Saya bersaksi, sesungguhnya saya hafal dari Rasulullah saw akan firman Nya : “Itu untukmu, dan mendapat lagi lipat sepuluh kalinya”. Abu Hurairah berkata : “Itulah orang lelaki penghuni sorga yang terakhir masuk sorga”. (Hadits ditakhrij oleh Muslim).
Dari Atha’ bin Yasar dari Abu Said Al Khudri ra. bahwasanya orang-orang pada zaman Rasulullah saw. bertanya : “Wahai Rasulullah, apakah kami melihat Tuhan kami pada hari Qiamat ?”, Rasulullah saw bersabda: “Ya”. Beliau bersabda : “Apakah kamu sekalian saling memadharatkan dalam melihat matahari di siang hari yang terang, tidak berawan ?” Mereka menjawab : “Tidak, wahai Rasulullah.” Rasulullah saw. bersabda: Kami tidak akan saling memadharatkan dalam melihat Tuhan Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi, kecuali sebagaimana kamu saling memadharatkan dalam melihat salah satu dari keduanya (matahari atau bulan). Apabila hari Qiamat tiba, penyeru menyerukan : “Hendaklah tiap-tiap umat mengikuti apa yang telah disembah”. Dan seseorang yang menyembah selain Allah yaitu patung dan berhala-berhala tidak ada yang tinggal kecuali mereka itu berjatuhan di neraka, sehingga yang masih tinggal, hanyalah orang yang menyembah Allah, dari orang-orang yang baik dan orang yang berdosa serta sisa-sisa ahli kitab. Kemudian orang­orang Yahudi dipanggil, dan ditanyakan kepada mereka : “Apakah yang telah kalian sembah ?”. Mereka menjawab : “Kami menyembah Uzair, anak Allah”. Lalu dikatakan : “Kamu berdusta, Allah tidak mengambil isteri dan anak. Apakah yang kamu pinta ?” Mereka menjawab : “Kami haus, wahai Tuhan kami, berilah kami minum”. Kemudian diisyaratkan kepada mereka, tidakkah kamu mendatanginya ? lalu mereka dikumpulkan ke neraka, seolah-olah neraka itu fatamorgana yang sebagiannya menghanjurkan sebagian yang lain, kemudian mereka berjatuhan ke neraka. Lalu orang-orang Nasharani dipanggil, kemudian ditanyakan kepada mereka : “Apakah yang kamu sekalian sembah ?” Mereka menjawab : “Kami menyembah Al Masih, anak Tuhan”. Maka dikatakan kepada mereka : “Kamu berdusta. Allah tidak mengambil isteri dan anak”. Lalu ditanvakan kepada mereka : “Apakah yang kamu pinta ?”. Mereka menjawb : “Kami haus wahai Tuhan, berilah kami minum”. Rasulullah saw. bersabda : “Kemudian diisyaratkan kepada mereka : “Tidakkah kamu mendatanginya ?” lalu mereka dikumpulkan ke Jahannam, seolah-olah Jahannam itu fatamorgana, yang sebagiannya menghancurkan sebagian yang lain kemudian mereka berjatuhan di neraka, sehingga yang masih tinggal hanyalah orang-orang yang menyembah Allah dari orang-orang yang baik dan orang-orang yang berdusta. Datanglah kepada mereka Tuhan semesta alam Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi dalam bentuk yang lebih rendah dari pada bentuk yang mereka lihat, kemudian Dia berfirman: “Apakah yang kamu nantikan ?”. Tiap-tiap ummat mengikuti apa yang ia sembah. Mereka berkata : “Wahai Tuhan kami, kami memisahkan diri dari orang-or­ang di dunia, padahal kami lebih membutuhkan mereka, namun kami tidak bersahabat dengan mereka”. Lalu Tuhan berfirman : “Aku Tuhanmu” lalu mereka berkata : “Kami berlindung kepada Allah dari kamu, kami tidak mensekutukan Allah dengan sesuatu”, mengulang-ulang dua atau tiga kali, sehingga sebagian mereka hampir terbalik. Maka Tuhan berfirman : “Apakah antara kamu dan Dia ada suatu tanda, yang dengan tanda itu kamu dapat mengetahui Nya?. Mereka menjawab : “Ya”. Kemudian Tuhan membuka betisNya, orang yang bersujud kepada Allah dari lubuk hatinva, masih diizinkan oleh Allah untuk bersujud sedangkan orang yang bersujud karena takut dan nya’, Allah menjadikan punggungnya tetap lurus. Setiap kali dia berkehendak untuk sujud, dia jatuh pada tengkuknya, kemudian mereka mengangkat kepala, sedang Tuhan telah berubah bentuk dari yang mereka lihat pertama kali, lalu Tuhan berfirman : “Akulah Tuhanmu” Dan mereka berkata : “Engkaulah Tuhan kami”. Kemudian dipasang jembatan di atas Jahannam dan berlakulah syafa’at. Kemudian mereka berkata : “Wahai Allah, selamatkanlah, selamatkanlah”. Lalu ditanyakan: “Wahai Rasulullah, apakah jembatan itu ?” Rasulullah bersabda : “Licin dan menggelincirkan, padanya terdapat penyambar, penggayut dan tumbuh-tumbuhan berduri di tanjakan”.
