Friday 28 October 2016

INTISARI KITAB AL-HIKAM

INTISARI KITAB AL-HIKAM

PENDAHULUAN 

Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Penyayang. Segala puji-pujian bagi Allah, Pemelihara sekalian alam. Selawat disertai salam  atas yang paling mulia di antara Rasul-rasul, Muhammad Rasul yang Amin, dan atas sekalian keluarga dan sahabat-sahabat baginda saw.


Aku ridha Allah adalah Tuhan, Islam adalah Agama, Nabi Muhammad saw adalah Nabi dan Rasul, al-Quran adalah Imam, Kaabah adalah Kiblat dan Mukmin adalah saudara.

Wahai Tuhanku! Engkau jualah maksud dan tujuanku dan keredaan Engkau jua yang daku cari. Daku mengharapkan kasih sayang-Mu dan kehampiran-Mu.



Kitab al-Hikam karangan Imam Tajuddin Abu Fadhli Ahmad bin Muhammad bin Abdul Karim bin Athaillah Askandary boleh dianggap sebagai buku teks yang perlu dipelajari oleh orang-orang yang mau mendalami ilmu tauhid / tasawuf serta berjalan pada jalan ke-tauhid-an. Dalamnya mengandung kata-kata hikmah yang boleh dijadikan petunjuk jalan menuju Allah SWT. dan mencapai keridhaan-Nya.

Pada mulanya aku mengenali Kitab al-Hikam pada namanya saja. Apa yang dikatakan sebagian kitab ini merupakan sebuah kitab yang sukar difahami. Hanya sedikit saja sebagian guru-guru yang mampu mengajarkan kitab ini. Anggapan yang telah tertanam dalam fikiranku adalah hanya orang-orang yang khusus saja layak mempelajari kitab tersebut. Oleh yang demikian aku tidak pernah mencoba untuk mempelajarinya.

Kehendak Allah SWT atas segala perkara. Ketika aku mulai memperdalam tentang ke-tauhid-an timbullah minat dan kecenderungan untuk mengetahui isi Kitab al-Hikam. Aku mula mempelajari syarah-syarah kitab tersebut yang boleh didapati di toko-toko buku. Sedikit sekali kefahaman yang terbuka kepadaku. Kemudian aku mempelajari kitab-kitab tasawuf yang aku dapatkan dari berbagai sumber. Berbekal sedikit pengetahuan dalam ilmu tasawuf, Aku mempelajari semula Kitab al-Hikam. Apa yang aku fahamkan itu aku tuliskan sebagai satu cara pembelajaran. 

Apa yang aku pahami dan peroleh dari khazanah al-Hikam ingin aku bagikan dengan saudara-saudara Muslimku. Mudah-mudahan Allah SWT. memberikan taufik dan hidayat kepada kita semua.

Penyusun Syarah al-Hikam ini bukanlah seorang yang alim dalam ilmu tasawuf, apa lagi ilmu fiqih. Oleh karena itu ada baiknya jika saudara-saudara yang membaca kitab ini merujukkan kepada orang yang alim. Jika terdapat perbedaan pendapat di antara isi kitab ini dengan perkataan orang alim, anggaplah kefahaman penyusun yang telah khilaf dan berpeganglah kepada perkataan orang alim. Penyusun memohon maaf atas kekhilafan tersebut. Sekiranya apa yang disampaikan dalam kitab ini adalah benar, maka sesungguhnya kebenaran itu dari Allah SWT. Hanya Dia yang patut menerima pujian. Hanya kepada-Nya kita bersyukur.

Wahai saudara-saudaraku yang aku kasihi.

Ilmu adalah nur. Hati juga nur. Dan, Nur adalah salah satu nama daripada Nama-nama Allah s.w.t. Nur Ilahi, hati dan ilmu berhubung rapat. Hati yang suci bersih menjadi bekas yang sesuai untuk menerima pancaran Nur Ilahi. Hati yang dipenuhi oleh Nur Ilahi mampu menerima Nur Ilmu dari alam ghaib. Nur Ilmu yang dari alam ghaib itu membuka hakikat alam dan hakikat Ketuhanan. Hati yang menerima pengalaman hakikat memancarkan nurnya kepada akal. Akal yang menerima pancaran Nur Hati akan dapat memahami perkara ghaib yang dinafikan oleh akal  biasa. 

Bila hati dan akal sudah beriman hilanglah keresahan pada jiwa dan kekeliruan pada akal. Lahirlah ketenangan yang sejati. Hiduplah nafsu muthmainnah menggerakkan sekalian anggota zahir dan  batin supaya berbakti kepada Allah s.w.t. Jadilah insan itu seorang hamba yang sesuai zahirnya dengan Syariat  dan batinnya dengan kehendak dan lakuan Allah s.w.t. Bila Allah s.w.t memilihnya, maka jadilah dia seorang insan Hamba Rabbani, Khalifah Allah yang diberi tugas khusus dalam melaksanakan kehendak Allah s.w.t di bumi.

Khalifah Allah muncul dalam berbagai-bagai bidang. Mana-mana bidang yang dipimpin oleh Muslim yang bertaraf Khalifah Allah akan menjadi cemerlang dan kaum Muslimin akan mengatasi kaum-kaum lain dalam bidang berkenaan. Khalifah ekonomi akan membawa ekonomi umat Islam mengatasi ekonomi semua kaum lain. Khalifah tentera akan membebaskan umat Islam dari  kaum penjajah dan penindas yang zalim. Khalifah dakwah akan membukakan Islam yang sebenarnya dan membersihkannya dari  bidaah, kekarutan dan kesesatan. Bila semua bidang kehidupan dipimpin oleh Khalifah Muslim maka umat Islam akan menjadi umat yang teratas dalam segala bidang.

Mulailah belajar membentuk hati agar ia menjadi bercahaya dengan Nur Ilahi. Nur Ilahi adalah lentera bagi hati yang akan mengalahkan segala jenis senjata dan segala jenis sistem, walau bagaimana canggih sekali pun. Bila Nur Ilahi sudah memenuhi ruang hati umat Islam maka umat Islam akan menjadi satu padu yang tidak akan dapat dikalahkan oleh siapa pun, dalam bidang apa sekalipun. Insya-Allah !

#Nikmat Gusti Allah SWT. dapat Menghancurkanmu



Takutlah, bila kebaikan Allah yang selalu diberikan kepadamu pada saat dirimu tetap berbuat kemaksiatan kepadaNya, maka semua itu akan menghancurkanmu. Ingatlah firman Nya, "Pada saatnya nanti Aku akan menarik mereka secara berangsur-angsur (kepada kehancuran) secara tidak diketahuinya.

Orang yang berkeluh kesah dan berpikir pendek seringkalimengeluh, "Betapa diriku sudah melakukan perintahNya dan menjauhi laranganNya namun karunia dan nikmat masih belum tercurahkan. Sedangkan mereka yang selalu berbuat durhaka dan Selalu melanggar perintah Nya, namun bergelimang kenikmatan semakin dosa, semakin besar kenikmatan yang diterima."

Jalan pikiran ini seringkali engkau dengar dari mulut orang-orang yang tampaknya tekun menjalankan ibadah, orang awam. Orang awam semacam ini sibuk meng-hitung amalnya dan senantiasa berharap Allah membalas imbalan.

Ia tak pernah segan-segan untuk 'menuntut' yang dianggap Hak nya dari Allah. Padahal jika dipikir secara makrifat, sesungguhnya engkau akan menemukan hikmah di balik kenyataan hidup yang ada ini. yaitu kenyataan di mana orang yang taat, tetapi keadaan kehidupannya sengsara. Sedangkan orang yang ingkar, sepertinya bergelimang kenikmatan.

Gusti Allah memberi karunia dan nikmat kepada orang yang durhaka kepadaNya, bukan berarti Dia sangat sayang kepada hambaNya itu. Kenikmatan yang diberikan itu tak lebih dari sesuatu yang justru mencelakakan. Allah membiarkan orang-orang yang tidak takut terhadap pengguna-an kenikmatan. Sehingga mereka ini berjalan selangkah demi selangkah, dan tergelincirlah ke jurang tanpa bisa keluar lagi. Sebab pencabutan kenikmatan dunia bisa saja dilakukan Gusti Allah secara perlahan-lahan sehingga nyaris tak tampak.