Padanya terdapat duri-duri yang di sebut Sa’dan. Orang­orang mu’min lewat di jembatan itu ada yang seperti lirikan mata, kilat, angin, burung, kuda dan kendaraan (onta) yang baik. Orang yang diselamatkan, orang yang dirobek dan dilepaskan, dan orang yang dilemparkan di neraka Jahannam. Sehingga apabila orang-orang Mu’min selamat dari neraka, maka demi dzat yang jiwaku di tangan Nya, tidak ada seseorang dari padamu lebih keras dalam menuntut hak kepada Allah dari pada orang-orang mu’min dalam menuntut kepada Allah bagi teman-teman mereka yang ada di neraka pada hari Qiamat. Mereka berkata : “Wahai Tuhan, mereka puasa bersama kami, shalat dan haji”. Kemudian dikatakan kepada mereka : “Keluarkanlah or­ang-orang yang kamu kenal”, lalu rupa mereka di haramkan atas neraka, maka mereka mengeluarkan makhluk yang banyak, Neraka telah merenggutnya ada yang sampai setengah betisnya dan ada yang sampai kelututnya. Kemudian mereka berkata : “Wahai Tuhan kami, sudah tidak ada yang tinggal di neraka seroangpun dari orang-orang yang telah Engkau perintahkan kepada kami”. Lalu Tuhan berfirman : “Kembalilah”. Dan barang siapa yang dalam hatinya ada kebaikan seberat satu dinar, maka keluarkanlah dia”. Maka rnereka mengeluarkan makhluk yang banyak sekali, lalu mereka berkata : “Wahai Tuhan, kami tidak meninggalkan seorangpun di neraka dari or­ang-orang yang telah Engkau perintahkan kepada kami !”. Kemudian beliau berfirman : “Kembalilah, dan barang siapa yang kamu dapati dalam hatinya terdapat kebaikan seberat setengah dinar, maka keluarkanlah dia !”. Lalu mereka mengluarkan makhluk yang banyak. Kemudian mereka berkata : “Wahai Tuhan, kami tidak meninggalkan yang baik di neraka”. Abu Sa’id Al Khudri berkata : “jika mereka tidak membenarkan aku dalam hadits ini, jika kamu menghendaki, bacalah :
“INNALLAAHA LAA YAZHLIMU MITSQAALA DZARRATIN WA INTAKU HASANATAN YUDLA­’IFHAA WAYU’TI MIN LADUNHU AJRAN AZHIIMAA”
(Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang pun walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebaikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberika dari sisiNya pahala yang besar). (An Nisa’ : 40).
Kemudian Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Besar berfirman : “Para malaikat memberi syafa’at, para Nabi memberi syafa’at, orang-orang mu’min memberi syafa’at dan yang masih tinggal hanyalah Dzat yang paling pengasih dari pada pengasih, maka Dia menggenggam satu genggaman dari neraka, maka keluarlah dari neraka orang yang tidak pernah mengamalkan kebaikan, yang mereka telah menjadi arang, kemudian mereka dilemparkan kedalam sungai di mulut sorga yang bernama : “Bengawan hidup”, maka mereka keluar seperti keluarnya biji-bijian di tanah yang di bawa banjir. Tidakkah kamu lihat yang (dekat) batu atau, pohon di mana yang terkena matahari kekuning-kuningan dan kehijau-kehijauan, dan yang di bawah naungan menjadi putih”. Mereka berkata : “Wahai Rasulullah, seolah-olah engkau menggembala di dusun”. Beliau bersabda : “Maka mereka keluar seperti mutiara, di tengkuk mereka ada medali, para penghuni sorga mengetahui mereka. Mereka adalah hamba-hamba Allah yang dimerdekakan dan masuk sorga tanpa amal yang mereka kerjakan dan tanpa kebaikan yang mereka lakukakan. Kemudian Allah berfirman : “Masuklah ke sorga dan sesuatu yang kamu lihat maka itu untukmu”. Mereka berkata : “Wahai Tuhan kami, Engkau memberikan kepada kami sesuatu yang tidak Engkau berikan kepada seseorangpun di dunia”. Maka dikatakan : “Kamu di sisi Ku mempunyai sesuatu yang lebih utama dari pada ini”. Mereka menjawab : “Wahai Tuhan kami, apakah sesuatu yang lebih utama dari pada ini ?” Dia berfirman : “Keridhaan Ku, sesudahnya Allah tidak murka kepadamu selamanya”. Ia menambah dalam riwayat lain : “Tanpa amal perbuatan yang mereka amalkan dan tidak ada simpanan yang mereka lakukan”, lalu dikatakan kepada mereka : “Bagimu apa yang kamu lihat, dan bersama itu sesuatu yang sama dengannya”. (HR. Muslim).
Dari Ibnu Mas’ud ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda : “Yang terakhir masuk sorga adalah orang laki-laki yang sekali waktu berjalan, sekali waktu terjerembab dan sekali waktu tersengat oleh api. Apabila ia telah melewati neraka, ia menolehnya, lalu berkata : “Maha Sucilah Dzat yang telah menyelematkan saya darimu (neraka). Sungguh Allah memberikan kepada sesuatu yang tidak diberikan kepada seseorang dari orang-orang yang terdahulu dan yang terkemudian”, maka di tampakkan pohon untuknya, lalu ia berkata : “Wahai Tuhan, dekatkanlah saya ke pohon ini, hingga saya dapat bernaung dengan naungannya dan saya minum dari airnya.” Kemudian Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Besar berfirman : “Wahai anak Adam, jika Aku memberi kepadamu, barang kali kamu akan minta lagi selainnya”. Maka ia menjawab : “Tidak, wahai Tuhan”. Dan ia berjanji tidak akan minta yang lain. Tuhan Yang Maha Tinggi memakluminya, karena sesungguhnya Dia melihat sesuatu yang tidak di sabarinya, maka Dia mendekatkannya kepohon itu, lalu ia bernaung dengan naungannya dan minum dari airnya. Kemudian ditampakkan pohon lagi baginya yang mana pohon itu lebih baik dari yang pertama, lalu ia berkata : “Wahai Tuhan, dekatkanlah saya dari pohon ini, agar saya minum airnya, saya berlindung dengan naungannya dan saya tidak minta yang lain. Lalu Tuhan berfirman : “Wahai anak Adam, apakah kamu tidak berjanji kepadaKu untuk tidak minta kepadaKu yang lain ?”. Lalu Dia berfirman : “Jika Aku mendekatkan kamu dari pohon itu barang kali kamu minta yang lain ?” Tuhannya Yang Maha Tinggi memakluminya, oleh karena Tuhan melihat sesuatu yang tidak di sabarinya lagi, maka Dia mendekatkannya dari pohon itu lalu ia bernaung dengan naungannya dan minum dari airnya. Kemudian ditampakkan lagi pohon baginya di sisi pintu sorga, dan pohon itu lebih baik dari yang kedua. Lalu ia berkata : “Wahai Tuhan, dekatkanlah saya dari pohon itu agar saya bernaung dengan naungannva dan saya minum airnya, saya tidak minta kepadaMu selainnya”. Kemudian Tuhan berfirman : “Wahai anak Adam, tidakkah kamu berjanji kepadaKu untuk tidak minta selainnya?”. Ia menjawab : “Ya, wahai Tuhan. Inilah saya tidak minta kepadaMu selainnya”. Dan Tuhannya Yang Maha Tinggi memakluminya, oleh karena Dia melihat sesuatu yang tidak disabarinya lagi, maka Dia mendekatkannya ke pohon itu. Ketika Dia mendekatkan ke pohon itu, ia mendengar suara­suara penghuni sorga, lalu ia berkata : “Wahai Tuhan, masukkanlah saya ke sorga”.