Gusti Allah membiarkan orang durhaka terus berkutat pada dosa-dosanya. Dengan kenikmatan yang ada, justru semakin mempercepat dan mempermudah seseorang untuk berbuat durhaka.
Kalau sudah demikian, maka apakah nikmat  Allah yang mereka terima itu merupakan karunia? Sesungguhnya nikmat yang diterima bagi para pendosa merupakan suatu kebinasaan yang tak disadari.

Adapun orang orang yang menempuh jalan Ma'rifat, ia akan sangat takut ketika menerima karunia (nikmat) dari Allah, ketakutannya karena jangan-jangan nikmat yang diterima itu dapat mencelakakan dan penyebab jauh dari jalan Allah. Karenanya, golongan orang-orang yang bermata hati ini senantiasa bersyukur, Lalu menggunakan kenikmatan itu sebagai media sarana untuk menempuh jalan menuju Allah. Mereka menyadari akan firman Allah, 

"Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu kesenangan. Sehingga jika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami akan menyiksa mereka dengan tiba-tiba. Maka ketika itu mereka terdiam berputus asa." (QS. Al An'am 44)

“Jika engkau berpisah dengan hari esok, maka tak akan bisa berjumpa kembali. Dan hari ini, tak dapat kau cari di esok hari.”

“Semakin lama, hitungan harimu memang semakin banyak. Tapi pada hakikatnya, setiap hari berkurang terus dan semakin mendekati batas akhir, kematian.”
“Dalam hadits Bukhari, diterangkan bahwa suatu ketika Rasulullah saw menepuk pundak ibnu umar seraya berkata,”ketika engkau berada di sore hari, jangan menanti datangnya pagi. Ketika engkau berada di pagi hari, janganlah menunggu datangnya petang. Manfaatkanlah sehatmu untuk sakitmu dan pergunakan hidupmu untuk matimu.”
“Yang harus kita lakukan adalah menyandarkan diri sepenuhnya kepada Allah jangan banyak meminta, baik permohonan yang berkenaan dengan rezeki (dunia) maupun berkenaan dengan urusan akherat. Diminta atau tidak, jika Allah menghendaki pastilah terjadi.”
“Setiap nafas yang berhembus darimu, disitulah takdir Allah berlaku kepadamu.”
“Jika aku mau tegak berdiri dan berikhtiar maka Allah maha bijaksana dalam menentukan takdirnya kepadaku.”
“Cermin hati yang terwujud dalam gerak-gerik dan lahiriahmu, maka itulah yang disebut aura. Karena itu engkau mampu membentuk hatimu menjadi jernih, pikiranmu menjadi bersih, setiap langkah yang kau jejakkan dimuka bumi ini niscaya baik. Hidupmu akan bermanfaat bagi sesama.”
“diantara tanda-tanda matinya hati adalah tidak adanya kesedihan setelah terlewatkan kesempatan beramal taat, dan tidak ada penyesalan terhadap suatu pelanggaran yang engkau lakukan.”
“Sebagian ulama berpendapat bahwa matinya hati itu disebabkan tiga sifat, yaitu cinta kepada dunia secara berlebihan, ceroboh dan kurang berzikir, serta menuruti hawa nafsu.”
“Nabi bersabda,”Dunia ini penjara bagi orang beriman dan surga bagi orang kafir”
“Ali bin Abi Thalib ra, “Perumpamaan dunia seperti ular yang lunak ketika disentuh, sedangkan racunnya mematikan.”
“Carialah sesuatu yang bermanfaat di dunia ini. Adapun yang bermanfaat adalah ilmu dan amal.”
“Ada dua nikmat yang tak satupun makhluk terlepas darinya, dan setiap yang wujud itu itu terjadi dari keduanya, yaitu imjad dan nikmat imdad.
• Imjad adalah kenikmatan yang disebabkan oleh terwujudnya benda-benda atau sesuatu yang pada mulanya tidak ada menjadi ada.
• Imdad adalah kenikmatan yang disebabkan oleh tetap adanya sesuatu yang sudah ada sehingga menjadi lebih sempurna.