Lalu Tuhan bertirman : “Wahai anak Adam, apakah yang memutuskan permintaanmu ? Apakah kamu ridha Aku beri dunia dan bersama itu saya beri sesuatu yang sama dengan dunia ?”. Dia berkata : “Wahai Tuhan, apakah Engkau mentertawakan saya padahal Engkau Tuhan semesta alam ?”. Maka Ibnu Mas’ud ra. tertawa. Ibnu Mas’ud berkata : “Tidakkah kamu sekalian bertanya kepadaku, karena apakah saya tertawa ?” Mereka berkata : “Terhadap apakah engkau tertawa ?”. Ibnu Mas’ud berkata : “Demikianlah Rasulullah saw. tertawa”. Dimana mereka bertanya : “Terhadap apa engkau tertawa wahai Rasulullah ?” Rasulullah saw. bersabda : “Karena tertawanya Tuhan semesta alam, di kala seroang hamba bertanva . “Apakah Engkau mentertawakannya, padahal Engkau Tuhan semesta alam ?”. Tuhan berfirman . “Sesungguhnya Aku tidak mentertawakanmu, akan tetapi apa yang Aku kehendaki itu Aku kuasa”.
Saya (penyusun) berkata : “Sampai disini, saya menukil sebagian besar riwayat-riwavat yang telah di sebutkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya, namun di dalamnya masih ada riwayat-riwayat yang lain, yang pada umumnva tidak ada perbedaan yang banyak dari pada apa yang telah saya kutip disini. Oleh karena itu saya cukupkan sampai disini. Dengan pengertian bahwa pada umumnya yang telah saya kutipkan dari riwayat-riwayat itu ada tambahan, atau perbedaan dalam gaya bahasa di mana masing-masingnya saling membutuhkan. Inilah sebabnya dalam memperbanyak riwayat-riwayat hadits. Hanya saja, sebahagian riwayat-riwayat yang tidak saya sebut di sini ada tambahan yang wajib kami cantumkan yaitu :
Beliau bersabda : “Kemudian orang lelaki itu masuk ke rumahnya, lalu masuklah dua bidadari, sebagai isterinya. Keduanya berkata kepadanya : “Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kamu untuk kami dan menghidupkan kami untukmu”. Beliau bersabda : “Orang itu berkata : “Tidak ada seorangpun yang diberi seperti apa yang diberikan kepadaku”. (HR. Muslim).
51. YANG DIHARAP HANYA SYAFA’AT DARI RASULULLAH SAW. (6/6)
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Daging didatangkan kepada Rasulullah saw. maka diangkatkan hasta daging itu, lalu beliau memakannya, dan daging itu disenangi oleh beliau, kemudian beliau menggigitnya, lalu bersabda : “Aku penghulu manusia pada hari Qiamat, apakah kalian tahu kenapakah demikian ?” Allah mengumpulkan manusia dari orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang terkemudian pada satu padang. Maka penyeru terdengar oleh mereka, pandangan menembus mereka dan matahari dekat kepada mereka. Kesusahan dan kesulitan sampai pada orang-orang, sesuatu yang mereka tidak kuat dan tidak tertanggung oleh mereka. Sebagian dari mereka berkata kepada sebagian yang lain : “Tidaklah kamu berpendapat tentang apa yang telah sampai kepada kamu sekalian ?” Tidakkah kamu sekalian berfirkir tentang orang yang memohonkan syafa’at kepada Tuhanmu bagimu ?” Maka berkata sebagian orang-orang kepada sebagian yang lain : “Atasmu Adam”, maka mereka datang kepada Adam, lalu mereka berkata : “Engkau adalah bapak manusia, Allah telah mencipatakanmu dengan tanganNya dan telah menghembuskan ruhNya kepada engkau. Dia telah memerintahkan para MalaikatNya, lalu para malaikat bersujud kepada engkau, mohonkanlah syafa’at bagi kami kepada Tuhan, tidakkah engkau lihat sesuatu yang ada pada kami sekarang ini ? Tidakkah engkau melihat apa yang sampai kepada kami?”. Maka Adam menjawab kepada mereka : Sesungguhnya Tuhanku pada hari ini sangat murka. Dia sebelumnya tidak marah seperti ini dan tidak akan murka seperti ini sesudahnya”. Sesungguhnya Dia telah mencegahku dari mendekati pohon, lalu aku durhaka kepadaNya. Oh diriku, diri ku dan diriku, pergilah kamu sekalian kepada selainku, pergilah kepada Nuh !”, maka mereka datang kepada Nuh, lalu mereka berkata : “Wahai Nuh, engkau Rasul pertama kepada penduduk bumi, Allah telah menyebut engkau sebagai hamba yang bersyukur, mohonkanlah svafa’at bagi kami kepada Tuhanmu; tidakkah engkau melihat apa yang ada pada kami sekarang ini ? Tidakkah engkau melihat apa yang sampai kepada kami ?”. Nuh menjawab kepada mereka : “Sesungguhnya Tuhanku sangat murka pada hari ini dan sebelumnya tidak pernah murka seperti ini, dan susudahnya tidak akan murka seperti itu, dan sesungguhnya sava telah berdo’a yang memadharatkan terhadap kaumku, oh diriku, diriku dan diriku. Pergilah kepada selainku, pergilah kalian kepada Ibrahim”. Mereka datang kepada Ibrahim dan mereka berkata : “Wahai Ibrahim, engkau Nabi dan kekasih Allah dari ka:angan penduduk bumi, mohonkanlah syafa’at bagi kami kepada Tuhanmu, tidakkah engkau melihat apa yang ada pada kami ini?”. Maka Ibrahim menjawab : “Sesungguhnya Tuhanku pada hari ini sangat murka. Dia sebelumnya tidak pernah murka seperti itu dan sesudahnya tidak akan murka seperti itu, dan sesungguhnya aku telah berdusta tiga kali”. Abu Hayyan telah menyebut dalam hadits ini : “Oh diriku, diriku, diriku. Pergilah kepada selainku, pergilah kepada Musa”. Maka mereka datang kepada Musa, lalu mereka berkata : “Wahai Musa, engkau adalah utusan Allah, Allah telah mengutamakan engkau dengan risalah dan kalamNya atas manusia, mohonkanlah syafa’at bagi kami kepada Tuhanmu, tidakkah engkau melihat apa yang ada pada kami sekarang ini ?”. Musa menjawab : “Sesungguhnya Tuhanku pada hari ini sangat murka. Dia sebelumnya tidak pernah murka seperti itu, dan sesudahnya tidak akan murka seperti itu, dan sesungguhnya aku telah membunuh jiwa, pada hal aku tidak disuruh membunuhnya. Oh diriku, diriku dan diriku, pergilah kepada selainku, pergilah kalian kepada’Isa !”. Maka mereka datang kepada ‘Isa, dan berkata : “Wahai ‘Isa, engkau adalah Rasul dan kalimah Allah yang disampaikanNya kepada Maryam, dan ruh dari padaNya, dan engkau bicara kepada manusia ketika dalam ayunan. Mohonkanlah syafa’at bagi kami kepada Tuhanmu, tidakkah engkau melihat sesuatu yang ada pada kami sekarang ini ?” Maka ‘Isa menjawab : “Sesungguhnya Tuhanku sangat murka pada hari ini. Dia sebelumnva tidak pernah murka seperti itu, dan sesudahnya tidak akan murka seperti itu, dan sesudahnya tidak akan murka seperti itu”. ‘Isa tidak menyebutkan dosanya, oh diriku, diriku dan diriku, pergilah kepada selainku, pergilah kalian kepada Muhammad saw !”. Rasulullah saw. bersabda : “Maka mereka datang kepada Muhammad saw., lalu mereka berkata : “Wahai Muhammad, engkau adalah utusan Allah dan penutup para Nabi, dan engkau telah diampuni dosamu yang terdahulu dan yang terkemudian. Mohonkanlah syafa’at bagi kami kepada Tuhanmu, tidakkah engkau melihat apa yang ada pada kami sekarang ini ?” Maka aku berangkat, lalu aku datang di b,wah Arasy, kemudian aku tersungkur sujud kepada Tuhanku. Lalu Allah mengilhamkan kepadaku akan puji-pujianNya dan sanjungan yang baik atasNya, yang mana Alah tidak mengilhamkan kepada seseorang sebelumku. Kemudian dikatakan : “Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu, mohonkanlah maka engkau akan diberi, mohonlah syafa’at, maka akan diberi syafa’at”. Lalu aku mengangkat lepala dan berkata : “Wahai Tuhan, ummatku, wahai Tuhan, ummatku”. Kemudian Tuhan berfirman : “Wahai Muhammad, masukkanlah ummatmu yang tidak dihisab dari pintu sorga sebelah kanan, mereka juga bersekutu dengan orang lain pada pintu-pintu selain itu”. Kemudian Rasulullah saw. bersabda : “Demi Dzat yang jiwaku ada di tanganNya, jarak antara dua daun pintu sorga adalah seperti antara Mekah dan Himyar dan seperti Mekah dengan Busra”. (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi).