Pertolongan Allah ada 2 macam :

1. Pertolongan jasmani
Dimana kita terpenuhi kebutuhan jasmani kita, pertolongan ini diberikan kepada semua makhluk yang melata dimuka bumi.
“Dan tidak ada satu binatang melatapun di muka bumi melainkan Allah jua yang memberi rezekinya, dan ia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat menyimpan rezekinya. Dari semua itu terdapat dalam kitab yang nyata.” (QS. Hud : 6)

2. Pertolongan rohani
Adalah berupa ilmu dan iman yang tertanam di dalam hati
“Nabi Nuh selama ratusan tahun berdakwah namun pengikutnya 70-80 orang saja”
“Pondasi kita adalah keimanan, janganlah terlalu mengharapkan yang manis saja dalam hidup ini karena sering kali yang manis itu membuat sakit perut, dan jangan pula takut terhadap yang pahit karena siapa tahu dalam pahit itu mengandung obat yang manjur.”
“Jangan menuntut terhadap Allah karena keterlambatan terkabulnya permohonanmu, namun tuntutlah dirimu sendiri yang kurang sopan.”

Tanda ikhlas itu ada 3,
Pertama ialah pujian dan celaan orang sama saja bagi dirinya.
Kedua tidak riya' dalam beramal taat ketika ia sedang melaksanakan amal itu.
Ketiga, amal itu dilakukan hanya mengharap pahala akherat.”

#Bukanlah Dzikir Jika Tidak Disertai Perenungan dan penyaksian

"Tidak akan terjadi dzikir jika tidak disertai dengan perenungan dan penglihatan mata hari (kepada Allah)". 

Dzikir itu meliputi amalan-amalan yang tampak seperti shalat, puasa, sedekah, menolong orang lain, berbaik sikap terhadap tetangga atau sesama manusia. Dzikir dapat dikatakan efektif apabila engkau sertai dengan perenungan dan penglihatan kepada Allah. Tentu saja melalui mata batinmu. Sehingga semua amal yang engkau lakukan semata-mata dikerjakan ikhlas karena Allah. Segala tindak-tanduk merasa selalu diawasi oleh Allah.

#Tugas Anggota Lahiriah dan Hati Terhadap Allah

"Allah memperlihatkan DzatNya kepadamu sebelum memintamu untuk bersaksi atas kebesaranNya. Maka anggota lahir mengakad sifatNya dan hati menyatakan sifat keesa-anNya".

Allah Maha Berkehendak dan Maha Tahu. Sebelum Dia menuntut hambaNya untuk beribadah, terlebih dahulu memperlihatkan kebesaran dan keluburanNya. Untuk itu setiap anggota lahiriah-anggota badan mempunyai tugas sendiri-sendiri. Semua tugas itu dalam rangka beribadah kepadaNya.

Engkau dikaruniai alat tubuh yang sempurna, mulai mata. telinga, kaki, tangan, indera perasa, indera pencium, dan indra peraba, semua itu diciptakan Allah karena mempunyai tujuan dan tugas masing-masing.

Dirimu memiliki lisan (mulut) mempunyai kewajiban untuk melaksanakan tugas beribadah, misalnya mengucapkan dua kalimat syahadat, mengucapkan takbir, membaca surat Al Fatihah, membaca dzikir dzikir lisani, membaca tasbih, mengucapkan dan menjawab salam, melakukan amar makruf dan nahi munkar, mengajar orang yang tidak mengerti, memberi nasihat, memimpin orang sesat, memberi kesaksian yang benar dan membenarkan perkataan orang.

Tugas telinga dalam rangka beribadah kepada Allah misalnya mendengarkan sesuatu yang baik, mendengarkan nasihat agama, mendengarkan bacaan imam ketika shalat dan sebagainya. Jangan kemudian telinga digunakan untuk mendengarkan sesuatu yang haram. Perkara haram yang harus dihindari misalnya mendengarkan masalah-masalah yang berkaitan dengan kekufuran, bid'ah dan sejenismya, mendengarkan rahasia  lain, mendengarkan suara perempuan yang menimbulkan syahwat, dan sebagainya.