Dari Anas bin Malik ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda : “Orang-orang mu’min berkumpul pada hari Qiamat, mereka diberi ilham atau mereka sedih –dimana Sa’id ragu- mereka berkata : “Seandainya kita mohon syafa’at kepada Tuhan kita, hingga Dia melonggarkan kita ditempat kita ini”. Lalu mereka datang kepada Adam dan berkata : “Engkau Adam adalah bapak manusia. Allah telah menjadikanmu dengan tangan-Nya, Dia telah menyuruh Malaikat-Nya untuk sujud kepadamu, mohonkanlah syafa’at bagi kami disisi Tuhan agar melonggoarkan kami ditempat kami ini”, maka Adam menjawab : “Aku tidak menempati tempat itu -ia menyebutkan dan mengadukan kepada mereka akan dosanya yang telah dilakukannya, maka ia malu akan hal itu- akan tetapi datanglah kalian pada Nuh. Sesungguhnya ia permulaan Rasul yang dibangkitkan Allah kepada penduduk bumi”. Lalu mereka datang kepadanya, maka Nuh menjawab : “Aku tidak menempati tempat itu”. Dia menyebutkan permohonan kepada Tuhannva yang tidak ada ilmu baginya, ia malu akan hal itu -akan tetapi datanglah kalian kepada kekasih Tuhan, Ibrahim !”. Lalu mereka datang kepadanya, maka Ibrahim menjawab : “Aku tidak menempati tempat itu, akan tetapi datanglah kalian kepada Musa, hamba yang telah diajak bercakap-cakap oleh Allah, dan Allah memberikan Taurat kepadanya !”. Lalu mereka datang kepadanya, maka Musa menjawab : “Aku tidak menempati tempat itu ia menyebutkan bahwa ia membunuh jiwa yang tidak membunuh- akan tetapi datanglah kalian kepada Isa, hamba dan Rasul Allah, kalimah dan ruh Nya !”, lalu mereka datang kepadanya, maka ‘Isa menjawab : “Aku tidak menempati tempat itu, akan tetapi datanglah kalian kepada Muhammad saw hamba yang telah diampuni dosanya yang terdahulu dan yang terkemudian !”. Rasulullah saw. bersabda : “Mereka datang kepadaku, maka aku pergi, kemudian aku berjalan diantara dua barisan dari orang­orang mu’min, lalu aku minta izin kepada Tuhanku, maka Tuhan memberi izin kepadaku. Ketika aku melihatNya, aku sujud, lalu Tuhan meninggalkan aku sesuai dengan kehendak Allah untuk meninggalkan aku. Kemudian dikatakan : “Bangkitlah Muhammad, berkatalah akan didengar, mohonlah maka kamu akan diberi, dan mohonlah syafaat, maka akan diberi syafa’at !”. Maka aku memuji Nya dengan pujian yang telah di-ilhamkan Allah kepadaku untuk memuji Nya, kemudian aku mohon syafa’at, lalu Allah membatasinya kepadaku. Maka aku memasukkan mereka ke sorga. Lalu aku kembali untuk yang kedua kalinya, maka ketika aku melihat Tuhanku aku sujud. Lalu Allah meninggalkan aku sesuai dengan kehendak Nya untuk meninggalkan aku. Kemudian dikatakan kepadaku : “Bangkitlah Muhammad, berkatalah, akan di dengar, mohonlah maka kamu akan diberi, dan mohonlah syafa’at, maka akan diberi syafa’at !”. Maka aku memuji Nya dengan pujian yang telah di-ilhamkan Allah kepadaku untuk memujiNya, kemudian aku mohon syafa’at, lalu Allah membatasinya kepadaku. Maka aku memasukkan mereka ke sorga. Kemudian aku kembali untuk yang ketiga kalinya. Ketika aku melihat Tuhanku, aku sujud, lalu Dia meninggalkan aku sesuai dengan kehendak Allah untuk meninggalkan aku. Kemudian dikatakan : “Bangkitlah Muhammad, berkatalah akan didengar, mohonlah maka akan diberi dan mohonlah syafa’at akan diberi syafa’at !”. Maka aku mengangkat kepala, lalu aku memuji Nya dengan pujian yang telah di-ilhamkanNya kepadaku. Kemudian aku mohon syafa’at lalu Tuhan membatasinya kepadaku, maka aku memasukkan mereka ke sorga, kemudian aku kembali untuk yang ke empat kalinya, lalu aku berkata : “Wahai Tuhan, yang masih tinggal hanyalah orang yang telah dicegah oleh Allah Al Qur’an”. (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).
52. TABLIGH
Dari ‘Adi bin Hatim ra., ia berkata : “Ketika saya ada disisi Nabi saw. tiba-tiba datanglah seorang laki-laki kepada beliau, dia mengadukan kepada beliau tentang kemiskinan, kemudian datanglah kepada beliau orang lain yang mengadukan kepada beliau tentang penyamun. Lalu Rasulullah saw, bersabda : “Wahai Adi, apakah kamu melihat Hirah ?” Saya menjawab : “Belum melihatnya, saya telah diberi tahu tentang Hirah itu”. Rasulullah saw. bersabda : “Jika kamu hidup lama (panjang umur) niscaya kamu akan melihat sekedup berangkat dari Hirah sehingga thawaf di Ka’bah, sekedup itu tidak takut pada seseorang kecuali kepada Allah”. Saya berkata tentang sesuatu antara saya dan diri saya (berguman) : “Dimanakah penyamun yang membuat keonaran di suatu negara ?” (Nabi saw. bersabda) : “Jika kamu hidup lama (panjang umur), kamu akan menaklukkan perbendaharaan Kisra”. Saya bertanya : “Kisra bin Hurmuz ?” Nabi saw. bersabda : “Kisra’ bin Hurmuz, dan jika kamu hidup lama (panjang umur), niscaya kamu akan melihat seorang laki-laki mengeluarkan emas atau perak sepenuh telapak tangannya, mencari or­ang yang mau menerimanya namun ia tidak mendapat seorangpun yang mau menerimanya. Dan seseorang diantaramu akan bertemu Allah pada hari pertemuan itu, yang antara dia dengan Tuhan tidak ada penterjemah yang menterjemahkan. Maka sungguh Dia (Tuhan) berfirman kepadanya: “Tidakkah aku mengutus kepadamu seorang Rasul yang menyampaikan kepadamu (kerisalahan) ?” Ia menjawab : “Ya”. Lalu ia melihat sebelah kanannya, ia tidak melihat kecuali Jahannam dan melihat kesebelah kirinya, ia tidak melihat kecuali Jahannam. ‘Adi berkata : “Saya mendengar Nabi saw. bersabda : “Jagalah dari neraka walaupun dengan separoh kurma, jika kamu tidak mendapati separoh kurma maka dengan kata-kata yang baik. ‘Adi ra. berkata : Lalu saya melihat sekedup yang berangkat dari Hirah sehingga thawaf di Ka’bah sekedup itu tidak takut kecuali kepada Allah. Dan saya termasuk orang-orang yang menaklukkan perbendaharaan Kisra bin Hurmuz dan sungguh jika kalian hidup lama (panjang umur), niscaya kalian akan menyaksikan apa yang telah disabdakan oleh Nabi, ayah Qasim saw. yaitu : “Orang mengeluarkan sepenuh telapak tangannya”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Orang-orang bertanya : “Wahai Rasulullah, apakah kami melihat Tuhan kami dihari Qiamat?”. Beliau bersabda : “Apakah kamu saling memadharatkan dalam melihat matahari di siang hari yang tidak berawan ?” Mereka menjawab : “Tidak” Rasulullah saw. bersabda : “Demi Dzat yang jiwaku ditanganNya, tidaklah kamu saling memadharatkan dalam melihat Tuhanmu, kecuali sebagaimana kamu saling memadharatkan dalam melihat salah satu dari keduanya (matahari atau bulan purnama)”. Beliau bersabda : “Maka Tuhan menemui hamba”. Lalu Tuhan berfirman : “Wahai Fulan, tidakkah aku memuliakanmu ?, tidakkah Aku menjadikanmu sebagai tuan ? tidakkah Aku menjodohkanmu ?, tidakkah Aku menundukkan bagimu kuda dan unta ? Aku biarkan kamu sebagai pemimpin dan mendapat seperempat (rampasan)”. Maka ia menjawab : “Ya” Rasulullah saw bersabda : “Maka Tuhan berfirman : “Apakah kamu menduga bahwa kamu akan bertemu Aku ?” Dia menjawab : “Tidak”. Lalu Tuhan berfirman : “Sesungguhnya Aku melupakanmu, sebagaimana kamu melupakan Ku”. Kemudian Tuhan menemui orang yang kedua, lalu Dia berfirman : “Wahai Pulan, tidakkah Aku memuliakanmu ?, tidakkah Aku menjadikanmu sebagai tuan ?, tidakkah aku menjodohkanmu ?, tidakkah aku menundukkan kuda dan unta ? Dan Aku biarkan kamu sebagai pemimpin dan mendapat seperempat (rampasan) ?”. Maka Dia menjawab : “Ya, wahai Tuhan”. Lalu Tuhan berfirman : “Apakah kamu menduga bahwa kamu akan bertemu dengan Ku ?”. Dia menjawab : “Tidak”. Maka Tuhan berfirman: “Maka sesungguhnya Aku melupakanmu, sebagaimana kamu melupakanKu”. Kemudian Tuhan bertemu dengan orang yang ketiga, maka Tuhan berfirman kepadanya seperti itu juga. Lalu dia menjawab : “Wahai Tuhan, saya beriman kepada Mu, kepada Kitab Mu dan kepada Rasul-rasul Mu, saya shalat, berpuasa dan bersedekah”, dan la memuji dengan kebaikan yang di bawah kemampuannya. Maka Tuhan berfirman: “Jika demikian, disini”. Rasulullah saw. bersabda : “Kemudian dikatakan kepadanya : “Sekarang Kami bangkitkan saksi-saksi Kami atasku”. Dia berfikir dalam hatinya : “Siapakah orang yang menjadi saksi atasku ?” Lalu mulutnya dikunci,dan dikatakan pada pahanya, daging dan tulangnya : “Berkatalah !”, maka paha, daging dan tulangnya mengatakan amalnya. Yang demikian itu agar dapat membuat alasan bagi dirinya, itulah orang munafik dan itulah orang yang dimurkai Allah”. (Hadits ditakhrij oleh Muslim).