Adapun tugas mata dalam rangka beribadah misalnya melihat Al Quran dan kitab kitab ilmu sewaktu harus mempelajari isinya agar dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah, menyaksikan kebesaran Allah melalui makhluk Nya, dan sebagainya. Jangan kemudian mata engkau jadikan sebagai sarana untuk memandang sesuatu yang menyenangkan syahwat mu.

Selain itu, ada pula organ tubuh yang diciptakan Allah sebagai Indra perasa, yaitu lidah. Hendaknya engkau dapat memahami untuk apakah lidah diciptakan. Sebagai manifestasi ibadah kepada Allah, maka gunakanlah lidahku untuk sesuatu yang baik, misalnya mencicipi sesuatu. Dengan demikian engkau akan bisa bersyukur manakala merasakan nikmat yang diberikan Allah kepada mu. Jangan kemudian lidahmu engkau gunakan untuk mencicipi minuman keras atau racun, memakan makanan yang diharamkan dan sebagainya.

Allah juga menciptakan Indra penciuman yang disebut hidung. Gunakanlah dalam rangka beribadah. Tugas indra kita ini misalnya untuk membedakan  sesuatu yang halal dan yang haram, untuk membau mana yang racun dan mana yang tidak, untuk membau sesuatu yang bermanfaat dan sebagainya.

Tubuhmu dilengkapi dengan sepasang tangan untuk menunaikan tugas beribadah kepada Allah. Melalui tanganmu itu engkau harus bekerja mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan hidup. Dengan nafkah yang kau dapatkan dapat dimanfaatkan untuk jalan ibadah misalnya infaq, menafkahi anak dan istri, menyantuni yatim piatu dan untuk biaya menegakkan agama Allah. Gunakan pula tanganmu membimbing orang yang menbutuhkan Pertolongan, gunakan untuk membasuh wajah ketika berwudiu dan masih banyak hal-hal lainnya yang dapat engkau lakukan dengan tanganmu.

Adapun tugas kaki adaiah untuk berjalan mendatangi masjid menunaikan shalat berjamaah, melaksanakan thawaf wajib dan sa'i, menghadiri pertemuan yang membicarakan hukum-hukum Allah, menghadiri undangan, menghadiri majelis ta'lim dan sebagainya. Janganlah kaki engkau gunakan untuk mendatangi tempat-tempat maksiat.

Tugas-tugas Hati

Ada dua macam tugas hati dalam beribadah kepada Allah, yaitu yang telah disepakati wajib nya dan masih diperselihkan wajibnya.

Adapun perbuatan hati yang termasuk wajib dan telah disepakati adalah :

1. Ikhlas dalam beramal.

2. Mahabbah (Cinta) kepada Allah dan Rasulnya.

3. Sabar dalam menerima ujian

4. Takut kepada Allah SWT.

5. Mempunyai harapan yang kuat kepadaNya

6. Memantapkan niat untuk beribadah, 

7. Membenarkan sesuatu yang sudah pasti kebenarannya.

Adapun yang masih diperselisihkan wajibnya antara lain Ridla dalam menerima segala ketentuan Allah dan khusuk dalam shalat.

Sedangkan perbuatan hati yang harus dihindari karena dianggap haram adalah : Takabur (sombong), riya' (pamer) dalam beramal, ujub (berbangga diri), ghaflah (lalai), Hasud (dengki), nifak (kufur dan maksiat) merasa aman dari hukuman Allah, berputus asa dalam mengharap rahmatNya, merasa gembira jika melihat saudara sesama muslim yang kesusahan, mengharap kecelakan atau musibah bagi orang muslim, dan mempunyai keinginan untuk mengerjakan kemaksiatan.


JEJAK SEJARAH MURSYID THORIQOH AT-TIJANI SYEKH MUHAMMAD BIN YUSUF

  "Jejak Histori Syekh Muhammad bin Yusuf sukodono - Ampel Surabaya, abahny a KH Ubaid dan KH Zaid, salah satu pembawa Thoriqoh At-Tija...