Dari Anas bin Malik ra., la berkata : “Kami ada di sisi Rasulullah saw beliau tertawa, lalu bersabda : “Tahukah kalian sebab apakah aku tertawa ?”. Kami menjawab : “Al­lah dan Rasul Nya lebih tahu”. Rasulullah saw. bersabda : “Termasuk percakapan hamba pada Tuhan Nya Yang Maha Mulia lagi Maha Besar berkata : “Wahai Tuhan, tidakkah Engkau menyelamatkan aku dari kezhaliman ?” Rasulullah saw. bersabda : “Tuhan bertirman : “Ya” Rasulullah saw. bersabda : “Ia berkata : “Sesungguhnya saya tidak melewatkan diriku, kecuali ada saksi dariku”. Rasulullah saw. bersabda : “Maka Tuhan berfirman : “Cukuplah dirimu sebagai saksi pada hari ini, juga malaikat Kiraman Katibin sebagai saksi”. Rasulullah saw. bersabda : “Kemudian mulutnya dikunci, dan dikatakan kepada anggota-anggota badannya : “Berkatalah”. Rasulullah saw. bersabda : “Maka anggota-anggota badannya mengatakan amalnya”. Rasulullah saw. bersabda : Kemudian antara dia dengan perkataan itu diputuskan. Rasulullah saw bersabda : “Or­ang itu berkata : “Jauhlah dan binasalah kamu, untukmulah saya membela”. (Hadits ditakhrij oleh Turmidzi).
Dan Abu Hurairah dan Abu Said ra. berkata : Rasulullah saw bersabda : “Pada hari Qiamat hamba didatangkan, kemudian Allah berfirman kepadanya : “Tidakkah Aku jadikan bagimu pendengaran dan penglihatan, harta dan anak-anak, Aku tundukkan bagimu binatang ternak dan tumbuh-tumbuhan, dan Aku membiarkan kamu menjadi pemimpin dan mendapat seperempat (rampasan) ? Tidakkah kamu menyangka bahwa kamu akan ketemu dengan Ku pada hari ini ?” Rasulullah saw. bersabda : “Lalu ia menjawab : “Ya”. Maka Tuhan berfirman kepadanya: “Pada hari ini Aku melupakanmu, sebagaimana kamu melupakan Ku”.
Dan Anas ra. dari Nabi saw. bersabda : “Pada hari Qiamat anak Adam dibawa, seolah-olah dia anak kambing lalu dihadapkan Allah. Kemudian Allah berfirman kepadanya : “Aku telah memberimu, menganugerahkan kepadamu dan Aku telah memberikan ni’mat atasmu, apakah yang telah kamu kerjakan ?”. Lalu ia menjawab : “Wahai Tuhan, saya telah mengumpulkan dan membuahkannya, kemudian sebagian besarnya telah saya tinggalkan, maka kembalikanlah saya, lalu saya kembalikan lagi kepada Mu”. Apabila seorang hamba tidak mengamalkan kebaikan, maka ia diteruskan ke neraka”. (HR. Turmudzi).

JEJAK SEJARAH MURSYID THORIQOH AT-TIJANI SYEKH MUHAMMAD BIN YUSUF

  "Jejak Histori Syekh Muhammad bin Yusuf sukodono - Ampel Surabaya, abahny a KH Ubaid dan KH Zaid, salah satu pembawa Thoriqoh At-Tija...